April 30, 2011

Gereja Pantekosta GPDI Sleman Dimolotov

REP | 29 April 2011 | 16:26 55 3 Nihil


13040687221498803643

Pendeta Nico Lomboan, pemimpin jemaat Gereja Pantekosta GPDI di Pangukan, Sleman, Yogyakarta, melaporkan pelemparan molotov terhadap gerejanya. Aksi tak bertanggungjawab tersebut terjadi pada dinihari tadi jam 01.00 WIB. Pelakunya ialah 2 orang pengendara motor yang mengenakan penutup wajah. “Tadi pagi jam 1 dinihari, bom molotov dilempar tapi untungnya tidak masuk ke gereja,” kata Pendeta Nico (Jumat, 29/4)

Bom molotov yang dilempar tersangkut di talang gereja dan meledak di tembok sehingga membakar tembok gereja. Bunyi molotov dan nyala api di tembok cukup besar sehingga membangunkan warga sekitar gereja yang sebagian besar sudah tertidur. “Dua orang pelakunya pakai sepeda motor. Kebetulan rumah saya di samping gereja dan adik sepupu saya tidur di gereja. Pas dia mau tidur, bom meledak. Tetangga sempat melihat dua pelaku pakai sepeda motor dan mukanya ditutupi cadar sehingga matanya saja yang kelihatan,” terangnya.

Kenapa konflik dan budaya kekerasan diimpor dari negeri seberang ke Bumi Nusantara tercinta? Adakah yang tahu jawabnya? Salam Indonesia…..

Sumber Berita dan Foto: http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=25647

Anand is Convinced that the Allegation Against Him is Merely a Slander

Source: http://www.mediaindonesia.com/read/2011/04/27/221161/37/5/Anand-Krishna-Mogok-Makan-hingga-Ajal-M...

Translated from Bahasa Indonesia by Sylvia who is working in Belgium now.

The big smile of Krishna Kumar Tolaram Gangtani, also often called Anand Krishna, 55, greeted the guests who visited him at the Police Hospital, Kramatjati, East Jakarta. Although his body became weaker, the spirit still radiates from the man, who up to this date already conducted a hunger strike for 49 days.

Since March 9th, Anand started to conduct his action because he felt he was treated unfair. “The sexual allegation against me is not proven in court, but the judge decided arbitrarily to detain me. For that reason, I went on hunger strike to fight against this injustice,” he said softly.

Anand is convinced that the allegation against him is merely a slander. According to him, he has been cooperative by always present at trials, although the trial schedule was determined arbitrarily by the judge, with the knowledge of the prosecutors.

On his 8th day of hunger strike, Anand collapsed when attending a trial in the State Court of South Jakarta. He had been rushed to Fatmawati Hospital before eventually received a treatment in the Police Hospital. The judge and prosecutors ordered Anand to be given intravenous. “I already asked them to remove the intravenous but my request was ignored. I will conduct a hunger strike without a time limit, until my death,” said Anand resolutely.

Anand’s persistence, as considered by Human Rights activist Ifdhal Kasim, showed that he was struggling for truth. According to Ifdhal, somebody will not withstand a hunger strike for 50 days if he is not convinced what he is fighting against is true.

“I plead the Supreme Court to oversee the trial earnestly,” Anand requested.

On the other side, Helmy from the Anand Krishna’s Advocacy Committee revealed many peculiarities which happened at the trial of Anand. Among others is the confession of Tara Pradipta Laksmi, 20, who mentioned that she was treated inappropriately by Anand on March 21st, 2009 in Ciawi, Bogor. In fact, at that moment Anand was having a meeting in Jakarta with a number of people. There is an attendance list and there are witnesses. “Moreover, the report from Cipto Mangunkusumo Hospital which was made by Dr. Mu’min Idries stated that Tara’s virginity remains normal and intact, no signs of violence has been found in her genitalia,” said Helmy.

Law practitioner Adnan Buyung Nasution , who also visited Anand in the Police Hospital, admitted that he was concerned with the attitude of the judge who is trying this spiritual figure. According to him, the judge behaves as though Anand were guilty without the principle of innocent until proven guilty. The judge’s attitude violated the Criminal Code Procedure and the ethical code of a judge. “The case is in the process, only 9 of 26 witnesses have given their testimony, the demand of the prosecutor and the plea is not heard, and there is no verdict of the court yet. It means that there is not enough evidence to declare Anand guilty,” uttered Buyung.

Because of this arbitrariness Anand Krishna continued to fight without violence. “I am not angry, but I am disappointed with the law which has been corrupted. I expect you and your descendants will not go through the persecution that I experienced,” he said. (Muhammad Fauzi/J-3)

http://www.allvoices.com/contributed-news/8927383-anand-is-convinced-that-the-allegation-against-him-is-merely-a-slander

http://www.peacenext.org/profiles/blogs/anand-is-convinced-that-the?xg_source=activity

http://ireport.cnn.com/docs/DOC-599446

http://freeanandkrishna.com/en/

April 27, 2011

Finally Anand Stops His Hunger Strike

Finally Anand Stops His Hunger Strike

Jakarta : Indonesia | Apr 27, 2011
1 0
Views: 37
Back
1 of 1
Next
Anand Krishna
Anand Krishna after Conducting 50 Days Hunger Strike for Justice in Indonesia

Add your media to this report: Images | Videos Cell phones use report code: @8907467

Edit Report

Anand Krishna keeps his promise to conduct a hunger strike until justice for himself realized. Currently, he has begun to taste meals for the first time, after a hunger strike for 45 days. "Praise be to Allah, since last night (Tuesday, 26/04/2011) he was willing to eat," said Senior Commissioner Mas Ibnu Hajar, Head of Medical Services of Police Hospital Raden Said Sukanto (Police of Indonesian Republic), Kramat Jati, East Jakarta, when we met him in his office on Wednesday (04/27/2011).

He admitted that he was relieved by Anand Krishna's decision because he did not want to see his patient die. "His weight is really decreased and his condition is very weak," said police officer who is also a forensic specialist.

Anand's decision, said Ms. Mas Hajar, was taken after the letter from the South Jakarta District Court which is to cancel the detention of this spiritual leader.

Anand's friends assess the decision as a form of injustice because it puts Anand as the perpetrator of sexual abuse prior to the sentencing court. "In fact, not all witnesses has been heard," said Dwi Ria Latifah, Anand's attorney team members some time ago. "Yesterday a cancellation letter (decision) of court (South Jakarta) came.

The letter was a response to the petition of consideration proposed by the prosecution. This morning a letter from the prosecutor's reply arrived. Therefore, Mr. Anand was allowed to go home," said Ibnu.

With the letter from the South Jakarta District Court, said Ibnu, the status of a prisoner who was previously imposed on Anand Krishna has been revoked. In the meantime, further proceedings can be held if Anand's condition back to normal.

This article is translated by Harny from Bahasa Indonesia.

Source: Kompas http://megapolitan.kompas.com/read/2011/04/27/14561510/Akhirnya.Ana...

Akhirnya Anand Boleh Pulang

Akhirnya Anand Boleh Pulang

REP | 27 April 2011 | 16:48 48 1 1 dari 1 Kompasianer menilai aktual

1303897280146086163

Sumber Foto dan Berita: http://megapolitan.kompas.com/read/2011/04/27/14561510/Akhirnya.Anand.Hentikan.Mogok.Makan

Anand Krishna menepati janjinya. Ia menghentikan mogok makan kalau keadilan atas dirinya terwujud. Anand telah mulai mencicipi makanan untuk pertama kalinya. Pasca berjuang tanpa kekerasan selama 49 hari.

“Alhamdulillah, sejak tadi malam (Selasa, 26/4/2011 ) beliau sudah mau makan,” kata Kombes Mas Ibnu Hadjar, Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian Rumah Sakit Raden Said Sukanto (Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur

Ia mengaku lega dengan keputusan Anand Krishna karena tak ingin melihat pasien yang ditanganinya meninggal dunia. “Berat badannya sudah sangat turun dan kondisinya lemah sekali,” ujar perwira Polri yang juga dokter spesialis forensik itu.

Lebih lanjut menurut Mas Ibnu Hadjar, keputusn itu diambil setelah adanya surat dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang membatalkan keputusan penahanan terhadap tokoh spiritual ini.

“Kemarin surat pembatalan (putusan) dari pengadilan (Jaksel) turun. Surat itu merupakan jawaban atas permohonan pertimbangan yang diajukan pihak kejaksaan. Tadi pagi surat balasan dari kejaksaan tiba. Karena itu, Pak Anand sudah boleh pulang,” kata Ibnu.

Terbitnya surat dari PN Jaksel tersebut menafikan status tahanan yang sebelumnya dikenakan pada diri Anand Krishna. Kemudian, proses peradilan baru bisa dilangsungkan lagi kalau kondisi kesehatan Anand kembali normal.

Berikan dukungan Anda di http://freeanandkrishna.com/

April 26, 2011

Mogok Makan Anand Krishna Inspirasi Perjuangan Rakyat Tibet

Mogok Makan Anand Krishna Inspirasi Perjuangan Rakyat Tibet

OPINI | 27 April 2011 | 01:18 12 0 Nihil

1303841293536657089

Mogok makan Anand Krishna menginspirasi perjuangan rakyat Tibet. Terutama yang berada di pengungsian di Dharmasala, India Utara. Mereka menggunakan cara ahimsa ini untuk melawan invasi Rezim Komunis China. Gerakan massa tersebut bertajuk Tibetan Students Call for “Fast For Freedom” to Protest Chinese Crackdown.

Pada Selasa (19/4/2011) ratusan mahasiswa Tibet menggelar aksi mogok makan dan tutup mulut. Sebagai bentuk solidaritas bagi para korban pembantaian di daerah Ngaba, Tibet yang terus berlangsung hingga kini. Mereka juga menuntut pembebasan para tahanan politik. Antara lain Lama Panchen yang baru ditangkap oleh tentara China di daerah Ngaba. Tokoh lain yang ditahan ialah Lobsang Tsundrue dan Lobsang Dhargay dari Biara Kirti.

Kembali ke Indonesia, Rabu (27/4/2011) ialah hari ke-49 Anand Krishna menuntut keadilan. Bukan dengan cara kekerasan tapi dengan mogok makan. Bukan nyawa orang lain yang dikorbankan melainkan nyawanya sendiri menjadi taruhan. Sudah 26 kg berat badannya hilang. Bahkan sempat muntah dan mengeluarkan cairan empedu dari lambungnya.

Ironis, sampai saat ini Hari Sasangka yang berwenang mencabut surat penahanan tak mengindahkan kesehatan penulis 140 buku tersebut. Padahal 10 dokter sudah merekomendasikan surat permohonan penangguhan penahanan. Agar Anand bisa menghentikan mogok makan dan dirawat di rumah secepatnya. Sebelum semua menjadi terlambat. Indonesia bisa menjadi sorotan dunia internasional karena pelanggaran HAM. Sebab kasus Anand Krishna sudah menjadi pemberitaan global kini.

Pergerakan tanpa kekerasan Anand Krishna dan para mahasiswa Tibet sungguh menemukan relevansinya kini. Tatkala caci-maki, aksi kekerasan dan teror bom menghantui Indonesia dan belahan dunia lainnya. Dari tawuran antar suporter sepakbola, pertikaiaan antara aparat keamanan dan warga setempat, sampai konflik bersenjata di Timur Tengah. Padahal kekerasan hanya melahirkan kekerasan. Senada dengan pesan Mahatma Gandhi, “Bila mata diganti mata maka seluruh dunia akan menjadi buta.”

Sukses gerakan ahimsa niscaya membuat gerah pihak tertentu. Terutama para produsen senjata yang menarik keuntungan dari aneka konflik yang sengaja diciptakan. Sebab bila terjadi perang, senjata menjadi kebutuhan pokok. Harga senjata melambung tinggi. Bahkan saat menerbangkan pesawat-pesawat tempur untuk membombardir daerah lawan, dibutuhkan bahan bakar pesawat. Pihak perusahaan minyak meraup keuntungan besar. Walau itu musti mengorbankan nyawa ribuan orang.

Mari kita mengakhiri zaman survival of the fittest. Hukum rimba yang memberlakukan dalil, “Siapa kuat dia menang,” sudah usang. Saatnya mengedepankan dialog, apresiasi dan saling pengertian. Mari bergotong-royong membangun masa depan yang lebih manusiawi bagi sesama anak bangsa dan warga dunia. Cara tanpa kekerasan ialah solusinya. Love is the only solution. Anand Krishna telah membuktikan lewat 50 hari mogok makannya.

Berikan dukungan Anda bagi perjuangan Pendiri Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan PBB) di http://freeanandkrishna.com/

Sumber berita:

http://www.facebook.com/pages/United-Nations-For-a-Free-Tibet-Switzerland-Suisse/203019393064527?ref=ts&sk=wall#!/fastingforTibet

13038410771297606395

http://www.facebook.com/fastingforTibet#!/BebaskanAK

Ngapain FPI Datang ke Sidang Anand Krishna?

OPINI | 26 April 2011 | 01:00 205 25 Nihil


13037504122088619624

FPI

Foto ini diambil pada awal Agustus 2010 di Pengadilan Negri Jakarta Selatan. Tatkala persidangan kasus Anand Krishna berlangsung. Ternyata FPI terus “memantau” proses persidangan tertutup itu. Padahal isinya menyangkut isu pelecehan seksual. Sebegitu tertarikkah mereka? Ada kepentingan apa?

13037525381896960895

Selama proses persidangan hanya 10 persen yang membahas tuntutan awal. Selebihnya 90 persen melulu berisi penghakiman terhadap pemikiran dan aktivitas Anand Krishna. Kasus ini dibelokkan menjadi isu penodaan agama. Berpindah haluan 180 derajat dari dakwaan semula.

Isu seks sekedar entry point untuk pembunuhan karakter dan mencari sensasi lewat media massa. Ada agenda lebih besar dari kelompok radikal ini. Yakni pembungkaman terhadap suara kebangsaan, penggantian dasar negara Pancasila dengan landasan syariah, pengingkaran terhadap falsafah warisan leluhur Bhinneka Tunggal Ika, dan pengambilan aset-aset Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan PBB).

13037515551420226905

Hingga Senin (25 April 2011) Anand Krishna masih berjuang dengan aksi tanpa kekerasan: mogok makan 48 hari. Bukan dengan mencaci-maki, bukan dengan menginjak-injak simbol negara, bukan dengan melemparkan bom, bukan dengan mengkafir-kafirkan sesama anak bangsa tapi dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Bagi saya, inilah cara seorang ksatria. Tak perlu banyak bicara, yang penting aksi nyata. 1 tindakan lebih bermakna ketimbang 1.000 kata. Berikan dukungan Anda di http://freeanandkrishna.com/ dan http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1849932120446&id=1005011125&ref=notif&notif_t=like#!/BebaskanAK

13037534891554344162

Sumber Foto: http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1849932120446&id=1005011125&ref=notif&notif_t=like#!/album.php?aid=36662&id=1444958711

Bung Karno Disebut Thogut, Apa Kita Rela?

OPINI | 25 April 2011 | 20:43 1701 262 3 dari 3 Kompasianer menilai aktual


13037386122046110102

Abu Bakar Ba’asyir menyebut seluruh Presiden di Indonesia sebagai thogut. Semuanya tanpa terkecuali, termasuk Presiden Pertama Republik Indonesia: Bung Karno!

Kenapa? Karena menurut terdakwa kasus teroris ini para Presiden NKRI tersebut tidak mau menerapkan hukum Islam dalam pemerintahannya. “Itu thogut Soekarno, itu thogut Yudhoyono karena dia tidak mau ngatur negaranya dengan hukum Allah, tapi dia ngaku Islam,” ucap Ba’asyir dengan nada tinggi ketika diperiksa di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Senin (25/4/2011).

Pernyataan ini ia sampaikan saat dikonfirmasi oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) ihwal apakah maksud pernyataan “thogut Soekarno sampai thogut Yudhoyono” yang pernah ia sampaikan sebelumnya. “

“Saudara bisa buktikan kalau Soekarno dan Yudhoyono menolak hukum Islam? Saya bisa buktikan mereka menolak, jadi saya pasti katakan mereka thogut,” lontar Amir Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) itu kepada Jaksa. Penjelasan Ba’asyir itu langsung disambut Takbir oleh puluhan pengikut Ba’asyir di dalam ruang sidang.

Herry Swantoro, Ketua Majelis Hakim sempat kesal atas sikap para pengunjung, “Membuat kacau yah pengunjung ini. Keterangan terdakwa ini penting,” ujar Herry.

Jaksa kemudian meminta tanggapan Ba’asyir, “Apakah setuju dengan Negara Islam Indonesia (NII)? Ba’asyir menjawab, “Wajib, kalau saudara orang Islam enggak setuju murtad saudara. Setiap negara wajib diatur dengan hukum Islam.”

Ba’asyir memang acapkali menyelipkan kata thogut saat menyebut Polisi atau Densus 88 Anti Teror Polri selama persidangan. Sikap itu juga diikuti para pengikutnya yang berorasi di halaman PN Jakarta Selatan.

Pada hemat saya, ini suatu penghinaan terhadap Bung Karno dan para founding fathers. Mereka semua sepakat mendirikan Indonesia bukan berdasarkan agama, melainkan berlandaskan Pancasila dan falsafah, “Bhinneka Tunggal Ika.”

Selain itu, Majelis Hakim dan ruang pengadilan yang mustinya dihormati justru dilecehkan seperti itu. Tak ketinggalan para aparat negara juga menjadi sasaran caci-maki di depan publik. Dalam tradisi Kejawen, hal ini bukan tontonan yang memberikan tuntunan. Sungguh tak mencerminkan budaya Nusantara yang santun dan beradab. Salam Indonesia…

Sumber Foto: http://nasional.kompas.com/read/2011/04/25/18304988/Baasyir.Hadapi.Jangan.Sembunyi

Sumber Berita: http://www.rimanews.com/read/20110425/25188/baasyir-sebut-presiden-yudhoyono-thogut

Berikut ini link Ilusi Negara Islam yang dimimpikan oleh ABB http://www.libforall.org/pdfs/ilusi-negara-islam.pdf

April 24, 2011

PKS Ibarat Kacang Lupa Kulitnya

1303657216670284726

Sang Saka Merah Putih Berkibar di Langit Nusantara

Tindakan pemain teater Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menginjak-injak Bendera Merah-Putih berukuran 2×6 meter dalam acara Milad PKS ke-13 di Tasikmalaya ibarat kacang lupa kulitnya. Walau memang kental membawa gaya Neo Wahabi ala Arab Saudi, mereka tetaplah berpijak di Bumi Nusantara.

Bukankah seharusnya di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Dan langit kita - meminjam istilah Sawung Jabo - ialah Langit Merah Putih. Salute untuk kesigapan polisi yang langsung menghentikan acara dan menggiring para pemain teater PKS tersebut ke Mapolres. “Betul, saat peringatan HUT PKS di Stadion Dadaha ada penampilan seni perkusi yang menggunakan kain Merah Putih ukuran 2×6 meter,” ujar Kapolresta Tasikmalaya, AKBP Gupuh Setiono pada Minggu, (24/4/2011).

Lebih lanjut, menurut Gupuh, kain tersebut digunakan sebagai alas dan terinjak-ijak oleh pemain. “Sehingga kami ambil tindakan penghentian acara,” terangnya. Pasca penghentian acara, para pemain digiring ke Mapolresta untuk dimintai keterangan. “Masih kami dalami peristiwa ini apakah ada unsur pidananya atau tidak,” ungkap Gupuh.

Tindakan tersebut walau hanya teatrikal sungguh menciderai rasa kebangsaan. Dulu para pahlawan mempertaruhkan nyawa demi sekedar mengibarkan Sang Saka Merah Putih dan bernyanyi, “…berkibarlah benderaku…lambang suci gagah perwira…….siapa berani menurunkan engkau, serentak rakyatmu membelaaa…..Sang Merah Putih yang perwira…..berkibarlah slama-lamanya.

Akhir kata, aparat musti mengusut tuntas insiden ini. Apa motif sesungghnya dari PKS? Sebagai sebuah partai politik yang didirikan di Indonesia mereka musti menjunjung tinggi nilai kebangsaan dan simbol negara. Bila tidak mau lebih baik hijrah saja. Salam Indonesia…

http://politik.kompasiana.com/2011/04/24/pks-ibarat-kacang-lupa-kulitnya/


Sai Baba Meninggal Dunia

1303635760762941311

http://sosok.kompasiana.com/2011/04/24/sai-baba-meninggal-dunia/

Guru spiritual India Sri Sathya Sai Baba meninggal dunia di sebuah rumah sakit di India Selatan. Beliau mengakhiri peziarahannya di bumi pada usia 86 tahun. Dr AN Safaya mengatakan, ” Bhagavan Sri Sathya Sai Baba tidak bersama kita lagi secara fisik. Beliau meninggalkan raganya pada Minggu 24 April 2011 jam 7:40 WIB karena kegagalan pernafasan cardio. Jenasah Sang Bhagavan akan disemayamkan di Aula Sai Kulwant Hall selama dua hari, terhitung sejak Senin sampai Selasa.”

Seorang saksi mata menuturkan, “Dengan berat hati saya ingin berbagi berita yang paling menyedihkan ini , ihwal wafatnya Sri Sathya Sai Baba, Sang pembawa pesan cinta kasih dan perdamaian. Saya masih tidak percaya pada semua ini, tak tahu apa yang musti diketikkan. Berita ini sungguh mengejutkan. “

Saat ini ajaran Sang Swami ihwal cinta kasih dan perdamaian kepada sesama dan semua makhluk menyebar luas ke seluruh dunia dengan begitu baik. Sai Baba sempat dirawat di RS di kota kelahirannya Puttaparti, India Selatan sejak sebulan lalu. Tak kurang dari 6 juta pengikut Sai Baba, termasuk politisi, pengusaha, dan bahkan bintang-bintang Bollywoods berduka cita kini.

Dua orang sahabat di FB menuliskan penyataan bela sungkawa mereka dari lubuk hati yang paling dalam:

Dyah Lestari Arie Mulyani, “Rest In Peace for Sri Sathya Sai : Tatkala api, cahaya, siang hari, purnama dan enam bulan matahari ada di Utara, apalagi pada saat itu ajal tiba, orang yang mengetahui ‘Brahman pergi kepada Brahman” Saat ini matahari sedang berada di belahan bumi utara, semoga Sri Sathya Sai menyatu bersama Sang Jiwa, Brahaman Yang Maha Tahu…”

Ridha Yani, “Om sai Ram…inna lillahi wa inna ilaihi rajiun…hanya raga beliau yang pergi tapi jiwa agung beliau abadi untuk tetap menebarkan cinta kasih…”

Sumber Berita dan Foto: http://www.saibabaofindia.com/sai_baba_latest_darshan_news_photos_updates.htm

April 22, 2011

Press Release Anand Krishna’s Hunger Strike Day 43: A Struggle to Seek Justice in Indonesian Law System

Published at:

http://www.sunherald.com/2011/04/21/3046658/anand-krishnas-hunger-strike-day.html

http://www.prnewswire.com/news-releases/anand-krishnas-hunger-strike-day-43-a-struggle-to-seek-justice-in-indonesian-law-system-120374714.html

http://www.wggb.com/Global/story.asp?S=14490883&clienttype=generic&mobilecgbypass

http://www.thestreet.com/story/11090593/1/anand-krishnas-hunger-strike-day-43-a-struggle-to-seek-justice-in-indonesian-law-system.html

BALI, Indonesia, April 21, 2011 — /PRNewswire/ — Indonesian Prominent Spiritualist Anand Krishna is lying weak on a hospital bed in East Jakarta. He was treated for his heart condition after having a heart attack before attending the trial (16/3). Last year (5/4/2010) after an exhausting 12 hours of questioning, he collapsed in Jakarta Police Station and had developed a irregular heart beat condition called bigimenie. He was also suffering from acute diabetes, high blood pressure and earlier leukemia history.

He has been on hunger-strike since March 9th 2011 after South Jakarta District Court Judge Hari Sasangka delivered an order for the detention although Anand has been cooperative throughout the hearings since the case went to trial in August 2010, and almost no substantial evidences and witnesses related to the case had been presented. His blood plasma glucose level has dropped to 68 mg/dL (29/3), and is still dropping, but he is planned to be transferred to Cipinang Penitentiary soon by the authority.

Anand is conducting a hunger-strike, as his non-violent resistance and determination to fight against unjust and unfair treatment of the Indonesian law system, rather than against the person who acts against him.

A prominent human rights activist and Indonesia senior law practitioner, Adnan Buyung Nasution, said that the order of judge to detain Anand was considered a reckless decision, and violated Article 158 of Criminal Code and Indonesian Judge’s Code of Conduct of not taking side before the official court verdict. “I’ve been practicing law for 50 years and just only this time, I find that a judge can put a defendant in guilty side before officially court verdict reached,” he said when visiting Anand in the hospital last Thursday (24/3).

The Interfaith activist was charged under Article 290 and 294 of Criminal Code, namely committing obscene acts with someone who is unconscious or helpless. But according to Anand’s lawyer, Dwi Ria Latifah S.H., the three-member panel of judges is leading the process of trial to dig out facts and witnesses related to Anand’s thinkings and writings, rather than to the facts and witnesses to the sexual charges. She alleges that there was a conspiracy to criminalize Anand’s thinkings because it appears that almost no fair effort was made by the presiding judges to find out the truth about the sexual harassment’s indictment against Anand.

Former Indonesia Ministry of Research and Technology, Muhammad AS Hikam as friend of Gus Dur, in his blog also voiced his support to free Anand Krishna from an unjust, unhuman and unfair trial.

For more about Anand Krishna, please visit :

http://freeanandkrishna.com/

www.anandkrishna.org

www.aumkar.org

email: ashram@anandkrishna.org

For further information, please contact:

Prasant Gangtani (Anand Krishna’s Son)

Mobile: +628159977979

E-mail: gangtani@gmail.com

SOURCE Anand Ashram Foundation

13034613572078142765

April 19, 2011

10 Dokter Minta Anand Boleh Pulang

OPINI | 19 April 2011 | 17:55 9 0 Nihil
http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/19/10-dokter-minta-anand-boleh-pulang/

1303210336876467522Selasa (19/4/2011) hari ke-42 Anand Krishna mogok makan demi keadilan. Kondisi aktivis spiritual lintas agama ini kian gawat. Ia sempat muntah. Cairan empedu keluar dari lambungnya. Tim dokter di RS Polri merasa khawatir, mereka berpendapat perawatan apapun tidak bisa memulihkan kesehatan Anand. Kecuali ia mendapat asupan makanan secepatnya.

Tim dokter mengambil darah Anand. Kemudian memeriksa pangkreas dan livernya. Secara fisik kondisi Anand sangat lemah. Ia terus-menerus memejamkan mata.

Su Rahman, seorang aktivis lintas agama berpendapat, “Hukum musti berlandaskan nilai kemanusiaan!” Saat ini kita mempertaruhkan nyawa seorang anak manusia, putra terbaik bangsa. Ia memohon kepada Ketua Majelis Hakim PN Jakarta Selatan Hari Sasangka agar mencabut surat penahan yang dikeluarkan pada 9 Maret 2011. Sehingga Anand dapat dirawat jalan di rumah. Pemulihan kesehatan sangatlah mendesak. Sebelum semuanya menjadi terlambat.

Kemudian baru kita bisa kembali menjalankan proses persidangan Anand. Dengan kondisi yang lebih baik dan sehat. Berita aksi mogok makan Anand Krishna sudah disiarkan CNN, PeaceNext, dan Amnesty International sehingga menarik perhatian para aktivis HAM dunia.

Selain itu, 10 dokter meminta agar Anand Krishna boleh pulang. Mereka berharap secepat mungkin Anand memperoleh asupan makanan. Berikut 8 butir peryataan para dokter tersebut :

1. Infus aminofluid, ivelip, yang diberikan secara rutin kepada Anand Krishna, tidak bisa menggantikan fungsi makanan normal.

2. Kondisi internal organ Anand Krishna sudah pasti mengalami gangguan yang bisa fatal.

3. Selama 8 hari pertama berada di rutan tanpa infus, akhirnya AK kolaps di PN berarti daya tahan tubuhnya makin melemah.

4. Setelah 2 minggu dirawat, kondisi tekanan darah, kadar gula, dan jantungnya masih tidak stabil. Tapi akhirnya ia tetap dikirim balik ke rutan.

5. Di rutan kembali tanpa infus, dalam 3 hari saja, kondisinya memburuk dan dirujuk ke RS Polri.

6. Sejak hari pertama mogok makan hingga hari ke-23, walau sudah dirawat dan diberi infus, berat badan menurun 16 kg. Saat ini sudah pasti lebih dari itu.

7. Selama di RS Polri, walau diinfus kadar gulanya pernah menurun hingga 64. Jika ia tidak diberi suntikan glucose, maka bisa fatal.

8. Para ahli nutrisi pun tidak memiliki referensi yang cukup tentang kondisi seseorang yang tidak makan selama 40 hari dalam keadaan sadar.

Kami rakyat Indonesia kembali mengetuk hati nurani Hari Sasangka. Sekarang atau tidak sama sekali Pak Hakim. Acuhkan pihak-pihak yang mengingkari kemanusiaannya. Dengarkan nuranimu, nuraniku, nurani kita: Salam Indonesia!

Bebaskan Anand Krishna: http://www.freeanandkrishna.com/

10 Doctors Asked Anand Krishna to Be Released

http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=24622

42 days hunger strike for justice
10 doctors asked Anand Krishna to be released
Tuesday, April 19, 2011, 07:56:00 AM
Report: Teguh Santosa

Anand Krishna

Indonesia

Conducting 42-day hunger strike Anand Krishna's body who is put as prisoners of South Jakarta District Court is lying weakly in Kramat Jati Police Hospital, East Jakarta.

Yesterday, a team of doctors (10) who monitor the condition of Anand Krishna sent a letter to the Chairman of the South Jakarta District Court, Hari Sasangka. They were explaining about the deadly consequences that can be experienced by Anand Krishna if he is still be detained.

"We knocked on yout conscience immediately, to end the detention and the suffering of AK, so that he can be treated at home and began to eat in order to restore his health. We know very well that the adjustment treatment will need extra time also, " the content of letter signed by ten doctor.

Here is their letter:

We who undersigned are some practitioners medical science, we would like to express our concern over hunger strike conducted by Anand Krishna for 40 days so far.

We believe that Drs. Day Sasangka, SH, M. Hum who has studied pharmaceutical sciences know exactly that:

1. Aminofluid infusion, ivelip, which is given routinely to Anand Krishna, can not replace the function of the common food.

2. Anand Krishna's internal organ conditions experienced disorder and suffered interference, which can be fatal.

3. During the first 8 days in the jail without infusion, AK finally has collapsed in the Dstrict Court because his body was weakened.

4. After 2 weeks of treatment, eventhough the condition of blood pressure, blood sugar, cardiac instability he was still sent back to the jail.

5. At the jail again there was no infusion, in 3 days, his condition was deteriorated and referred to the Police Hospital.

6. Since the first day of a hunger strike until the 23th day, though he has already hospitalized and given intravenous fluids, his body weight decreased 16 kg. Currently it is definitely more than that.

7. At the Police Hospital, the sugar levels dropped to 64, he was not given any injections of glucose, it can be fatal.

8. The nutritionist did not have enough references about the condition of a person who do not eat for 40 days in a conscious state.

Considering those matters, we knocked on the conscience of the jugde, please immediately end the detention and the suffering of AK, so that he can be treated at home and began to eat to restore his health. We know very well that the adjustment will need extra time also.

Although we are not law expert, but neither the law nor medical science equally upholded the humanity and divinity value above all matter.

Signed by:
dr. Djoko Pramono, MM
dr. Janfrional Hutabarat
dr. Lili Indrawati, M. Kes
Dr. Mintardaningsih, SpA
dr. Made Aryawardhana
dr. Wayan Sayoga
dr. Stephanus Hadriyanto
dr. Oka
drg. Ferdinand Dino
dr. I Gede Sudiarta Maratama Surata, S. Ked. [Guh]

http://www.peacenext.org/profiles/blogs/sos-anand-is-dying-42-days?xg_source=activity

http://ireport.cnn.com/docs/DOC-593132

Yesus Sang Sosialis (Resensi Buku Anand Krishna)

OPINI | 19 April 2011 | 14:27 29 4 Nihil


13031978451245314196

Judul Buku: A New Christ, Jesus - The Man and His Works
Penulis: Wallace D. Wattles, pengarang The Science of Getting Rich yang menginspirasi The Secret
Terjemahan Bebas, Re-editing, dan Catatan: Anand Krishna
Kata Pengantar: Reverend Mindawati Perangin-angin Ph.D
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I/November 2010
Tebal: xxxxii + 251 Halaman
ISBN: 978-979-22-6342-8

“Ukirlah di atas batu nisanku: Kafir – Pembangkang, Kafir bagi setiap lembaga agama yang berkompromi dengan kesalahan; Pembangkang terhadap setiap pemerintah yang menindas orang miskin.” Wendell Phillips - Aktivis Kemanusiaan (1811-1884)

Rhonda Byrne pengarang The Secret mengaku terinspirasi oleh buku The Science of Getting Rich. Wallace D. Wattles menulisnya pada 1910. Menurut filosofi peradaban Sindhu (dulu membentang dari Afganistan sampai Australia, termasuk Nusantara lama), Tuhan berada dalam segala. Konsep hukum ketertarikan (Law of Attraction) berlandaskan pada keyakinan sederhana, “Tatkala seluruh kesadaran terpusat (fokus) pada satu hal, niscaya Tuhan akan memberikannya.”

Ternyata The Science of Getting Rich ialah buku ke-3 Wattles. Karya ilmiah pertama Wattles berjudul A New Christ (1900). Kemudian menyusul terbitnya buku ke-2 pada 1905. Ketika itu Partai Sosialis Komisariat Cincinnati di Ohio mengundang Wattles berceramah, mereka terkesan dengan gagasan briliannya. Nah naskah pidato bertajuk “Jesus: The Man and His Works” itulah yang dibukukan oleh panitia. Lewat kedua karya tersebut Wattles memperkenalkan pandangan alternatif sosok Yesus.

Buku A New Christ, Jesus - The Man and His Works ini merupakan terjemahan, re-editing, dan catatan Anand Krishna atas kedua karya monumental Wattles. Memang bagi kita di “Timur” new age ialah bagian dari diri kita, part of our being. Begitulah pendapat Reverend Mindawati Perangin-angin Ph.D di bagian pengantar. Ia seorang pendeta wanita kondang. Rev. Mindawati tak hanya melayani umat Kristen, tapi juga sesama umat manusia. Tepatnya di Jakarta, Medan, Darwin dan beberapa kota terpencil di Australia.

Direktur Eksekutif Research Center for Religion and Education (RCRE) tersebut mengkritisi kecenderungan dunia “Barat”. Di sana new age malah menjadi sekte ekslusif. Hanya diperuntukan bagi kelompok yang (konon) terpilih. Pendeta Gereja Batak Karo itu memaknai keilahian Kristus begini, “Yesus “Satu” (Manunggal) dengan Sumber Kuasa.” Sehingga beliau mampu melakukan apa yang dikehendaki Sang Sumber itu sendiri.”

Menurutnya, manusia tidak membutuhkan perantara dalam ranah spiritual. Tujuan doa ialah mengingat, membangun hubungan, dan menyadari kemanunggalan dengan-Nya (halaman 134). Peziarahan hidup manusia memang mensyaratkan keniscayaan relasi personal dengan Sang Pencipta. Dalam buku “Sejenak Bijak” Romo Anthony de Mello S.J ditanya seorang murid, “Apa yang terpenting dalam hidup ini Romo?” Jawabnya singkat, “Kesadaran, kesadaran, dan kesadaran.”

Apakah ciri manusia yang relatif melakoni kesadaran dalam kata dan perbuatan? Yesus mengibaratkannya laksana anak kecil (childlike). Ia senantiasa ceria dan keranjingan dengan rasa bahagia (everlasting joy). Tapi bukan berarti kekanak-kanakan (childish). Ia juga polos tapi tidak bodoh. Bahkan penuh inisiatif dan kreatif. Terakhir tapi penting, ia tidak terikat pada kondisi apapun. Anand menguraikannya begini, “Tatkala anak kecil kehilangan mainan, ia menangis sebentar saja. Lantas segera melupakannya semenit kemudian.” Dalam tradisi Kejawen ada istilah, “Gula lali,” sesaat setelah menangis langsung bisa tertawa kembali. Logika anak sederhana, “Hilang ya hilang.” Bahkan anak kecil tak kenal filosofi kuantum ikhlas. Semua itu mengalir secara alami dan wajar.

Sebaliknya, apa yang terjadi bila seorang dewasa kehilangan sosok yang dicintai? Ia menangisinya berhari-hari, bahkan bisa bertahun-tahun dan menjadi trauma akut. Ia enggan pula menjalin hubungan baru. Buddha pun mengatakan bahwa keterikatan (kemelekatan) lah sumber penderitaan manusia. Dalam tradisi Kejawen dikenal paribasan, “Melik nggendong lali.” Rasa memiliki cenderung membawa sikat alpa. Kemudian, manusia berasumsi sebagai pemilik tunggal harta, tahta bahkan dunia ini. Padahal semua sekedar titipan.

Kisah Sufi mengajarkan kita menerima setiap perubahan. Tak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri. Konon seorang raja memberikan cincin kepada permaisuri tercinta. Terpatri tulisan singkat pada hadiah tersebut, “This all shall pass.” Artinya, “Semua ini pasti berlalu.” Pasca berkeliling menaklukkan dunia Alexander Agung pun akhirnya kembali ke Yunani. Ia berwasiat kepada para bawahan, “Tolong bila aku kelak mati, sewaktu kalian mengarak jenasahku ke liang lahat, biarkan tanganku kelihatan menjulur ke luar peti. Agar dunia menyaksikan bahwa akupun tak menggenggam apa-apa saat ajal menjemput.”

Kondisi Historis

Yesus hidup pada masa pemerintahan Romawi. Saat itu kerajaan Roma malas mengurusi kepentingan rakyat secara langsung. Mereka lebih suka menunjuk raja-raja kecil di daerah kekuasaannya. Dari pemerintahan lokal tersebutlah mereka menarik upeti.
Lantas, penguasa setempat menekan para pengusaha lewat pungutan pajak yang tinggi. Akibatnya, orang-orang kaya tersebut mengeksploitasi masyarakat kelas bawah habis-habisan. Demikianlah cara sistemik Roma mengadu domba dan menciptakan friksi di antara sesama anak bangsa. Ironisnya, para pekerja tak menyadari bahwa sejatinya mereka menjadi korban pihak penguasa, bukannya pihak pengusaha itu sendiri.

Dalam buku ini Wattles mengkaitkannya dengan situasi abad 20. Sebagai ilustrasi ihwal apa yang terjadi pada zaman itu. Penghasilan pribadi Herodes berkisar US$3.5 juta per tahun. Angka tersebut memang jauh bila dibandingkan dengan kekayaan seorang Rockefeller. Tapi jangan lupa bahwa wilayah kekuasaan Herodes hanyalah sebatas Galilea. Sedangkan saat ini “kerajaan” Rockefeller sudah hampir tak mengenal batas (halaman 25).

Yesus memperjuangkan hak dasar kelas pekerja. Tapi karena ia berasal dari kelas menengah, maka ia dicuriga sebagai penyusup. Itulah sebabnya kepada saat Pilatus menawarkan pembebasan, mereka justru memilih Barabas. Dalam halaman 25, Anand menulis, “…karena Yesus dianggap bagian dari kelas menengah, bagian yang menurut imaginasi kelas bawah telah menindas dan menzalimi mereka.” Selain itu, sepanjang hayat Yesus mencoba meluruskan penyimpangan yang dilakukan oleh kaum Farisi. Yakni para pemuka agama Yahudi yang terpaku pada dogma dan cenderung dekat dengan penguasa lokal.

Mereka berpandangan memberi makan kepada orang lapar pada hari Sabat ialah pelanggaran hukum Allah. Melayani, menjenguk, dan menyembuhkan orang sakit pun merupakan pelanggaran berat. Di mata mereka hukum Tuhan lebih penting ketimbang manusianya itu sendiri. Yesus mematahkan dogma tersebut dengan satu kalimat singkat, “Anak Manusia ialah Tuhan atas hari Sabat.”Yesus melihat Hyang Ilahi lebih tinggi, lebih besar dan lebih mulia daripada ritus keagamaan seperti hari Sabat; ada yang lebih penting dari sistem, peraturan, dan lembaga mana pun jua; bahkan lebih mulia daripada gereja dan pemerintahan. Peraturan yang baku itu sering sangat tidak alami dan malah mematikan kepolosan, kesederhanaan dan kesahajaan seorang anak manusia.

Sebagai konsekuensinya, Yesus musti berhadapan dengan 2 kekuatan besar. Yakni pihak penguasa dan kaum Farisi. Pihak penguasa melihatnya sebagai sosok yang bisa mendorong terjadinya revolusi sosial. Sedangkan, kaum Farisi melihatnya sebagai ancaman atas status quo mereka yang relatif menyamankan.

Kesaksian Wattles

Buku ini lebih banyak mengisahkan pengalaman Wattles. Ia sejak awal mengaku tidak tertarik dengan bangunan megah. Bahkan suasana yang sama indahnya dalam bangunan itu tak pernah begitu menyentuh hatinya. Tapi ketika ia berada di tengah kerumunan anak-anak jalanan, di tengah pasar, atau jalan raya dan di tengah para pekerja di pabrik yang mencucurkan keringat untuk memenuhi kebutuhan kita, hati Wattles tergerak. Karena ia melihat kemungkinan-kemungkinan seluas dan sebesar alam semesta, “Ketika berhadapan dengan mereka yang tetap berkarya walau menderita; mereka yang tetap mencintai walau yang dicarinya belum ketemu juga, kepala saya tertunduk dengan sendirinya (halaman 44)”

Wattles berani menggambarkan adegan saat Yesus bersama anak-anak kecil secara berbeda. “Ia berada di tengah kerumunan buruh kasar, orang-orang miskin dan anak yang digendongnya itu adalah anak seorang pekerja atau budak.” Karena berasal dari keluarga miskin, anak itu jelas tidak bersih, tidak berpakaian rapi. Badannya penuh bisul dan bau. Rambutnya tak disisir. Anak-anak itu ialah cerminan masa gelap pada saat Yesus lahir, masa paceklik dalam sejarah daerah Galilea. Segala sesuatu yang kuupayakan bagi anak-anakku dan diriku, akan kuupayakan pula bagi mereka.

Wattles juga sempat mengunjungi perumahan kumuh di Chicago bersama seorang dokter. Salah satu gedung yang dikunjungi sudah sangat tua dan dihuni banyak keluarga miskin. Di siang yang terik, gedung itu berubah menjadi oven raksasa. Di salah satu rumah, yang tediri atas satu kamar saja, seorang anak kecil yang sakit parah dan berbaring lemah di atas ranjang, berusaha untuk menghibur ibunya, mereka tak mampu berobat ke rumah sakit, “Ma, sebentar lagi Papa datang….”

Ayah anak itu bekerja di pabrik, yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Ia tahu bila anaknya tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu, setiap ada waktu sebentar pun ia pulang ke rumah untuk menjenguk anaknya. “Ya, ya, Nak, sebentar lagi Papa datang, “ sahut ibunya. “Ma, nanti Papa pasti tanya, “Hei anak muda, apa kabar?” “Akan kujawab, baik-baik saja. Mama jangan cerita ya kalau saya mau mati. Sepertinya, sebentar lagi saya mati, Ma.” Kepolosan, kesederhaanya, yang menyayat hati saya dan hati teman saya yang sedang memeriksa keadaannya. Ia tahu bila anak itu benar bahwa ia tak akan bertahan lama.

Ia membisiki saya, “Aku biasa menyaksikan kematian, kematian orang dewasa. Bahkan, biasa melihat jasad seorang anak yang sudah mati, tapi, tidak bisa melihat seorang anak mati di depanku seperti saat ini. Aku merasa begitu tak berdaya. Aku tidak tahan melihat penderitaan anak ini.” Tak lama kemudian datanglah ayah anak itu. Sosok seorang pekerja kasar. Rambutnya tak rapi, janggutnya panjang dan tak terpelihara dengan baik. Tidak berpendidikan, sebagaimana kita mengartikan pendidikan. Dari sudut pandang agama pun, barangkali bukanlah seorang yang taat. Pasti jarang ke gereja karena memang ia tak punya waktu untuk itu.

Ia mendekati anaknya dan seperti yang dikatakan oleh anak yang sedang menunggu “jemputan” itu, “Hei anak muda, apa kabar?” Ia tak mampu menyembunyikan kekhawatirannya dan kepedihannya. Ia juga tahu bila anaknya tinggal menunggu waktu saja. Anak yang sudah sangat lemah itu, memaksa diri untuk menjawab, “Baik, Pa. Aku baik, Pa…” Kemudian anak kecil itu menghembuskan nafas terakhir. Ia hanya menunggu kedatangan ayahnya. Ia sekedar mau meyakinkan ayahnya bila dirinya baik-baik saja dan bahwasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang dirinya.

Wattles meradang, “Lagi-lagi nyawa seorang anak “miskin” melayang begitu saja, karena ketidakpedulian kita, karena keterlambatan kita. Siapa yang peduli terhadap nyawa “murah” seorang anak miskin?” Kiranya anak seperti itu yang dipanggil Yesus, digendong dan ditempatkan di tengah-tengah mereka. Dengan tegas Yesus memperingatkan, “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ditenggelamkan ke dalam laut. “ Secara lebih makro, “setiap sistem, peraturan, lembaga dan apa saja yang menghalangi seorang anak kumuh untuk hidup sepenuhnya, tak direstuo oleh-Nya. Kerugian materi sebesar apapun tidak sebanding dengan ketidakadilan terhadap seorang anak kecil. Inilah ajaran Yesus. Tidak heran, bila ia disalibkan,” tulis Wattles (halaman 54).

Tangga Spiral

Carilah dulu kerajaan Allah maka yang lain akan ditambahkan bagimu. Tuhan senantiasa memberkati kita dengan apa saja yang dibutuhkan dalam hidup ini. Udara, sinar matahari, air, dll. Pemberiaan-Nya ribuan kali lipat daripada kebutuhan dasar manusia di muka bumi ini. Kita adalah keluarga umat manusia yang kaya raya. Ironisnya, saat ini perbandingan 20:80 masih berlaku. Maksudnya, 20 persen keluarga menikmati 80 aset dunia. Sebaliknya, 80 persen sisanya berebutan remah-remah yang 20 persen.

Wattles berbagi inspirasi dan solusi konkrit lewat kisah berikut ini. Suatu malam, seusai mendengar ceramah di Chicago, seorang peserta mendekatinya, “Ceramah Bapak sungguh luar biasa. Kepedulian Bapak terhadap orang kecil sungguh kuhargai. Aku hanyalah seorang gadis miskin, tidak berpendidikan, tidak mampu menjelaskan perasaanku…Kupikir dalam keadaan dunia kita saat ini seperti sedang diangkat dengan alat dongkrak.” Lebih lanjut, gadis itu berkata, “Orang kecil seperti diriku adalah gagang dongkrak tersebut. Kita semua –orang-orang kecil- mengangkat dunia ini. Kita memajukan dan mengembangkan industri. Tapi, kita sendiri tak pernah menikmati kemajuan itu. Keadaan kita persis seperti gagang dongkrak. Dunia yang didongkrak naik, meningkat, tapi gagang dongkrak itu tetap di bawah. Tidak ada harapan baginya.”

“Seandainya keadaan itu bisa dirubah, “ujarnya pelan. Secara mengejutkan ia menawarkan solusi, “Seandainya orang kecil tidak menjadi dongkrak. Seandainya kita bisa membuat tangga spiral untuk dipakai bersama. Betapa indahnya, jika kita bisa meningkat, maju, dan berkembang bersama. Awalnya mungkin kita tak mencapai lantai teratas, tetapi setidaknya kita sudah berupaya untuk mencapainya. Dan saya yakin, pada suatu hari kita akan mencapai tingkat paling atas. Betapa indahnya jika kita bisa bersama-sama menikmati peningkatan itu!”

Wattles turut berandai-andai pula, “Seandainya saya berkuasa maka saya akan mewajibkan setiap dosen dan pengkhotbah untuk belajar ekonomi politik dari gadis itu. Ia tak sekedar berkeluh kesah tapi juga menawarkan solusi yang dapat diaplikasikan secara nyata. Akar pertikaian ialah keserakahan yang muncul dari rasa tidak aman. Yesus juga pernah mengawali analoginya dengan menyebut burung-burung. Mereka hidup dalam Kerajaan Allah. Selama burung-burung bisa mengakses “Sumber Abadi”, maka tidak perlu ada perlombaan, persaingan, dan kekhawatiran. Kehendakku terjadi ketika kalian semua saling mengasihi dan saling berbagi. Banyak makanan yang telah kusediakan untuk kalian semua. Untuk apa berebutan, bertikai dan bersaing?

Tidak ada perlawanan dan pertengkaran dalam kerajaan Allah. Di sana yang ada hanyalah kerjasama berlandaskan kasih. Hubungan yang dikenal di dunia ialah transaksi antara tuan dan hamba, antara majikan dan budak. Tidak demikian di Kerajaan-Nya. Di sana persahabatan dijunjung tinggi. Seperti yang dikatakan dalam Injil Yohanes, “Aku tidak menyebut kamu hamba lagi, sebab hamba tidak pernah tahu apa yang diperbuat tuannya, tetapi aku menyebut kamu sahabat (Yoh 15: 15).” Para penyebar Injil awal memahami maksud Yesus. Tidak seorang pun murid-Nya yang memiliki harta benda secara pribadi. Semuanya dimiliki bersama. Sebaliknya, tiada penderitaan yang dialami atau dipikul secara pribadi. Suka mereka nikmati bersama, Duka mereka pikul bersama. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Mereka berjuang mengakhiri sistem yang usang. Tentu tidak dengan kekerasan, tapi dengan membuat orang sadar akan kebenaran sederhana, “Dunia ini satu; umat sedunia adalah saudara; dan seluruh kekayaan bumi ini adalah untuk kita gunakan bersama (halaman 91).

Sosialisme ala Yesus menjunjung hak pribadi. Atas kepemilikan sesuai kebutuhan. Seeorang berhak mengembangkan dan memajukan diri secara optimal. Tapi tak berhak secuilpun untuk menguasai da mengeksploitasi sesama manusia. Sosialisme ala Yesus menjamin rumah hunian yang layak bagi jutaan keluarga yang belum memiliki tempat tinggal. Bukan sepetak saja tapi sebuah hunian asri nan indah, dengan pekarangan dan kebun yang cukup luas, tempat setiap keluarga bisa bercocok tanam dan menghasilkan sayur-mayur, buah-buahan, dan apa saja yang dibutuhkan untuk pangan secara organik.

Rumah mereka akan memiliki perpustakaan, peralatan musik, lukisan dan apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan diri dan olah rasa (keindahan). Sosialisme ala Yesus tidak hanya menjamin kendaraan pribadi seperti mobil, tetapi juga kapal pesiar untuk bertamasya bersama. Namun sosialisme ala Yesus tak membenarkan kepemilikan pribadi atas sarana umum. Seperti jalan raya, sarana perhubungan, industri besar, dan BUMN yang menyangkut kepentingan publik.Untuk itu perlu dibentuk semacam koperasi (cooperative society) untuk mengaturnya. Agar tidak terjadi diskriminasi dan memastikan setiap orang memperoleh pelayanan yang adil dan setara. Sosialisme ala Yesus berbeda dengan komunisme yang menenggelamkan individu dalam lautan massa. Sosialisme spiritual ialah individualisme yang sempurna.

Dalam menafsirkan Yesus dan ajarannya Wattles memang menggunakan metode naratif. Pernyataan tentang Yesus dikutip dari semua kitab suci yang mneceritakan Yesus tanpa melihat latar belakang penulis dan kontekstual (sitz im leben). Baginya semua kisah bernilai sama. Tidak ada pembedaan antara apakah itu tulisan dari penulis Injil, Yesus sendiri atau dari jemaat Kristiani awal. Dari kepingan-kepingan itulah Wattles menyusun mozaik kehidupan Yesus.

Hal ini membuka pro dan kontra. Karena melibatkan subjektifitas penulis. Kendati demikian, inisiatif Anand Krishna menterjemahkan, mengedit ulang, membubuhkan catatan singkat, dan memberikan latihan meditasi layak diapresiasi. Anand sendiri saat ini seolah menziarahi pengalaman Yesus yang pernah berpuasa selama 40 hari di padang gurun. Aktivis spiritual ini sudah 42 hari mogok makan demi keadilan di Indonesia. Silakan memberi dukungan di http://freeanandkrishna.com/.

Kualitas hidup manusia secara kolektif maupun personal memang berbanding lurus dengan kemerosotan kesadaran itu sendiri. Menyitir pendapat Mahatma Gandhi ihwal sosok Isa Sang Masiha, “Yesus memberi tanpa mengharapkan imbalan. Ia tidak peduli akan layar belakang kepercayaan sang penerima. Aku yakin bila Ia berada di tengah kita saat ini, Ia akan memberkati setiap orang yang menjalani ajaran-Nya, dan mencintai sesama makhluk, walau orang itu tidak pernah bertemu, bahkan mendengar nama-Nya.”

http://media.kompasiana.com/buku/2011/04/19/yesus-sang-sosialis-resensi-buku-anand-krishna/

April 18, 2011

Gema Suara dari Bali: Bebaskan Anand Krishna

OPINI | 19 April 2011 | 03:01 1 0 Nihil


1303156851996791195

http://freeanandkrishna.com/

Denpasar, 17 April 2011
Hal: Undangan

Kepada Yth.:
Seluruh Rakyat Indonesia
di Mana pun Berada

Dengan hormat,


Ancaman terhadap pluralisme dan persatuan bangsa sedang terjadi di negeri ini. Seorang tokoh pluralisme dan pejuang kebangsaan yang selama ini sangat berani menyuarakan persatuan dan menentang segala tindakan yang memecah belah bangsa, Anand Krishna (AK), sedang dibungkam. Anand Krishna ditahan sejak 9 Maret lalu atas kasus pelecehan seksual yang tidak terbukti dan sidang belum berakhir. Sidang yang dimulai bulan Agustus 2010 lalu akhirnya dibelokkan ke arah buku-buku, pemikiran-pemikiran Anand Krishna serta kegiatan-kegiatan Yayasan Anand Ashram.

Penahanan terhadap AK adalah cacat hukum dimana asas praduga tak bersalah diabaikan. Ini adalah upaya pembungkaman sistematis dimulai dari pembunuhan karakter kemudian penahanan. Sebagai tindakan protes terhadap ketidakadilan yang diterimanya, AK menjalani mogok makan sejak penahanannya 9 Maret lalu. AK tidak menginginkan hal serupa terjadi pada siapapun sehingga AK bertekad melakukan itu sampai pembebasannya dari tahanan. Padahal kondisi AK sangat lemah karena sedang menderita penyakit jantung dan diabetes. AK telah pasang badan di depan rela mengorbankan jiwanya, kini saatnya kita bersatu melanjutkan perjuangan demi keutuhan dan kejayaan bangsa.

Masyarakat Bali yang cinta damai tentu saja tidak akan tinggal diam jika seorang tokoh kebhinekaan dan pejuang yang sangat intens dan berani menyuarakan perdamaian dan persatuan di Indonesia, yang selalu mengajak masyarakat Bali untuk tetap menjaga budaya Bali ini diperlakukan tidak adil. Ancaman terhadap pluralisme adalah ancaman besar untuk Bali.

Dengan demikian, kami dari Dewan Persatuan Pasraman Bali yang didukung oleh seluruh elemen masyarakat dari berbagai kalangan bersama-sama mengadakan aksi damai dengan tema “Gema Suara dari Bali: Bebaskan Anand Krishna” sehingga suara dari Bali akan bergaung dan menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk menyuarakan kebenaran dan menegakkan keadilan untuk kebebasan Anand Krishna sebagai bentuk perjuangan menjaga budaya nusantara, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika. Karena apa yang sesungguhnya terjadi terhadap AK, yang tidak lain adalah suatu upaya pembungkaman terhadap upaya persatuan dan kesatuan serta merupakan upaya pemberangusan budaya dan peradaban.

Untuk itu, kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr. untuk menghadiri Acara Aksi Damai tersebut yang akan diselenggarakan pada:

Waktu : Rabu, 20 April 2011
Pukul : 16.00 – Selesai
Tempat : Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, Renon Denpasar
Acara : Doa Bersama,Orasi, Pagelaran seni oleh para tokoh dan artis.

Kami mohon undangan ini dapat disebarkan seluas-luasnya ke seluruh masyarakat di Bali khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Untuk konfirmasi kehadiran dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi panitia:


Ibu Oka (081338052252) atau email: oka_ratnayani@yahoo.com
Kastawan (081999105843) atau email: ikkstn@yahoo.com

Atas perhatiannya dan dukungannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat kami,
Ketua Panitia

Agus Januraka

Mengetahui,
Ketua Dewan Persatuan Pasraman Bali

Made Aripta Wibawa, SH, M.Ag

http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/19/gema-suara-dari-bali-bebaskan-anand-krishna/