Dimuat di Okezone.com, Senin/14 Juli 2014
Judul: Top Words 2, Kisah Inspiratif dan Sukses Orang-orang Top Indonesia
Penulis: Billy Boen
Penerbit: B-first (PT. Bentang Pustaka)
Cetakan: 1/2013
Tebal: xii + 200 hlmn
ISBN: 978-602-8864-80-0
Harga: Rp50.000
Buku bersampul kuning ini kelanjutan Top Words 1. Konsep
penulisan Billy Boen tidak jauh berbeda, ia sekadar menggali inspirasi
dari para orang sukses. Tujuannya untuk membakar semangat kaum muda
bisa berprestasi juga. Usai membaca buku ini diharapkan muncul
pertanyaan reflektif, “Kalau dia bisa, kenapa saya tidak?” atau “Wah kok dia bisa ya kepikiran begitu? Kreatif banget! Apa yang bisa saya lakukan dengan kondisi yang sedang saya alami saat ini?”
Contohnya, kiprah elok Entrepreneurship Organization asuhan
Rachmat Harsono. Mereka pernah mengundang narasumber dari Afrika
Selatan. Pembicara tersebut seorang tentara khusus. Tapi, ia tidak
berbicara ihwal kewirausahaan kepada para peserta, melainkan berkisah
tentang perjuangannya tatkala dikurung dalam penjara sempit di Zimbabwe
selama 15 tahun.
Sebanyak 8.5000 pengusaha yang tersebar di 120 kota dan 42 negara di seluruh dunia menyimak dengan takzim ihwal fighting spirit
(semangat juang). Yakni, bagaimana caranya untuk mengatasi rasa takut
dan bertekad untuk terus hidup. Nilai keutamaan tersebut dapat pula
diterapkan oleh para pebisnis dalam mengembangkan usahanya di lingkar
pengaruh masing-masing (halaman 143).
Contoh lainnya, Gilang Iskandar, Direktur Ekesekutif World Peace Movement.
Gilang bersedia mulai merangkak dari bawah sebagai staf biasa untuk
meniti puncak karir. Menurutnya, proses ini penting agar kelak sebagai
pemimpin bisa punya wawasan yang cukup. Selain itu, agar ia dapat
berempati pada apa yang dialami pegawainya.
Tokoh yang pernah malang-melintang di berbagai stasiun televisi swasta tersebut berpedoman pada 4 hal. Pertama, kerja keras sebagai poin utama. Tidak ada sesuatu yang bisa dicapai dengan mudah. Kedua, tidak semua hal kita tahu. Untuk itu diperlukan sikap open minded dan mau terus belajar, termasuk bertanya kepada anak buah yang lebih pintar. Ketiga, jangan takut untuk berbagi karena takut kalah prestasi dengan orang lain. Kalau yakin punya suatu kelebihan, harus kita share. Keempat,
harus memiliki sikap positif. Kalau dimarahi atasan orang cenderung
mutung dan tak mau berkomunikasi dengannya lagi. Tapi Gilang justru
merenung dan melakukan introspeksi diri untuk memperbaiki kinerja
(halaman 60).
Uniknya, pasca-meraih sukses di usaha broadcasting, Gilang
justru memilih mengundurkan diri. Padahal, di lingkungan perusahan
besar televisi swasta ia telah masuk jajaran papan atas managemen dan
merasakan betapa nikmat hidup di zona nyaman. Kini, ia dipercaya
menjadi pemimpin World Peace Movement, bidang yang berbeda 180
derajat dari dunia pertelevisian yang telah ia geluti selama 23 tahun
terakhir. Gilang hendak bertindak sebagai semacam promotor perdamaian
dunia. Aneka kegiatan dilakukan untuk mengajak masyarakat terutama kaum
muda. Mereka terlibat dalam World Peace Movement lewat ajang seni, budaya, politik, hingga penghijauan dan isu lingkungan hidup.
Kisah sukses Dr. Handry Satriago juga tak kalah menarik. Walau kondisi fisiknya tak seperti dulu lagi, Presiden dan CEO General Electric Indonesia
ini tetap semangat berkarya. Awalnya, ia mengaku marah saat pertama
kali sakit sehingga membuatnya tak bisa berjalan. Seiring berjalannya
waktu, pasca 20 tahun bergulir Dr. Handry menyimpulkan bahwa lewat
kanker yang ia derita, Tuhan justru memberi lebih banyak ketimbang apa
yang diambil darinya.
Sebagai manusia biasa, rasa kecewa,
frustasi, putus asa memang pernah menghantui hari-harinya di masa
lalu. Tapi justru kondisi terbatas tersebut memberinya pelajaran
berharga. Ternyata dinamika perjalanan hidupnya memang harus seperti
itu. Toh pada akhirnya, Dr. Handry meyakini bahwa program Tuhan lebih
baik daripada pikiran manusia. Seperti kata petuah bijak: manusia
merencanakan, Tuhan yang menentukan.
Lewat buku ini, ia
juga berpesan kepada kaum muda, “Jika kita ingin Indonesia menjadi
lebih baik. Kuncinya ada di pendidikan, dan itu tak selalu berupa
pendidikan formal. Saya ingin melihat semua young leaders Indonesia punya mimpi untuk menjadi global players. Juga tetap rendah hati bahwa gelas itu masih setengah penuh dan harus terus diisi.” (halaman 47).
Buku
setebal 200 halaman mengulas aneka kisah hidup orang sukses. Billy
Boen mengemasnya secara santai dengan bahasa khas anak muda. Layak
dibaca oleh generasi penerus bangsa yang hendak menjadikan Nusantara
kian bertaji di kancah dunia - See more at: http://suar.okezone.com/read/2014/07/14/285/1012544/antologi-kisah-hidup-orang-sukses#sthash.kNh5rVJe.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar