Kamis jelang
tengah malam (13/2/2014) suara letusan Gunung Kelud terdengar sampai ke
Kampung Nyutran, Yogyakarta. Jumat pagi (14/2/2014) hujan abu pun masih
terus turun dengan derasnya di Kota Gudeg.
Padahal jarak dari pusat erupsi di Kediri, Jawa Timur mencapai 300
kilometer lebih. Tak terbayangkan hujan abu dan material vulkanik di
radius yang lebih dekat.
Bagi warga yang wilayahnya diselimuti abu, lebih baik tetap di dalam
rumah saja. Kecuali ada urusan yang sangat mendesak. Kalau terpaksa
harus keluar pakailah masker.
Karena kadar silika di abu vulkanik mencapai lebih dari 50 %. Silika
ialah semacam bahan pembuat kaca. Sehingga amat tajam, berbahaya bila
masuk ke paru-paru, mata ataupun organ tubuh lainnya. Tak hanya
mengancam keselamatan manusia, tapi juga tumbuhan, ternak, dan binatang
peliharaan.
Kalau sudah terlanjur terkena mata segera tetesi obat mata. Atau segera
rendam dengan air bersih. Lebih bagus bila menggunakan air rebusan daun
sirih.
Kemudian untuk mengeluarkan/detoksifikasi abu yang terlanjur masuk ke
dalam paru-paru. Dokter Hardhi Pranata SpS, Ketua Umum Perhimpunan
Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI) menganjurkan, “Minum ramuan-ramuan
herbal asli Indonesia yang mudah dijumpai seperti kapulaga, meniran,
dan jahe bisa membantu mengeluarkannya.”
“Kencur dan kunyit dicampur jeruk nipis dan satu sendok kecap juga
efektif mengeluarkan dahak dan riak dari saluran pernapasan. Ramuan ini
bisa mengeluarkan debu-debu yang masuk saluran pernapasan,” imbuh dr.
Hardhi. (Sumber:
http://www.detikhealth.com/read/2010/11/05/175540/1487554/766/ramuan-herbal-untuk-keluarkan-debu-dari-paru-paru)
Kekuatan alam sungguh dahsyat. Semoga semua baik-baik saja. Amin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar