Dimuat di Majalah Salam Damai, Edisi Februari 2014
Komunitas Saung Jogja (KSJ) dan Pusaka Institute meluncurkan CD Audio Babad Suci Prajanjian Lawas (BSPL) di Wisma Mahasiswa, Klitren Lor, Yogyakarta. Aula disulap layaknya sebuah gedung kesenian. Kotak-kotak pelita warna-warni menjadi sumber penerangan utama. Di pintu masuk tampak sebuah gunungan Jawa lengkap dengan sesaji bunga tujuh rupa dan dupa aroma terapi. Simbol salib terpampang pada gunungan tersebut.
Kutipan Babad Suci Prajanjian Lawas sempat diperdengarkan dengan diiringi alunan gamelan Jawa dan ilustrasi gambar artistik. Antara lain kisah penciptaan Adam dan Hawa di Taman Firdaus dan kisah tentang Nabi Yakob. Bagi yang tak paham bahasa Jawa, di layar juga dituliskan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Usai menyimak petikan isi CD Audio Babad Suci Prajanjian Lawas tersebut. Kresna Duta memandu sesi diskusi yang menampilkan narasumber, Ketua Komisi Sosial Keuskupan Agung Semarang, Rama Petrus Noegroho Agoeng Pr, Rama Bagus Aris SJ selaku tuan rumah dari Wisma Mahasiswa, Leonardo Budi Setiawan dari Pusaka Institute, dan Wawan Probo Sulistyo dari perwakilan KSJ.
Rama Noegroho Agoeng menyebut karya ini sebagai gaweane wong edan (hasil karya orang gila). Kata “edan” di sini tentu dalam pengertian positif. Ia juga mengomentari ilustrasi gambar yang luar biasa bagus. Rama Bagus Aris turut menyampaikan apresiasinya. CD Audio Babad Suci Prajanjian Lawas bisa menjadi alternatif. Sebab selama ini budaya mendengarkan terkalahkan oleh budaya visual.
Menurut Leonardo Budi Setiawan dari Pusaka Institute, Babad Suci Prajanjian Lawas adalah sebuah naskah hasil tafsiran ulang terhadap Kitab Suci Perjanjian Lama. Intepretasi itu ditulis oleh para leluhur dalam bahasa Jawa dengan bentuk babad (kisah).
Menurut Wawan Probo Sulistyo dari KSJ, karya ini merupakan sebuah upaya kecil untuk mendokumentasikan naskah. Sebab selama ini banyak karya sastra kita yang hilang dan dibawa orang. (T. Nugroho Angkasa S.Pd)
Komunitas Saung Jogja (KSJ) dan Pusaka Institute meluncurkan CD Audio Babad Suci Prajanjian Lawas (BSPL) di Wisma Mahasiswa, Klitren Lor, Yogyakarta. Aula disulap layaknya sebuah gedung kesenian. Kotak-kotak pelita warna-warni menjadi sumber penerangan utama. Di pintu masuk tampak sebuah gunungan Jawa lengkap dengan sesaji bunga tujuh rupa dan dupa aroma terapi. Simbol salib terpampang pada gunungan tersebut.
Kutipan Babad Suci Prajanjian Lawas sempat diperdengarkan dengan diiringi alunan gamelan Jawa dan ilustrasi gambar artistik. Antara lain kisah penciptaan Adam dan Hawa di Taman Firdaus dan kisah tentang Nabi Yakob. Bagi yang tak paham bahasa Jawa, di layar juga dituliskan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Usai menyimak petikan isi CD Audio Babad Suci Prajanjian Lawas tersebut. Kresna Duta memandu sesi diskusi yang menampilkan narasumber, Ketua Komisi Sosial Keuskupan Agung Semarang, Rama Petrus Noegroho Agoeng Pr, Rama Bagus Aris SJ selaku tuan rumah dari Wisma Mahasiswa, Leonardo Budi Setiawan dari Pusaka Institute, dan Wawan Probo Sulistyo dari perwakilan KSJ.
Rama Noegroho Agoeng menyebut karya ini sebagai gaweane wong edan (hasil karya orang gila). Kata “edan” di sini tentu dalam pengertian positif. Ia juga mengomentari ilustrasi gambar yang luar biasa bagus. Rama Bagus Aris turut menyampaikan apresiasinya. CD Audio Babad Suci Prajanjian Lawas bisa menjadi alternatif. Sebab selama ini budaya mendengarkan terkalahkan oleh budaya visual.
Menurut Leonardo Budi Setiawan dari Pusaka Institute, Babad Suci Prajanjian Lawas adalah sebuah naskah hasil tafsiran ulang terhadap Kitab Suci Perjanjian Lama. Intepretasi itu ditulis oleh para leluhur dalam bahasa Jawa dengan bentuk babad (kisah).
Menurut Wawan Probo Sulistyo dari KSJ, karya ini merupakan sebuah upaya kecil untuk mendokumentasikan naskah. Sebab selama ini banyak karya sastra kita yang hilang dan dibawa orang. (T. Nugroho Angkasa S.Pd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar