Dimuat di SLiLiT Arena edisi April 2014
1.
Sajak Dagang
Kamu panggil aku karena aku jualan barang
apa urusanmu?
kamu mau tahu barang yang kujual?
mau kamu beli juga?
Aku buka warung
aku jualan teh, kopi, mi instan
apa urusanmu?
Mau makan dan minum?
aku layani sepenuh hati
pokoknya kamu bayar aku terima
Kenapa pula aku tanya asal-usul uangmu?
hasil korupsikah?
Uang dari mana pun itu bukan urusanku
urusanku kamu beli yang aku jual
jangan lupa bayar
Kenapa pula aku sampai dipanggil-panggil yang berwenang?
bayaranmu padaku semua turut disita pula
Kalau terus seperti itu urusan di negeri ini
siapa yang mau dagang lagi?
Kamu yang sedang baca sajak ini
jangan senyum-senyum dan malah senang begitu
daganganku ini usaha paling tua
Anak, istri, dan keluargaku aman tidak pernah diganggu
maka harus ada warung seperti warungku ini
memangnya salah?
Kalau ada orang korupsi, ya tangkap saja dia
apa urusannya denganku?
Apa urusannya dengan uang yang sudah dia bayar kepadaku
untuk barang dagangan yang sudah kuserahkan padanya
Kenapa setelah kamu seret dia, aku juga diseret-seret segala?
Apa karena aku melayani koruptor?
Bukankah banyak juga di tempat-tempat ibadah?
sita juga sumbangan-sumbangan mereka di sana
berani?
2.
Sajak Kambing Korban
Kau memberiku makan, rumah, uang, dan kedudukan
amboi aku merasa girang
bukan main senangnya
Tapi akhirnya baru kutahu
kau telah jadikan aku kambing korban
Kau menggemukkan diriku
bukan karena kau menyayangiku
Kau menggemukkanku untuk keuntunganmu sendiri
supaya aku jadi paling gemuk
Sekarang aku baru tahu
tega-teganya kau wahai manusia!
Hukum dan segala peraturan pun kau buat
semata untuk membenarkan penyembelihanku
Sungguh kejam kau wahai manusia…
apa salahku sehingga kau sembelih?
Aku kambing di pinggir jalan
aku juga pejabat di pusat pemerintahan
Aku berada di mana-mana
Di mana saja selama masih ada manusia jahanam
3.
Sajak Cuci Uang
Koruptor dikenai pasal cuci uang?
jujur aku bingung
kenapa korupsi tidak disebut korupsi saja
Seenaknya kalian memasuki rumah mereka
menggeledah dan menyita baju mereka, barang-barang mereka
Kenapa kalian tidak berani ke tempat-tempat ibadah juga
yang jatah mereka lebih dari yang diperoleh koruptor
Aku bingung kenapa dianggap bersekongkol dan dipersalahkan?
bagaimana dengan para ahli kitab
di tempat-tempat ibadah yang notabene tidak menjual apa-apa
tapi tetap dapat jatah!
Aku masih berdagang barang
Sedangkan mereka hanya berjualan harapan
Aku sungguh bingung
kenapa mereka tak tersentuh
dan kenapa aku yang justru dicari-cari dan jadi buronan terus?
Aku sungguh bingung, bingung, bingung…
4.
Sajak S3: Sumpah Seekor Sapi
Kamu pikir dengan menyembelihku perkara selesai
tidak, tidak semudah itu
Saat penjagal-penjagalmu
memisahkan kepala dari badanku
segala kebangsatanmu pun tampak jelas di depan mata
dan terekam oleh jiwaku
Mereka yang sekarang membuatmu pusing tujuh keliling dan tak bisa tidur malam
adalah roh sapi-sapi gentayangan yang kamu sembelih
mereka datang untuk balas dendam
Silakan memerah tetek susu kami,
monggo silakan
ambil semua susu kami, kami rela
Tapi kalau kami disembelih
bagaimana kalau suatu saat kami berkuasa
dan kami ganti menyembelih kalian semua?
Cukup sudah kamu perdagangkan bangsaku, rasku, keluargaku, wahai bangsa manusia!
sekarang giliran kalian mesti membayar utang
aku datang untuk menyelesaikan utang – piutangmu
Akhirat masih lama
kamu mesti bayar sekarang juga
Ayo kuantar kamu ke rumah-rumah
tempat penjagalan manusia-manusia seperti kamu!
5.
Sajak Pangeran
Bangun pagi itu kerja petani
aku pangeran putra petinggi
Untuk apa bangun pagi-pagi?
aku tidak perlu ke ladang untuk bertani
Mohon komisi itu kerja makelar
aku pangeran, bukan makelar
Money laundering? Kenapa harus dicuci?
walau kotor, haram toh uang tetap uang
kutelan mentah-mentah, enak juga kok rasanya
Kalau dicuci bisa susut, untuk apa?
anak bisa haram, istri juga bisa
tapi uang, tak ada uang haram
dengan uang akan kupertahankan kerajaan ayahku
bahkan mengembangkannya!
Dengan uang akan kubuat singgasana
yang berukuran pas untuk pantatku
Ingat aku pangeran, anak raja
aku pengganti ayahku, raja kalian
Kubuka diriku
bagi kalian yang mau memasukiku
aku selalu terbuka!
6.
Sajak Revolusi
Dulu aku gembong becak
sekarang tidak
aku jadi pengurus beberapa gembong
sudah naik pangkat
Dulu aku gembong becak
tapi kini aku tidak lagi mau jadi oncom
Pengalamanku banyak sekali
semua karena kegembonganku
Dulu paling banyak terjadi kecelakaan
itu prestasi yang luar biasa
Pasalnya bagiku orang-orang yang tak mampu adalah makhluk lemah
tidak berguna bagi bangsa
tak bermanfaat untuk negara
Terlebih rakyat semua berotak tempe
ditambah lemah lagi
apa mau jadi tempe mereka
Dulu aku gembong becak
kecelakaan-kecelakaan itu
justru untuk menyelamatkan
agar bangsa tempe tetap jadi tempe
tidak jadi oncom
Tempe masih sehat
oncom bisa buat sakit perut
Orang-orang yang mati dalam kecelakaan itu
sudah hampir jadi oncom
jadi ya biarlah semua terjadi
seleksi alam namanya
supaya tempe tidak berubah jadi oncom
Dulu aku gembong becak
jadi masih banyak kenalan
tukang-tukang becak sejati
Anakku pernah ditabrak becak
eh malah orang lemah itu melapor
kok cepat melapor ya?
Seperti kecoa saja
Bukan, bukan kecoa
karena kalau kecoa itu seperti politisi
mereka tidak pernah mati
abadi
Kelak di sajak lain
kapan-kapan akan aku ceritakan
hubungan kecoa dan politisi
Jadi untung juga ya
dulu aku gembong becak
sehingga masih banyak kenalan
Tapi tetap saja
lebih untung sekarang
aku mengurusi beberapa gembong
tinggal kutelpon mereka
salah seorang langsung membereskan
Satu orang mati untuk mengurusi
anakku, pangeranku
“no problem” itu kata toke-toke yang kuhubungi
semuanya beres dalam sekejap mata
Berkat kegembonganku dulu
pangeranku selamat
Ya bagaimana tidak selamat?
keluarga yang tak mampu itu dapat uang
mereka malah berterimakasih
jadi mau apa lagi?
Orang lemah, tak berguna
mereka tak mampu
tak pernah memberi keuntungan
untuk apa mereka hidup?
Inilah baiknya hidup di alam demokrasi.
peraturan dan undang-undang berjaya!
berjaya karena bisa diubah-ubah
diatur, disulap, diapa-apakan saja oleh para toke-toke!
Dulu aku gembong becak
sebelumnya hanya tukang becak
Bagiku perjalanan hidup ini layaknya rambutku
tak beruban begitu saja
Semua jalan ini pernah kulewati
sekarang aku tahu cara-cara jitu
untuk memanipulasi apa saja
Manipulasi itulah caraku
bagi politisi kegembongan
seperti diriku ini
Dulu aku gembong becak…
Sumber Foto dari Ki Aris Hasyim dan Taufiqurrohman