Dimuat di Majalah Utusan, edisi Januari 2014
Judul: Pencerahan, Kebenaran, Cinta, dan Kearifan Melampaui Dogma
Penulis: J. Sudrijanta, S.J
Penerbit: Kanisius
Cetakan: 1/2013
Tebal: 167 halaman
ISBN: 978-979-21-3492-6
Benang merah buku ini ialah kesadaran non-dualistik (awareness). Secara jeli, Romo Sudri, penulis buku ini, membedakannya dengan kesadaran dualistik (consciousness). Menurut
imam Jesuit dan praktisi meditasi Zen tersebut, dalam kesadaran
dualistik masih ada dikotomi antara subjek-objek. Sedangkan, pengetahuan
mistikal justru terjadi tatkala dualisme telah terlampaui.
Secara
lebih mendalam, Kebenaran mistikal (dengan K besar) perlu ditemukan
secara aktual. Dalam konteks ini, diskusi intelektual tak bisa
memuaskan dahaga jiwa. Sama halnya dengan Cinta dan Kearifan, nilai
keutamaan tersebut tertutup bagi mereka yang masih terbelenggu oleh
kepicikan intelek. Tapi terbuka bagi kita yang siap sedia menerima fakta
universal Yang Tak Dikenal (halaman 12).
Alhasil, keraguan yang notabene selama ini dianggap sebagai musuh utama kepercayaan justru menjadi teman setia para pencari iman yang tulus. Sebab, entrepreneur sosial tersebut berpendapat bahwa batin yang sudah menemukan kepastian dan kenyamanan tidak akan mampu melihat Kebenaran. Selain itu, mata yang memandang lewat pikiran hanya akan menghasilkan pengamatan parsial. Pengamatan total hanya mungkin terjadi jika otak diam (halaman 20).
Alhasil, keraguan yang notabene selama ini dianggap sebagai musuh utama kepercayaan justru menjadi teman setia para pencari iman yang tulus. Sebab, entrepreneur sosial tersebut berpendapat bahwa batin yang sudah menemukan kepastian dan kenyamanan tidak akan mampu melihat Kebenaran. Selain itu, mata yang memandang lewat pikiran hanya akan menghasilkan pengamatan parsial. Pengamatan total hanya mungkin terjadi jika otak diam (halaman 20).
Buku
yang terdiri atas 20 bab ini kaya inspirasi dan sarat makna. Layak
dibaca dan dilakoni oleh semua orang. Terlepas dari latar belakang
agama dan kepercayaan apa pun, lewat praktik kesadaran dari saat ke
saat niscaya Kebenaran, Cinta, dan Kearifan akan menunjukkan wajah
aslinya. Dengan demikian agama sungguh menjadi manifestasi pembebasan
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar