Dimuat di Surat Pembaca, Suara Merdeka, Kamis/16 Januari 2014
”Sepuluh
tahun mendatang tingkat kemacetan di Yogyakarta bisa mencapai 45
persen bila tak segera diatasi.” Begitulah prediksi pengamat
transportasi UGM, Prof Dr Ing Ahmad Munawar, MSc. Dalam konteks ini,
semangat ”sego segawe” kembali menemukan relevansinya.
Sego segawe alias sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe digagas
oleh Herry Zudianto. Menurut Wali Kota Yogyakarta 2001-2011 tersebut
tujuannya agar masyarakat sehat, polusi udara berkurang, hemat BBM,
tingkat kemacetan menurun, dan kota gudeg tetap ”Berhati Nyaman”.
Penulis sepakat dengan tesis dasar Herry Zudianto. Sejatinya, ada filosofi mendalam di balik sego segawe.
Yakni sebagai gerakan nilai untuk melatih diri bersikap sederhana,
terutama untuk generasi muda. Artinya, orang bersepeda tidak identik
dengan golongan yang tidak berpunya, namun justru mencerminkan ciri
peradaban modern.
Karena orang beradab tidak akan
menghabiskan sumber daya bumi untuk dieksploitasi secara berlebihan.
Dalam konteks ini, modernisasi perlu sejalan dengan efisiensi dan
efektivitas (penghematan energi), agar kita tetap mewariskan lingkungan
yang sehat untuk generasi berikutnya.
Salut untuk
proaktivitas komunitas pesepeda di Yogyakarta. Beberapa waktu lalu,
pada Minggu malam, 28 Oktober 2013, pelbagai komunitas sepeda sempat
mengikrarkan ”Sumpah Pesepeda”. Mereka berkumpul di Museum Perjuangan
dan bersama- sama mengayuh kereta angin menuju ”Titik Nol Km
Malioboro”.
”Kegiatan ini untuk menggelorakan kembali kegiatan sego segawe
di Yogyakarta. Akhir-akhir ini spirit itu seperti tak terawat,” ungkap
Herman Dody dari Komunitas Sepeda JBC. Perwakilan komunitas pesepeda
lain di antaranya Muntowil (Podjok), Simbah (Pory), Imam Syafi’I (JFB),
dan Aryo Wikantomo (Federal Yogya).
Lebih lanjut,
kota-kota di Jateng-DIY juga perlu belajar dari Kopenhagen di Denmark.
Sebab Kopenhagen menyandang reputasi sebagai salah satu kota paling
ramah sepeda di dunia. Berdasarkan data Pemerintah Kota Kopenhagen,
sekitar 36% penduduk bersepeda menuju tempat kerja, universitas/sekolah,
dan sekedar untuk berekreasi di kala senggang. Anak mudanya, walau
lelaki, tak malu membawa sepeda dengan keranjang di depan stang.
Bahkan
pada musim semi sampai awal musim gugur, yakni sekitar April hingga
September, tersedia fasilitas peminjaman sepeda gratis untuk siapa saja
(dengan jaminan setoran 30 krona atau setara dengan Rp 30.000).
Fasilitas yang bernama ”Bycyklen Kobenhavn” ini ada pada zona di pusat
kota Kopenhagen. Yakni mulai dari Indre By (Copenhagen Center) sampai ke Christianshavn (http://id.wikipedia.org/wiki/Bersepeda_di_Kopenhagen).
Selain
itu, untuk membuat nyaman para pengendara sepeda, hampir setiap jalan
di pusat kota memiliki jalur sepeda di kedua sisi jalan. Saat ini,
sekitar 350 kilometer jalur khusus sepeda tersedia di Kopenhagen, dan
tiap tahun angka pengayuh sepeda terus meningkat.
Ternyata
tak hanya di belahan bumi Eropa, masih banyak kota-kota ramah pesepeda
lain. Antara lain di Asia ada Beijing, China. Di Amerika Latin ada
Bogot·, Kolombia. Di benua hitam ada Cape Town, Afrika Selatan.
Keunikan Cape Town ialah pemerintah kota setempat berkomitmen
menciptakan jalur bersepeda yang memadai. Mereka menyediakan pula
parkiran khusus sepeda dan tempat mandi khusus bagi para pesepeda.
Manfaat
utama bersepeda ialah sehat. Sebab aktivitas ini merupakan salah satu
bentuk olahraga yang murah meriah. Penelitian menunjukkan bahwa
aktivitas fisik ini bisa membuat tubuh lebih bugar. Selain itu,
bersepeda juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh terhadap sel kanker dan
tumor.
Manusia juga memiliki beberapa ratus otot yang
harus digunakan setiap hari. Kalau otot tak aktif selama satu minggu,
bisa menurunkan kekuatan otot. Dalam jangka waktu panjang potensial
menyebabkan kerusakan. Tatkala kita bersepeda, otot akan semakin aktif.
Ini membuat otot tetap kuat dan berfungsi secara efisien.
Selanjutnya,
kerangka tubuh manusia merupakan bagian yang menunjang organ lain.
Bersepeda bisa menguatkan tulang dan menambah fleksibilitasnya untuk
bergerak.
Bersepeda juga memiliki manfaat baik untuk
kekuatan serta kepadatan tulang. Dari aspek mental, memberi efek
ketenangan. Menurut para psikolog, aktivitas mengayuh kereta angin bisa
menurunkan kadar kecemasan, depresi, dan masalah psikis lain.
Oksigen
sangat penting untuk proses pernapasan manusia. Sistem respirasi
biasanya terganggu karena aktivitas minim di balik meja kantor.
Bersepeda bisa menguatkan otot pernapasan dan paru-paru, sehingga
membuat sistem pernapasan lebih optimal. Sistem pernapasan yang baik
niscaya meningkatkan kualitas energi dalam tubuh.
Salah
satu organ penting dalam tubuh manusia ialah jantung. Bersepeda
merupakan aktivitas paling baik untuk menjaga kekuatan dan kesehatan
jantung. Rutin bersepeda setiap hari dapat mengurangi risiko terkena
penyakit jantung hingga 50 persen.
Meski terlihat sederhana, sego segawe memiliki
banyak manfaat. Selain bisa mengurangi kemacetan juga sehat dan ramah
lingkungan. Mari biasakan untuk bersepeda ke sekolah/universitas,
tempat kerja, atau sekedar mengisi waktu senggang. Salam gowes!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar