Dimuat di Radar Surabaya, Rabu/2 Oktober 2013
Sejak
2 Oktober 2009 Badan PBB untuk kebudayaan UNESCO menetapkan batik
sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan setiap tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional.
Dalam
laman resminya, UNESCO melihat batik Indonesia memiliki banyak motif.
Semuanya bertautan erat dengan status sosial, kearifan lokal (local wisdom),
kondisi alam, dan sejarah masyarakat. Selain itu, batik juga merupakan
identitas bangsa. Kenapa? Karena senantiasa hadir dalam peziarahan hidup
seorang anak manusia, mulai sejak ia lahir hingga akhirnya dikebumikan.
Misalnya dalam resepsi perkawinan, mempelai perempuan menggunakan batik motif Sido Mukti. Sido berarti (men)jadi, sedangkan Mukti sinonim
dengan sejahtera lahir dan batin. Itulah doa sekaligus harapan yang
terekpresikan lewat pakaian pasangan muda yang hendak mengarungi
samudera kehidupan dengan bahtera rumah tangga.
Menurut
para ahli sejarah, batik sudah ada sejak zaman Majapahit. Pada awalnya,
batik memang cenderung bersifat eksklusif, hanya dibuat dan dikenakan
oleh keluarga keraton. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu,
penggunaan batik merambah hingga ke kalangan rakyat jelata.
Suroso seorang desainer dari Jogjakarta mengingatkan tentang filosofi dasar warisan leluhur tersebut (Kick Andy, 29 Agustus 2013). Pengerajin tenun kain batik dari bahan serat batang pisang itu memaknai batik sebagai proses bukan sekadar hasil.
Artinya,
batik bukan hanya pakaian ‘resmi’ di kantor setiap Jumat. Terobosan dan
inovasi harus terus digalakkan agar generasi muda bangga mengenakannya.
Bahkan turut pula dalam proses produksi. Mulai dari proses menggambar
pola, mencanting, mewarnai, dan mendesain pakaian yang sesuai dengan
mode terkini.
Terakhir tapi penting, proses tersebut
bisa dimulai dari sekolah. Pelajaran membatik tentu menarik minat
belajar siswa. Sehingga generasi penerus bangsa lebih mengenal dan
mengaprapresiasi karya seni adiluhung warisan leluhur kita tersebut.
Selamat hari batik nasional! (T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru Privat Bahasa Inggris di Jogjakarta dan Kontributor Tetap di Majalah Pendidikan Online Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar