Selasa,
22 Oktober 2013 jam 15.00-17.00 WIB pelataran Monumen Serangan Umum 1
Maret di Titik Nol Km Malioboro dipadati ratusan pengunjung. Mereka
duduk lesehan mengelilingi panggung.
Aneka sajian kesenian ditampilkan.
Mulai dari Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul, Sleman, dan Kota
Yogyakarta. Mentari sore hangat menyinari kawulo Ngayogyakarta
Hadiningrat, turis lokal dan wisatawan manca negara yang turut
menyaksikan perhelatan akbar tersebut.
Dinda salah satu pengisi acara dari
Sanggar Ayo Menari sempat diwawancarai MC (Master Ceremony). Penari
cilik tersebut mengatakan bahwa Pesta Rakyat ini untuk merayakan
Pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro. Dinda bersama 4 teman lainnya
mempersembahkan tari “Ulo-ulonan.”
Menurut Wahyana Giri Mc, selaku
Koordinator Acara, Pesta Rakyat ini memang merupakan wujud kecintaan
rakyat kepada Rajanya. Pada hari pertama, acara berlangsung sampai
malam. Lalu, esok hari, Rabu, 23 Oktober 2013, mulai jam 08.00 WIB akan
ada kirab 12 kereta kencana Kraton. “Total 68 kuda yang menarik
kereta-kereta tersebut,” imbuhnya di sela-sela acara.
Selain itu, komunitas Malioboro sudah
urunan dan menggelar 500 angkringan gratis. Seluruh pengunjung yang
menyaksikan kirab tersebut boleh menikmatinya secara cuma-cuma.
Selasa sore tadi beberapa kelompok seni
telah mempersembahkan sajian-sajian menarik. Antara lain kelompok seni
Reog Lestari Budaya, Gunung Kidul; Gejug Lesung Tresno Laras, Trowono,
Gunung Kidul; Sanggar Ayo Menari, Gowok, Yogyakarta; SOS Children Center
dll.
Tepat pukul 17.00 WIB acara distop sementara. Para pengunjung boleh
mengambil mie dan es teh gratis yang telah disediakan panitia di utara
panggung. Pasca adzan Magrhib, Pesta Rakyat akan dilanjutkan sampai
tengah malam. Salah satu atraksi yang paling ditunggu-tunggu adalah
kesenian Didi Nini Thowong.
Sumber Foto: Dok Pri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar