Dimuat di beritamoneter.com, Rabu/20 November 2013
Judul: Terapi Doa
Penulis: Dr. Joseph Murphy
Penerjemah: Slamat P. Sinambela
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I/2012
Tebal: xii + 202 halaman
ISBN: 978-979-22-7990-0
Walau penulisnya seorang tetua Divine Science
buku ini tak banyak mengungkap kotbah. Dr. Murphy yang tercatat sebagai
pendiri sekolah calon pendeta di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat
tersebut lebih banyak mengisahkan pengalaman riil.
Misalnya ia pernah memimpin
kebaktian pemakaman seorang pria berusia 50 tahun. Almarhum hanya
memiliki seorang putri yang masih berusia 13 tahun. Istrinya telah wafat
ketika putri mereka baru lahir. Putri yang telah menjadi yatim piatu
tersebut mengakui, “Ayah selalu mengatakan bahwa kematian bukan akhir,
sebelum meninggal beliau berkata: Doakan saya, saya akan selalu
bersamamu dan menjagamu.”
Lalu anak itu menambahkan, “Saya
tahu ayah tidak ingin saya bersedih, menangis, atau merindukannya di
makam. Ia ingin saya senang, gembira, masuk kampus, kuliah, dan belajar
menjadi dokter yang baik. Saya tahu hal-hal tersebut akan membuat beliau
bahagia. Saya tidak berutang kesedihan dan air mata kepada ayah, saya
berutang kesetiaan, cinta, ketaatan pada kebenaran yang beliau ajarkan
serta teladankan.” (halaman 184).
Menurut penulis, walau masih remaja
si anak berhasil mengatasi tragedi kematian. Alhasil, kepergian sang
ayah tak terlalu melukai batinnya. Ia merasakan penyertaan Ilahi yang
senantiasa menghiburnya. Selain itu, ia memiliki prinsip hidup yang
membangun yakni kebaikan, cinta, pertumbuhan, keyakinan, keramahan,
serta rasa percaya pada hukum-hukum Allah dan kasih-Nya pada seluruh
anak-anak Tuhan.
Ada juga kisah seorang ibu yang
kehilangan kedua anaknya. Kendati demikian, responnya sangat bijaksana,
“Saya tahu Allah itu adil dan baik ada-Nya. Ketika saya merindukan
anak-anak saya, pada saat yang sama mereka sedang membangun rumah lain
pada dimensi yang berbeda. Karena mereka mendapat tubuh dan pekerjaan
baru untuk diselesaikan.
Oleh sebab itu, saya dapat menolong
mereka dengan rajin berdoa. Anak-anak saya adalah pinjaman dari Allah,
sumber dari segala kehidupan dan segala berkat. Saya tahu saya tak
memiliki anak saya untuk selamanya. Suatu hari mereka akan meninggalkan
saya, menikah, serta mungkin pergi ke negara lain. Saya mencintai mereka
saat mereka berada di sisi saya. Saya memberikan segala yang dapat saya
berikan dalam hal cinta, iman, keyakinan, dan kepercayaan kepada Allah.
Kini tugas saya adalah menolong
mereka membangun rumah baru. Saya memancarkan kasih, damai, serta
sukacita pada mereka lewat bait doa. Sehingga cahaya, kebenaran, dan
keindahan Allah mengalir melalui mereka. Kedamaian-Nya pun mengisi jiwa
mereka. Saya bersuka cita atas perjalanan mereka selanjutnya, sebab
hidup terus bergerak maju. Setiap kali ingat mereka, saya berdoa begini,
“Allah beserta mereka dan segala sesuatunya dalam keadaan baik.”
(halaman 181).
Sistematika buku ini terdiri atas 13
bab. Benang merahnya ialah seputar terapi doa. Mulai dari “Doa
Membentuk Pola Konstruktif”, “Teknik-Teknik Doa”, “Mempraktikkan Terapi
Doa”, “Cara Kerja Doa”, “Kuasa Perubahan Doa”, “Cara Memaafkan Melalui
Doa”, “Doa Mengalahkan Ketakutan”, “Doa Cara Menyelesaikan Masalah
Pernikahan” sampai “Cara Berdoa dan Tetap Muda dalam Roh Selamanya.”
Pengalibahasaan buku berjudul asli “Techniques in Prayer Therapy” ini
relatif memuaskan. Slamat P. Sinambela memilih diksi yang mudah dipahami
pembaca untuk konteks Indonesia.
Tesis utama buku ini sederhana tapi
mendalam. Kesadaran, pikiran, perasaan manusia menciptakan takdirnya
sendiri. Hal-hal eksternal bukan penyebab dan pembuat kehidupan
seseorang di muka bumi ini. Berasumsi bahwa orang lain dapat merusak
kebahagiaan kita tidak relevan lagi. Kenapa? Karena kita
bertanggungjawab penuh atas kehidupan kita sendiri. Anda adalah raja,
penguasa dunia anda karena anda satu dengan Tuhan (halaman 202).
Jodoh
Konkritnya ketika hendak mencari
jodoh. Penulis mengajarkan doa untuk mendatangkan pasangan hidup yang
tepat. “Saya tahu bahwa saya menyatu dengan Allah sekarang. Di dalam Dia
saya hidup, bergerak, dan memiliki. Allah adalah kehidupan. Kehidupan
itu termasuk kehidupan dari semua laki-laki dan perempuan. Kita semua
adalah putra-putri dari satu Bapa.
Saya tahu dan percaya bahwa ada
seorang laki-laki yang menunggu untuk mencintai dan menghargai saya.
Saya tahu bahwa saya dapat berkontribusi untuk kebahagiaan dan
kedamaiannya. Dia mengasihi cita-cita saya, dan saya mengasihi
cita-citanya. Dia tidak ingin saya melebihinya, juga saya tidak ingin
membuatnya melebihi saya. Ada saling mencinta, kebebasan dan rasa hormat
(Doa Cara Menarik Suami Ideal, halaman 116).”
Tentu saja seperti pepatah Latin, ora et labora,
manusia perlu berdoa sekaligus berusaha. Misalnya dengan menjadi
anggota komunitas kontak jodoh. Kalau di kota Gudeg ada komunitas 2535,
isinya muda-mudi dari usia 25-35 tahun yang hendak mencari partner untuk
mengarungi samudera kehidupan dengan bahtera rumah tangga.
Dr. Murphy termasuk penulis produktif. Ia telah menelurkan 30 buku lebih, antara lain Telepsychics, The Magic Power of Perfect Living, Secrets of the I-Ching, The Cosmic Power within You,
dan lain-lain. Pada 1950-an masih sedikit penerbit besar yang mau
menerbitkan khasanah spiritual. Tapi ia dan istrinya berhasil menemukan
penerbit kecil di Los Angeles. Lalu, mereka mencetak buku saku setebal
30-50 halaman dan dijual seharga 1,5 sampai 3 dolar.
Referensi karya-karyanya tak hanya
dari litertur barat. Ia pernah juga melawat ke Asia dan India untuk
mempelajari spiritualitas timur. Salah satu mentor Dr. Murphy bernama
Dr. Thomas Howard. Beliau seorang hakim, filsuf, doktor, dan juga
profesor. Saat pecah perang dunia II, Dr. Murphy menjadi relawan medis
untuk divisi Infantri 88. Buku ini memuat juga pengalaman mati suri Dr.
Murphy selama 72 jam (halaman 188).
Otosugesti
Salah satu teknik berdoa dalam buku ini ialah teknik Baudoin. Charles Baudoin seorang profesor di Rousseau Institute di Prancsis. Ia praktisi psikoterapis dan peneliti di New York School of Healing.
Teknik Baudoin mulai dikembangkan pada 1910-an. Intinya masuk ke
kondisi kantuk, “Cara paling sedrehana untuk memperoleh hal ini (mengisi
pikiran bawah sadar) adalah memadatkan gagasan yang menjadi objek
sugesti. Ringkaslah dalam frasa pendek yang siap digali dari dalam
memori.”
Lalu, penulis menceritakan salah
satu peserta di kelasnya. Ia mengalami perseteruan keluarga yang sengit
dalam jangka waktu lama seputar harta warisan. Almarhum suaminya telah
menyerahkan seluruh harta kekayaan kepadanya. Tapi putra-putrinya malah
berusaha keras membatalkan surat wasiat itu lewat jalur hukum.
Teknik baudoin diuraikan secara
terperinci. Caranya dengan meletakkan tubuh di kursi berlengan, masuki
keadaan mengantuk, dan seperti yang disugestikan, ringkaslah ke dalam
frasa yang terdiri dari 6 kata yang mudah digali dari dalam memori,
“Telah selesai dalam perintah Ilahi.”
Ia mengulangi latihan ini setiap
malam selama kira-kira sepuluh hari. Pasca masuk ke kondisi mengantuk,
ia menegaskan dengan lambat, tanpa suara, di dalam hati, dengan penuh
perasaan “telah selesai di dalam perintah Ilahi,” berulang kali sampai
ia merasakan kedamaian batin dan ikhlas. Lalu, ia pun jatuh tertidur
dalam keadaan rileks. Pada pagi kesebelas, pengacaranya menelpon dan
mengatakan bahwa pengacara pihak lawan berniat menyudahi masalah itu.
Kesepakatan harmonis dicapai, alhasil segala tuntutan hukum dibatalkan
(halaman 15).
Tiada gading yang tak retak,
begitupula buku ini. Karena latar belakang penulis sebagai pendeta
Kristen, maka banyak kutipan ayat-ayat dari Alkitab. Alangkah lebih baik
jika ada juga petikan ayat dari tradisi keagamaan dan aliran
kepercayaan lainnya. Sehingga buku ini lebih bernuansa multikultural.
Terlepas dari kelemahan minor
tersebut, “Terapi Doa” mengandung nilai-nilai keutamaan adiluhung.
Layak dijadikan referensi bagi siapa saja yang masih percaya pada
kekuatan doa. Menyitir petuah para bijak, berdoalah sebelum kamu
didoakan. Selamat membaca!
Peresensi T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru Privat Bahasa Inggris di Yogyakarta, Blogger di http://local-wisdom.blogspot.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar