Mei 03, 2010

Memberdayakan Kaum Muda

Dimuat di http://www.gramedia.com/wacana.asp?id=100514090609

Judul Buku: Youth Challenges and Empowerment - Taklukkan Tantangan dan Berdayakan Dirimu.
Penulis: Anand Krishna
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: 1, Maret 2010
Tebal: XIII + 245 Halaman
Harga: Rp 40.000

"Meskipun mendengar dentuman guntur di atas langit, tetaplah berdiri tegak dan berusaha terus." (Swami Vivekanada - Pujangga Besar India, wafat pada usia 39 tahun (12 Januari 1863 - 4 Juli 1902)

Analogi sederhana untuk menggambarkan potensi kaum muda ialah ibarat mobil balap. Bahan bakarnya bermutu tinggi sehingga memiliki kecepatan luar biasa. Bila tidak piawai mengendalikan kemudi bisa melabrak apa dan siapa saja. Akibatnya, si pembalap justru keluar lintasan dan terpaksa dibopong ke rumah sakit terdekat. Sebaliknya, kalau sang pengemudi mampu mengendalikan turangga (tunggangan) nya tersebut. Niscaya ia menjadi yang terdepan menyentuh garis akhir. Apakah idealisme kaum muda segala zaman? Kiranya ialah kebebasan dan keadilan bagi semua (freedom and justice for all).

Pergerakan kaum muda berdampak signifikan bagi kelahiran negeri ini. Sejarah mencatat bahwa Dr. Sutomo (30 Juli 1888 - 30 Mei 1938) baru berusia 20 tahun tatkala mendirikan Budi Utomo. Bukan suatu kebetulan pesan Kebangsaan angkatan '28 diberi nama "Sumpah Pemuda". Sebab saat itu para inisiatornya - terdiri atas 9 orang panitia, 71 orang peserta dan 4 orang peninjau Kongres Pemuda, total 84 orang pemuda visoner (sumber: http://sumpahpemuda.org/) - mayoritas masih berusia belia. Kemudian, klimaksnya terjadi pada 16 Agustus 1945, Sukarni memimpin penculikan Soekarno - Hatta ke Rengasdengklok. Ketika itu ia baru berusia 29 tahun, karena tanggal kelahirannya 14 Juli 1914. Angkatan '45 tersebut berani mendesak Dwi - Tunggal untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI.

Bagaimana potret kaum muda saat ini? Seorang kawan fotografer berseloroh, "Sekalipun petir menyambar di siang bolong, para remaja segera bergaya narsis. Sebab kilatan cahaya tersebut dikira cahaya blits kamera digital." Lebih surut ke belakang, Hesiod, pujangga besar Yunani yang hidup 2700 tahun silam juga pernah mengkritik kaum muda, "Sungguh tidak ada harapan masa depan bila masyarakat kita tergantung pada anak-anak muda masa kini. Mereka tidak bertanggung jawab. Dulu, ketika saya masih muda, kita dididik untuk berhati-hati dan menghormati orang tua. Tidak demikian dengan anak muda zaman sekarang. Mereka menganggap diri mereka sudah sangat pintar dan tidak mau ditegur. (Halaman 3)

Anand Krishna tergolek sakit dan terjerat dugaan kasus pelecehan seksual. Tapi aktivis spiritual tersebut tetap produktif menulis buku. Pria keturunan India kelahiran Surakarta ini memberi resep sederhana agar kreatif. Rumusnya, rasio 1 : 20. Maksudnya, bila hendak menulis satu buku, setidaknya harus membaca 20 buku. Jadi bila saat ini pendiri Yayasan Anand Ashram itu telah menulis 140 buku maka setidaknya ada 2.800 buku lain yang pernah dibaca. (Halaman 170-171). Menurut penelitian para psikolog, dibanding sekedar duduk-duduk memelototi layar televisi, aktivitas membaca memang lebih merangsang daya imaginasi dan kreasi manusia.

Apa tolok ukur kepemudaan seseorang? apakah sekedar usia? Sophia Loren, aktris cantik asal Italia mengatakan begini, "There is a fountain of youth; it is your mind, your talents, the creativity you bring to your life and the lives of people you love. When you learn to tap this source, you will truly have defeated age." Terjemahan bebasnya, "Pikiranmu, kemampuanmu, dan kreatifitas yang kau tumbuh kembangkan di dalam dirimu, dan di dalam diri mereka yang kau cintai, itulah air mancur (semangat) kepemudaan. Tatkala kau berhasil menemukan sumber (kepemudaan/kehidupan) itu, maka kau berhasil mengalahkan usiamu." (Halaman 244)

Tak sekedar tumpukan teori yang membebani otak, buku ini juga memuat latihan praktis untuk menguatkan otot proaktifitas generasi penerus bangsa. Dilengkapi pula dengan gambar peraga dan afirmasi (Halaman 237-243). Misal postur "Trikonasa (Segitiga), bermanfaat untuk mengembangkan keberanian. Bob Harper, pelatih Yoga profesional menandaskan, "Yoga ialah the fountain of youth. You are only as young as your spine is flexible." Terjemahan bebasnya, "Yoga ialah air mancur (semangat) kepemudaan. Selama tulang punggungmu masih lentur, selama itu pula kau masih muda." (Halaman 236).

Dari kacamata medis, sumsum ialah energi kehidupan dalam bentuk substrat. Tulang punggung merupakan tempat produksi sekaligus gudang penyimpanan sumsum. Latihan tersebut juga dipraktekkan oleh Navy SEAL (Sea (Laut), Air (Udara), Land (Darat)) USA. Yakni tentara khusus Amerika Serikat. Mirip Kopasus di Indonesia. Selain membugarkan fisik juga memperlancar aliran Chi (prana) dalam tubuh.

Buku ini ialah persembahan bagi pemegang tongkat estafet RI. Wajib dibaca oleh anak bangsa yang hendak turut serta mengantar Ibu Pertiwi ke masa depan yang lebih cerah. Menyitir sebait puisi, "Masa kecil penuh kenangan indah t'lah terlewati / masa tua nan renta masih berada di kaki senja / kini masa muda penuh tantangan bergelora di dada / berjayalah engkau wahai kaum muda..."

Tidak ada komentar: