Dalam film Spiderman 2 Peter Parker menolak dirinya untuk menjadi Spiderman lagi. Ia ingin menjadi orang biasa, ia ingin menikah, ia ingin bekerja, ia ingin punya anak, dst ia tak lagi peduli pada segala kejahatan di sekitarnya. Singkat kata, ia menolak tanggungjawab untuk menyelamatkan kemanusiaan, menegakkan keadilan dan kebebasan. Oleh sebab itu ia mulai kehilangan kekuatannya sebagai Spiderman.
Sampai pada satu ketika, di sebuah gedung terbakar, Peter Parker - yang notabene telah menjadi orang biasa - berjuang menyelamatkan seorang bocah Cina dari lalapan api. Ia berani mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan orang lain, meski dengan kekuatan orang biasa. Itulah artinya Satria, Pahlawan!
Menyadari hal ini Peter Parker sadar akan tugas dan tanggungjawab dirinya sebagai orang yang telah dianugerahi kekuatan untuk melayani sesama. Dan setelah itu kekuatan Spidermannya kembali. Akulah Spiderman! hahahaha
Refleksi:
Kekuatan manusia tidak ditentukan semata dari tindakannya, tapi lebih pada keputusan yang dipilih untuk dilaksanakan (niat). Kalau kita memilih berjuang demi kejayaan diri sendiri, maka Keberadaan akan memberi kekuatan sebatas untuk kejayaan kita sendiri, tak lebih.
Kemudian kalau kita memutuskan berjuang demi kejayaan Indonesia, maka kekuatan kita juga akan semakin besar. Dan kalau kita memutuskan untuk berjuang demi terwujudnya Kejayaan umat manusia di bumi, maka kekuatan kita juga akan bertambah besar lagi.
Kalau kita memutuskan untuk berjuang demi seluruh makhluk hidup di Bumi, maka kekuatan kita akan bertambah besar lagi. Dan kalau kita memutuskan untuk berjuang demi Keberadaan itu sendiri, maka kita akan menyatu dengan Hyang Maha Kuat! dengan Sang Keberadaan itu sendiri!
Inilah takdir kita, takdir setiap manusia! kita tak bisa menolaknya, kita hanya bisa menundanya. Kalau kita memutuskan untuk menjadi cacing, maka kita akan menjadi cacing tapi kalau kita memutuskan untuk menjadi Naga, maka Keberadaan niscaya akan mewujudkannya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar