Februari 15, 2009

Apresiasi Anand Krishna

Dimuat di Rubrik Surat Pembaca, Kompas Jateng-DIY, Senin/19 Januari 2009


Anand Krishna, tokoh spiritual lintas agama Nusantara, bersama 6 pengurus Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan PBB) mengunjungi Sarnath, Senin (5/1), untuk memberi patung Buddha (terbuat dari batu setinggi 2,5 meter) kepada Yang Mulia Dalai Lama ke-14 Tenzin Gyatso, pemimpin spiritual dan pemerintahan rakyat Tibet di pengasingan Dharmasala, India.

Pasca diinaugurasi secara langsung oleh Dalai Lama ke-14, pada 8-10 Januari, patung itu akan diletakkan di Central Institute of Higher Tibetan Studies Deemed University, daerah Uttar Pradesh, India. Buah karya seniman Bali, Nyoman Alim itu terbuat dari batu yang sama dengan bahan baku Candi Borobudur yang dibangun abad ke-9 Masehi di Jawa Tengah.

Anand Krishna mengatakan persembahan ini untuk memperkuat ikatan spiritual dan budaya masyarakat Indonesia dan Tibet. "Saya, mewakili rakyat Indonesia, memberikan apresiasi kepada Yang Mulia Dalai Lama ke-14 atas upaya beliau yang tak kenal lelah dalam melindungi warisan budaya dan sejarah Tibet secara damai," ujar penulis produktif 120 buku itu. Dengan mempersembahkan patung dari Indonesia kepada Dalai Lama yang lalu diletakkan di tanah India, diharapkan rakyat Tibet, India, dan Indonesia bersatu dalam cinta, damai, dan harmoni.

Menurut catatan sejarah Tibet, terdapat hubungan erat antara Sriwijaya dan Tibet, yakni melalui Atisha, seorang biarawan Buddhis dari India. Ia ngangsu kawruh alias belajar selama 10 tahun dari Dharmakirti-Svarnadvipi, seorang guru spiritual yang hidup pada masa Sriwijaya, tahun 1012 Masehi. Selanjutnya, Atisha melawat ke Tibet dan mengajarkan teknik meditasi Tong-Len yang beliau pelajari dari Sang Master. Intinya bagaimana menarik negativitas dan mentransformasikannya jadi positivitas. Hingga saat ini, nama Dharmakirti-Svarnadvipi begitu lekat dalam hati Dalai Lama ke-14 dan masyarakat Tibet.

Maya Safira Muchtar, Ketua Yayasan Anand Ashram, mengatakan saat ini tak banyak orang Indonesia yang mengetahui hubungan sejarah antara Sriwijaya dan Tibet itu. Masyarakat Tibetlah yang mendokumentasikan dan mempraksiskan ajaran spiritual selama ratusan tahun. Pengiriman patung Buddha ini ialah ungkapan rasa terima kasih atas jasa besar tersebut. Rahayu!

Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/19/14075568/surat.pembaca

Tidak ada komentar: