Mei 19, 2014

Imam Priyono: Saya Anak yang Menerima Pager Piring dari Romo Mangun

Dimuat di Okezone.com, Selasa/20 Mei 2014

Imam Priyono  
Imam Priyono  


YOGYAKARTA - Siapa tak kenal Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr? Ia seorang budayawan, sastrawan, pendidik, penulis, novelis, arsitek, dan pejuang kemanusiaan.

Salah satu nilai keutamaan yang dihayati Romo Mangun ialah filosofi “Pager Piring”. Jangan memagari rumahmu dengan pecahan kaca (beling) namun pagarilah rumahmu dengan piring. Di era modern yang cenderung individualistis, spirit kebersamaan tersebut kian menemukan relevansinya.

Dalam rangka memperingati 15 tahun wafatnya Romo Mangun, Yayasan Galang Press, ASA Art Management, Komunitas Seni Rupa Blendang-blendhung, Teater Lilin, Djarum Foundation, Yayasan Persekolahan Bellarminus Jakarta dan Yayasan Dinamika Edukasi Dasar (DED) mengadakan rangkaian acara bertajuk “Menjelajah Pemikiran Y.B. Mangunwijaya”.

Sejak 6-11 Mei 2014 digelar pameran seni rupa di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), seminar pendidikan di Hotel Santika, sarasehan "Gerundelan Orang-orang Republik" dan workshop seni rupa untuk anak di Jalan Suroto No. 2 Kotabaru.

Sebelum membuka pameran seni rupa “Pager Piring”, Sindhunata S.J menceritakan pengalamannya mengedit 12 buku saat merayakan 100 tahun Mangunwijaya beberapa tahun silam. Salah satu buku berjudul “Menjadi Generasi Pasca-Indonesia” yang diterbitkan Kanisius. Romo Sindhu mengutip petuah Romo Mangun, “Kita boleh lahir di Timur, tapi dunia ialah rumah kita.”

Pembukaan pameran seni rupa “Pager Piring” Selasa malam itu dimeriahkan juga atraksi kolosal Wayang Milehnium dan suara emas Shri Krishna Encik. Sederet perupa kondang turut berpartisipasi, yakni A.B. Dwiantoro, A.C. Andre Tanama, Achmad Santoso, Andy Miswandi, Agus Yuliantara, Ambar Pranasmara, Budi Barnabas, Budiyana, Budi Ubrux, Choerodin, Djoko Pekik, Dunadi, Greg Susanto, Hadi Soesanto, Hedi Hariyanto, Imron Safii, Joko "Gundul" Sulistio, Justin Copertino, Kadafi, Ketut Suwidiarta, Lanny Andriani, Made Toris, Menol Juminar, Mujiharjo, Ouda Teda Ena, S. Teddy d, Stefan Buana, Tatang Maruto, Win Dwilaksono, Yun Suroso, dan Yundhi Pra.

Semua dipersatukan oleh kecintaan mereka pada Romo Mangun. Prastowo selaku ketua panitia mengatakan, “Kami mempersiapkan seluruh rangkaian acara ini selama 2 bulan.”

Imam Priyono dalam kata sambutannya mengungkap fakta mengejutkan. Ternyata ia salah satu orang yang mendapatkan “piring” dari Romo Mangun.

“Dulu di daerah Kemetiran Kidul ada seorang anak dari keluarga miskin. Tahun 1983 anak tersebut lulus SMA. Tapi anak itu tidak bisa kuliah maupun kerja karena kondisi ekonomi keluarganya yang tidak mampu. Lalu, anak itu bertemu dengan Romo Mangun dan menerima pager piring. Di tahun 1986 anak tersebut kemudian bisa berkuliah. Anak yang menerima pager piring tersebut berhasil menjadi Wakil Walikota Yogyakarta. Ya, saya adalah si anak miskin yang mendapatkan pager piring dari Romo Mangun,” ujarnya di hadapan ratusan hadirin yang memadati pelataran BBY. (T. Nugroho Angkasa)
(//ful)

Tidak ada komentar: