Oktober 15, 2009

Eneagram untuk Anak


Dimuat di Majalah Nuntius Edisi September 2009

Judul: Eneagram of Parenting. Sukses Mengasuh Anank Sesuai dengan Sembilan Gaya Kepribadian
Penulis: Elizabeth Wagele
Penerbit: PT Serambi Ilmu Semesta
Cetakan: III, 2009
Tebal: 214 halaman

Secara harafiah Eneagram (baca: eni-e-gram) berarti gambar lingkaran bertitik sembilan. Ilmu kuno ini berasal dari Yunani. Awalnya diajarkan secara lisan, tapi kemudian pada awal 1970-an Oscar Ichazo dan Claudio Narajo mendokumentasikan ke-9 tipologi kepribadian anak tersebut secara lebih sistematis.

Eneagram meyakini bahwa setiap individu itu unik. Tidak ada anak yang lebih baik ketimbang anak yang lain. Dengan memahami prinsip dasar ini, para orangtua bisa mengapresiasi keberagaman prilaku dan memfasilitasi perkembangan psikis sang buah hati tercinta dengan lebih optimal.

Elizabeth Wagele menguraikan sembilan kecenderungan gaya prilaku anak (selanjutnya disingkat 9P).
1. Perfeksionis ialah anak yang cenderung ingin melakukan segala sesuatunya dengan sempurna.
2. Penolong, ialah anak yang cenderung suka membantu orang lain.
3. Pengejar prestasi ialah anak yang cenderung ingin selalu menjadi juara.
4. Peromantis ialah anak yang cenderung sensitif dan emosional.
5. Pengamat ialah anak yang cenderung diluputi oleh perasaan ingin tahu.
6. Pencemas ialah anak yang cenderung merasa was-was dan mencari keamanan diri.
7. Petualang ialah anak yang cenderung mengejar pengalaman baru.
8. Pejuang ialah anak yang cenderung berkarakter kuat dan agresif.
9. Pendamai ialah anak yang cenderung enggan terlibat konflikr (hlm 11-12).

Misalnya berkait ancaman ekologis pemanasan bumi (Global Warming). Saat ini cuaca begitu ekstrimakibat pembalakan liar yang "menyulap" hutan tropis penyaring CO2 menjadi lahan kritis yang gersang. Psikotherapis kondang tersebut memberi ilustrasi tangapan (respon) anak sesuai dengan tipe Eneagram-nya.

Perfeksionis akan berkata, "Kita harus menghentikan pembalakan liar sekarang juga!" Penolong tak mau ketinggalan, "Mari kita menyelamatkan umat manusia dari anacaman pemanasan global!" Pengejar prestasi menambahkan, "Mari kita jaga sumber daya alam yang masih tersisa." Peromantis merajuk, "Kalau bumi bersedih, akupun turut menangis." Pengamat memberanikan diri angkat bicara, "Bersikaplah bijak terhadap bumi ini!" Pencemas menimpali, '"Awas, bumi kita sedang dikutuk..." Petualang berseru, "Mari kita tentang perusak alam tersebut." Pejuang menantang, "Akan kulibas siapa saja yang menebang pohon di sinii!" sedangkan biasanya Pendamai nyantai aja lagi,"Mengapa sih ribut-ribut? Bumi kita ini baik-baik saja kok!" (hlm 154).

Pada hakikatnya setiap anak memiliki kesembilan unsur di atas. Tapi dalam kadar yang berbeda. Kemudian paska akil baliq dan menjelang remaja, ia mulai memutuskan untuk memandang dunia dari sisi mana, sekaligus fleksibel menyikapi pilihan orang lain yang berbeda sudut pandang.

Buku ini menyajikan pula metode pendampingan anak secara asah-asih-asih (nurture) dengan mencermati kesembilan gaya prilaku anak dalam kegiatan belajar, pola makan, tidur, dan pergaulan sehari-hari.

Sebagai ilustrasi, anak tipe 5 (Pengamat), dalam bermain ia cenderung berada di pinggiran dan menjadi penonton saja. Sehingga tatkala berbaur bersama teman-teman sebaya, ia justru merasa canggung karena saat mengalami memang berbeda dari sekedar mengamati. Nah…peran orang tua/Guru untuk memberi dukungan (support) dan pengertian (understanding).

Buku ini ilaha referensi berharga untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak sesuai dengan kecenderungan watak dasarnya. Cocok dibaca oleh para orang tua maupun guru yang mencintai anak-anak. Dikemas secara sederhana dan ringan. Bahkan dilengkapi pula dengan gambar-gambar kartun yang lucu dan inspiratif.

Tidak ada komentar: