Versi ringkas ini dimuat di SINDO, 12 Februari 2012
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/468640/
Judul: Indonesia Mengajar, Kisah Para Pengajar Muda di Pelosok Negeri
Penulis: Para Pengajar Muda
Pengantar: Anies Baswedan dan M. Arsjad Rasjid P.M
Penerbit: Bentang Pustaka Yogyakarta
Cetakan: II, Desember 2011
Tebal: xviii + 322 halaman
ISBN: 978-602-8811-57-6
Harga: Rp54.000
Judul di atas sekilas terkesan klise. Tapi, tidak untuk M. Hasan Asy’ari dan 50 pengajar muda lain. Selama 1 tahun penuh (10 November 2010–10 November 2011) generasi muda terbaik bangsa – yang terseleksi dari 1.383 pendaftar – terjun ke daerah pedalaman.
Mereka berbagi ilmu sekaligus menimba inspirasi dari masyarakat akar rumput. Hasan, sarjana sains dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (2010), dalam jurnalnya menulis,“...tiba- tiba tak terasa air mata menetes karena kami ingin melihat senyum manis adik-adik kami di sana. Harapan kami hanya satu, yaitu ingin menjadi bagian sebuah solusi bangsa ini.
Walau kami harus berkorban... meninggalkan keluarga selama setahun,… “ (halaman 281). Menurut pengajar muda yang ditempatkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, ini hidup memang sebuah pilihan. Baginya menjadi bagian dari Indonesia Mengajar merupakan pilihan hidup. Walau sebenarnya banyak alternatif pekerjaan yang lebih menggiurkan di luar sana.
Kendati demikian, sebagai manusia biasa mereka juga sempat mengalami kejenuhan. Bahkan, tatkala masih menjalani masa persiapan di Ciawi, Bogor, selama tujuh minggu para pengajar muda itu musti menjalani rutinitas: bangun pagi, olahraga, lalu mengikuti pelbagai materi pelatihan sampai malam.
Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) terinspirasi oleh janji kemerdekaan RI, yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke- 4.
Buku ini terdiri atas 4 bab: Anak-anak Didik Pengajar Muda, Memupuk Optimisme, Belajar Rendah Hati, dan Ketulusan itu Menular. Isinya memuat 62 kisah inspiratif para Pengajar Muda. Di pelosok Nusantara, mereka hanya mengandalkan sumber listrik dari genset.
T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru Ekstrakurikuler Bahasa Inggris di Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar