Dimuat di Surat Pembaca, Kompas Jateng-DIY, Senin/15 November 2010
Tulisan ini sekedar merangkum apa yang dikatakan “Mbah Rono” alias Ir. Surono di salah satu televisi swasta. Hasil wawancara reporter cantik Tina Talisa. Niscaya berguna bagi saudara-saudari kita yang tinggal di seputaran Jateng - DIY. Serta daerah lain yang terkena guyuran abu vulkani Merapi.
Menurut ahli Vulkanologi tersebut, sebagian besar abu muntahan gunung berapi di Indonesia mengandung Silika. Kadarnya mencapai lebih dari 50 %. Yakni semacam bahan pembuat kaca, sehingga amat tajam. Sangat berbahaya bila masuk ke paru-paru, mata, ataupun organ tubuh lainnya. Selain itu, tak hanya mengancam keselamatan manusia, tapi juga ternak dan binatang peliharaan kita.
Sebagai langkah antisipatif penggunaan masker dan penutup hidung/mulut menjadi penting. Para relawan dan pengungsi perlu mengenakannya saat berada di luar rumah/barak pengungsian. Kemudian, kalau terlanjur terkena mata segera tetesi obat mata. Atau rendam dan kedip-kedipkan mata di dalam air bersih. Lebih bagus bila menggunakan air rebusan daun Sirih.
Sedangkan, untuk mengeluarkan/detoksifikasi abu yang terlanjur masuk ke dalam paru-paru. Dokter Hardhi Pranata SpS, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI) mengatakan, “Minum ramuan-ramuan herbal asli Indonesia yang mudah dijumpai seperti Kapulaga, Meniran, dan Jahe bisa membantu mengeluarkannya.
Kencur dan Kunyit dicampur Jeruk Nipis dan satu sendok kecap juga efektif mengeluarkan dahak dan riak dari saluran pernapasan. Ramuan ini bisa mengeluarkan debu-debu yang masuk saluran pernapasan,” imbuh dr. Hardhi.
http://green.kompasiana.com/polusi/2010/11/06/jangan-sepelekan-abu-merapi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar