Januari 17, 2012

Pendidikan Dialogis Partisipatif

Dimuat di Rubrik Peduli Pendidikan, Kedaulatan Rakyat, Selasa 17 Januari 2012

Berikut ini versi awal sebelum diedit Yth. Redaksi KR

Freedom Writers (2007) dibintangi aktris cantik Hilary Swank. Film ini diadaptasi dari catatan harian Erin Gruwell. Ia seorang guru di Woodrow Wilson Classical High School California. Setting-nya ialah tahun 1994-1996. Pasca kerusuhan rasial di Los Angeles (LA) para murid terkena imbasnya. Mereka juga terpecah berdasarkan warna kulit di ruang kelas.

Sebagai guru baru, Erin dipandang sebelah mata oleh para murid. Namun ia tak menyerah. Pendekatan yang dipilih sangat unik. Erin memberi tugas membaca The Diary of Anne Frank. Kenapa? karena Anne juga mengalami tragedi kemanusiaan akibat rasialisme. Perjuangan seorang bocah untuk bisa survive (selamat) dari pembantaian (holocaust) enam juta orang Yahudi menyuntikkan semangat baru. Sedikit catatan kecil, Erin terpaksa bekerja ekstra di luar kelas agar bisa membelikan buku-buku untuk para muridnya tersebut.

Pada tahun kedua, Erin berinisiatif mengundang Mie Gies. Ia seorang saksi hidup yang menyelamatkan Anne dari ancaman kamar gas. Hebatnya, mereka mengumpulkan dana sendiri untuk membiayai transportasi dan akomodasi sang tamu. Acara ini sempat ditentang oleh rekan sejawat dan pengurus sekolah yang notabene masih menggunakan pendekatan konvensional. Marcus, salah satu murid yang terkenal bandel begitu terharu. Ia mengatakan bahwa Mie Pies ialah pahlawannya. Pies menanggapi dengan rendah hati, "Saya hanya melakukan apa yang saya anggap tepat."

Dari film ini kita para guru bisa belajar untuk membangun hubungan dialogis partisipatif dengan para murid. Menyitir pendapat Ali Usman, “Tak ada subjek dan objek. Semua sama-sama belajar.” Senada dengan tesis pemikir pendidikan asal Brasil, Paulo Freire. Ia juga mengkritisi proses belajar-mengajar dengan “gaya bank".

Kata kuncinya ialah keteladanan. Sang guru memberikan stimulasi kepada para siswa membaca catatan harian Anne Frank. Lantas, baik guru maupun para murid menuliskan catatan harian mereka sendiri. Sesuai dengan apa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Siapa sangka 11 tahun kemudian coretan tersebut dijadikan sebuah tontonan yang menginspirasi seluruh dunia? (T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru bahasa Inggris di PKBM Angon (Sekolah Alam) Yogyakarta)

Tidak ada komentar: