Maret 19, 2012

Open House Bersama Anand Krishna di Solo

Dimuat di Rubrik Jurnalisme Warga, Tribun Jogja, Senin, 19 Maret 2012

Pada Kamis (15/3) malam cuaca terasa bersahabat. Langit bertabur bintang, semilir angin bertiup sepoi-sepoi. Saat itu, Anand Krishna Information Center (AKIC) Solo menggelar Open House bersama Anand Krishna. Tepatnya di Jalan. Dworowati No.33 Sidokare, Surakarta. Anand dikenal sebagai seorang humanis, aktivis spiritual, dan penulis produktif 140 buku lebih.

Tepat pukul 19.00 WIB Suryaning Dewanti Sudharmadi selaku MC membuka acara dengan menyapa 200 peserta yang hadir. Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata (STIP) Sahid Solo tersebut mengucapkan terimakasih karena para hadirin bersedia meluangkan waktu untuk mencicipi latihan meditasi di AKIC Surakarta ini.

Kemudian ia mengajak seluruh peserta memejamkan mata. Alunan lagu persembahan Grup Musik Anand Krishna Center (AKC) Joglosemar menggema di seluruh ruangan hingga ke halaman depan.

Anand Krishna mulai berdialog dengan para peserta. Antara lain berisi wejangan seorang pujangga. Menurut beliau, terdapat 3 macam diri manusia. Pertama, diri kita menurut orang lain. Ada orang memuji, kita senang, tapi kalau ada orang mencaci-maki, kita bersedih hati. Artinya, kita masih dikendalikan oleh orang lain.

Kedua, diri menurut diri kita sendiri. Kita cenderung merasa paling hebat dan paling benar. Sehingga bisa memaksa orang lain dan enggan mendengarkan pendapat pihak lain. Ketiga, diri kita yang sejati. Inilah jiwa yang perlu kita temukan dengan meniti ke dalam diri.

Langkah awal yang harus ditempuh ialah melihat diri apa-adanya. Senada dengan petuah Mangkunegoro IV dalam Kitab Wedhatama, bahwa bila ada fleks atau noda di wajah kita, tak perlu ditutupi dan dibedaki.

“Kalau ada duka terpendam, rasa sedih itu harus dikeluarkan. Begitupula kalau ada rasa kesal, benci, semuanya “dimuntahkan.” Setelah mengeluarkan teriakan selama 3-7 menit niscaya Anda merasa lebih sehat. Pasca latihan, silakan mengecek tekanan darah. Denyut nadinya menjadi normal. Tapi kita juga perlu menjaga pergaulan agar tidak terkontaminasi lagi,” ujar Anand.

Dalam acara Open House ini, Anand Krishna juga menceritakan kemujaraban obat pencahar perut. Dahulu, pamannya di India berprofesi seorang dokter. Semua pasien yang datang diberi obat pencuci perut dan diminta kembali 3 hari lagi. Ternyata, sebagian pasiennya tak datang lagi alias sudah sembuh.

Uniknya, orang yang mengidap penyakit kanker, kalau dicek ternyata ususnya gosong, hitam legam. Terapinya sederhana, yakni dengan minum air dalam jumlah besar, sebanyak minimal 2 liter per hari. Selain itu, selama 3 minggu makan buah-buahan saja, hindari makan gorengan. Banyak pasien kanker bisa sembuh dengan cara ini.

Untuk versi panjangnya silakan klik di:

http://www.rimanews.com/read/20120318/57419/dari-pencahar-perut-sampai-apa-itu-jiwa

http://sosbud.kompasiana.com/2012/03/17/latihan-meditasi-untuk-kesehatan-holistik/

Matur Nuwun.

Tidak ada komentar: