Januari 15, 2014

Merevitalisasi Semangat "Sego Segawe"

Dimuat di Surat Pembaca, Suara Merdeka, Kamis/16 Januari 2014

”Sepuluh tahun mendatang tingkat kemacetan di Yogyakarta bisa mencapai 45 persen bila tak segera diatasi.” Begitulah prediksi pengamat transportasi UGM, Prof Dr Ing Ahmad Munawar, MSc. Dalam konteks ini, semangat ”sego segawe” kembali menemukan relevansinya.

Sego segawe alias sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe digagas oleh Herry Zudianto. Menurut Wali Kota Yogyakarta 2001-2011 tersebut tujuannya agar masyarakat sehat, polusi udara berkurang, hemat BBM, tingkat kemacetan menurun, dan kota gudeg tetap ”Berhati Nyaman”.

Penulis sepakat dengan tesis dasar Herry Zudianto. Sejatinya, ada filosofi mendalam di balik sego segawe. Yakni sebagai gerakan nilai untuk melatih diri bersikap sederhana, terutama untuk generasi muda. Artinya, orang bersepeda tidak identik dengan golongan yang tidak berpunya, namun justru mencerminkan ciri peradaban modern.

Karena orang beradab tidak akan menghabiskan sumber daya bumi untuk dieksploitasi secara berlebihan. Dalam konteks ini, modernisasi perlu sejalan dengan efisiensi dan efektivitas (penghematan energi), agar kita tetap mewariskan lingkungan yang sehat untuk generasi berikutnya.

Salut untuk proaktivitas komunitas pesepeda di Yogyakarta. Beberapa waktu lalu, pada Minggu malam, 28 Oktober 2013, pelbagai komunitas sepeda sempat mengikrarkan ”Sumpah Pesepeda”. Mereka berkumpul di Museum Perjuangan dan bersama- sama mengayuh kereta angin menuju ”Titik Nol Km Malioboro”.

”Kegiatan ini untuk menggelorakan kembali kegiatan sego segawe di Yogyakarta. Akhir-akhir ini spirit itu seperti tak terawat,” ungkap Herman Dody dari Komunitas Sepeda JBC. Perwakilan komunitas pesepeda lain di antaranya Muntowil (Podjok), Simbah (Pory), Imam Syafi’I (JFB), dan Aryo Wikantomo (Federal Yogya).

Lebih lanjut, kota-kota di Jateng-DIY juga perlu belajar dari Kopenhagen di Denmark. Sebab Kopenhagen menyandang reputasi sebagai salah satu kota paling ramah sepeda di dunia. Berdasarkan data Pemerintah Kota Kopenhagen, sekitar 36% penduduk bersepeda menuju tempat kerja, universitas/sekolah, dan sekedar untuk berekreasi di kala senggang. Anak mudanya, walau lelaki, tak malu membawa sepeda dengan keranjang di depan stang.

Bahkan pada musim semi sampai awal musim gugur, yakni sekitar April hingga September, tersedia fasilitas peminjaman sepeda gratis untuk siapa saja (dengan jaminan setoran 30 krona atau setara dengan Rp 30.000). Fasilitas yang bernama ”Bycyklen Kobenhavn” ini ada pada zona di pusat kota Kopenhagen. Yakni mulai dari Indre By (Copenhagen Center) sampai ke Christianshavn (http://id.wikipedia.org/wiki/Bersepeda_di_Kopenhagen).

Selain itu, untuk membuat nyaman para pengendara sepeda, hampir setiap jalan di pusat kota memiliki jalur sepeda di kedua sisi jalan. Saat ini, sekitar 350 kilometer jalur khusus sepeda tersedia di Kopenhagen, dan tiap tahun angka pengayuh sepeda terus meningkat.

Ternyata tak hanya di belahan bumi Eropa, masih banyak kota-kota ramah pesepeda lain. Antara lain di Asia ada Beijing, China. Di Amerika Latin ada Bogot·, Kolombia. Di benua hitam ada Cape Town, Afrika Selatan. Keunikan Cape Town ialah pemerintah kota setempat berkomitmen menciptakan jalur bersepeda yang memadai. Mereka menyediakan pula parkiran khusus sepeda dan tempat mandi khusus bagi para pesepeda.

Manfaat utama bersepeda ialah sehat. Sebab aktivitas ini merupakan salah satu bentuk olahraga yang murah meriah. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik ini bisa membuat tubuh lebih bugar. Selain itu, bersepeda juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh terhadap sel kanker dan tumor.

Manusia juga memiliki beberapa ratus otot yang harus digunakan setiap hari. Kalau otot tak aktif selama satu minggu, bisa menurunkan kekuatan otot. Dalam jangka waktu panjang potensial menyebabkan kerusakan. Tatkala kita bersepeda, otot akan semakin aktif. Ini membuat otot tetap kuat dan berfungsi secara efisien.

Selanjutnya, kerangka tubuh manusia merupakan bagian yang menunjang organ lain. Bersepeda bisa menguatkan tulang dan menambah fleksibilitasnya untuk bergerak.

Bersepeda juga memiliki manfaat baik untuk kekuatan serta kepadatan tulang. Dari aspek mental, memberi efek ketenangan. Menurut para psikolog, aktivitas mengayuh kereta angin bisa menurunkan kadar kecemasan, depresi, dan masalah psikis lain.

Oksigen sangat penting untuk proses pernapasan manusia. Sistem respirasi biasanya terganggu karena aktivitas minim di balik meja kantor. Bersepeda bisa menguatkan otot pernapasan dan paru-paru, sehingga membuat sistem pernapasan lebih optimal. Sistem pernapasan yang baik niscaya meningkatkan kualitas energi dalam tubuh.

Salah satu organ penting dalam tubuh manusia ialah jantung. Bersepeda merupakan aktivitas paling baik untuk menjaga kekuatan dan kesehatan jantung. Rutin bersepeda setiap hari dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung hingga 50 persen.

Meski terlihat sederhana, sego segawe memiliki banyak manfaat. Selain bisa mengurangi kemacetan juga sehat dan ramah lingkungan. Mari biasakan untuk bersepeda ke sekolah/universitas, tempat kerja, atau sekedar mengisi waktu senggang. Salam gowes!

Sumber Foto: http://rentalsepeda.blogspot.com/2010/04/paket-wisata-sepeda-di-jogjakarta.html
Sumber Foto: http://rentalsepeda.blogspot.com/2010/04/paket-wisata-sepeda-di-jogjakarta.html

Tidak ada komentar: