Januari 03, 2014

Agama, Manifestasi Pembebasan Manusia

Dimuat di Majalah Utusan, edisi Januari 2014

Judul: Pencerahan, Kebenaran, Cinta, dan Kearifan Melampaui Dogma
Penulis: J. Sudrijanta, S.J
Penerbit: Kanisius
Cetakan: 1/2013
Tebal: 167 halaman
ISBN: 978-979-21-3492-6

Benang merah buku ini ialah kesadaran non-dualistik (awareness). Secara jeli, Romo Sudri, penulis buku ini, membedakannya dengan kesadaran dualistik (consciousness). Menurut imam Jesuit dan praktisi meditasi Zen tersebut, dalam kesadaran dualistik masih ada dikotomi antara subjek-objek. Sedangkan, pengetahuan mistikal justru terjadi tatkala dualisme telah terlampaui.

Secara lebih mendalam, Kebenaran mistikal (dengan K besar) perlu ditemukan secara aktual. Dalam konteks ini, diskusi intelektual tak bisa memuaskan dahaga jiwa. Sama halnya dengan Cinta dan Kearifan, nilai keutamaan tersebut tertutup bagi mereka yang masih terbelenggu oleh kepicikan intelek. Tapi terbuka bagi kita yang siap sedia menerima fakta universal Yang Tak Dikenal (halaman 12).

Alhasil, keraguan yang notabene selama ini dianggap sebagai musuh utama kepercayaan justru menjadi teman setia para pencari iman yang tulus. Sebab, entrepreneur sosial tersebut berpendapat bahwa batin yang sudah menemukan kepastian dan kenyamanan tidak akan mampu melihat Kebenaran. Selain itu, mata yang memandang lewat pikiran hanya akan menghasilkan pengamatan parsial. Pengamatan total hanya mungkin terjadi jika otak diam (halaman 20).
Buku yang terdiri atas 20 bab ini kaya inspirasi dan sarat makna. Layak dibaca dan dilakoni oleh semua orang. Terlepas dari latar belakang agama dan kepercayaan apa pun, lewat praktik kesadaran dari saat ke saat niscaya Kebenaran, Cinta, dan Kearifan akan menunjukkan wajah aslinya. Dengan demikian agama sungguh menjadi manifestasi pembebasan manusia.



Tidak ada komentar: