April 08, 2014

Mari Menjadi Pemilih Cerdas

Dimuat di Surat Pembaca, Suara Merdeka, Rabu/9 April 2014

Hiruk-pikuk musim kampanye telah usai. Sejak 17 Maret hing­­ga 5 April 2014, hari-hari kita se­­­olah penuh kontaminasi. Mulai da­­ri suara raungan knalpot pe­ser­ta kon­voi yang me­me­kakkan telinga hing­ga obral janji dalam kampanye partai dan caleg (ca­lon legislatif).

Kini saatnya segenap calon pe­­milih memasuki masa tenang. Agar dapat memilah dan me­nentu­kan pi­lihan secara arif dan cer­das pa­da Ra­bu, 9 April 2014. Satu suara ki­ta m­e­nentukan nasib bangsa ini se­la­ma 5 tahun ke depan (2014-2019).

Penulis sekedar meneruskan pedoman dasar dalam memilih partai, caleg, capres, dan cawa­pres kelak. Referensinya pendapat Ro­mo Franz Magnis Suseno SJ yang banyak tersebar di me­dia sosial dengan tagline vote smart (me­milih cerdas). Pakar Etika Po­litik Sekolah Tinggi Fil­sa­fat Diyar­ka­ra SJ tersebut menyuguhkan be­berapa kriteria yang dapat kita gu­nakan untuk memilih partai dan caleg.

Menghormati kebebasan ber­a­gama dan kelompok-kelompok minoritas. Antikekerasan (non-violence). Memiliki program-program yang pro-kerakyatan. Ber­lan­daskan pada Pan­casila dan UUD 1945. Men­jun­jung tinggi kebine­kaan dan keragaman budaya, etnis, suku. Ber­komitmen memberantas korupsi.

Adapun capres dan cawa­pres yang kita pilih harus memiliki kriteria: Punya integritas, 100% mengabdikan diri bagi keselamatan bangsa. Memiliki masa lalu yang bersih, tidak gelap, tidak ber­lumuran darah, tidak picik, ti­dak otoriter, tidak korup, dan me­miliki visi yang jelas tentang mau dibawa kemana bangsa ini ke depan.

Memiliki keberanian untuk mengambil keputusan yang tidak populer. Kalau yakin, dia harus berani mengajukan diri, jangan sibuk dengan pencitraan.

Tidak diragukan sebagai Pan­casilais, demokratis, dan membela Hak Asasi Manusia (HAM). Dapat dipercaya untuk menjamin keberagaman agama, etnis, budaya dan menjamin kebebasan minoritas.

Selamat memilih dengan arif dan cerdas. Dengarkan bisikan hati nurani demi kebaikan bersama. Meski ke­cil, coblosan kita di TPS (Tem­pat Pemungutan Sua­ra) dapat membawa bangsa ini kian dekat dengan cita-cita Pro­klamasi Kemerdekaan 17 Agus­tus 1945.




Tidak ada komentar: