April 10, 2014

UN, Siapa Takut?

Dimuat di Opini Publik, Radar Surabaya, Jumat/11 April 2014

Tidak lama lagi siswa-siswi SMA dan SMP akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Dalam konteks ini, persiapan (preparation) menjadi kunci utama untuk bisa sukses UN. Salah satu yang harus disiapkan ialah faktor mental anak didik.

Dalam acara pembekalan di SMP Kanisius Sleman, Yogyakarta, Romo Mintara Sufiyanta, SJ pernah menekankan pentingya perubahan cara pandang (paradigm shift) dalam diri para siswa. Intinya, tak perlu takut pada UN. "Ujianlah yang harus takut pada kalian,” tandasnya.

Selain itu, penting dipahami bahwa UNAS hanya salah satu simpul dalam peziarahan hidup seorang anak manusia. Jadi, semua ini pasti berlalu. Yang penting tetap belajar seperti biasa. Setiap hari luangkan waktu tambahan minimal 2 jam dari pukul 19.00-21.00 WIB. Meski demikian, doa dan tafakur juga diperlukan. Sehingga semangat dan ketenangan batin tetap terjaga. Senada dengan pepatah Latin, Ora et Labora.

Valentino Rossi bisa dijadikan teladan bagi para siswa. Juara dunia motor GP (Grand Prix) tersebut mengatakan bahwa naik ke podium hanyalah tambahan (bonus). Ini konsekuensi logis dari latihan yang dilakukannya setiap hari.

Akhir kata, sikap yakin, tenang, terus belajar dengan gembira niscaya memungkinkan setiap siswa untuk lolos UN. Di atas segalanya, pendidikan bukan sekadar untuk meraih angka (score), tapi lebih sebagai internalisasi nilai-nilai keutamaan (virtue value). Oleh sebab itu, kejujuran tetap harus dijunjung tinggi.

Tidak ada komentar: