Sampul Depan Majalah TIRO Edisi Oktober 2011
“Maka dengan ini kami mohon perlindungan atas upaya percobaan pembunuhan yang hampir merenggut nyawa wartawan kami,” ujar Pemimpin Redaksi Majalah TIRO, Saprudin Roy pada Rabu (30/11). Dalam suratnya kepada Kapolri, Saprudin menjelaskan kronologis peristiwa berawal saat Matroji keluar dari kantor redaksi Majalah TIRO di Jalan Deplu Raya No.15 B, Bintaro-Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Saat berada di halaman kantornya, Matroji melihat ada 4 orang mencurigakan. Ia segera menghidupkan mesin sepeda motor Suzuki Satria FU miliknya. “Kira-kira 20 Meter dari kantor, korban menelepon office boy melalui ponselnya. Ia memberitahukan kalau di halaman kantor ada orang-orang yang mencurigakan. Setelah selesai bertelepon, korban mengendarai sepeda motor ke arah Bintaro,” ungkapnya.
Tepat di depan Toko Kids Cartun, Bintaro, Jakarta Selatan sebelum lampu merah Pizza Hut Bintaro, korban kemudian melihat dari kaca spion motornya. Ia tahu kalau dirinya diikuti oleh 4 orang yang dilihatnya di halaman kantor Majalah TIRO tadi. Mereka mengendarai 2 sepeda motor, yakni Yamaha Jupiter MX dan Suzuki Shogun.
“Secara tiba-tiba korban dipepet dan langsung dipukul oleh 2 orang yang mengendarai Yamaha Jupiter MX. Hampir pada waktu bersamaan korban juga dipukul kembali oleh 2 orang yang mengendarai motor Suzuki Shogun. Setelah itu, pengendara motor Suzuki Shogun tersebut mengeluarkan senjata api. Dari jarak sekitar 3 meter pelaku menembakan senjata api kearah tubuh korban Matroji yang sedang mengendarai motor,” papar Saprudin.
Beruntung, Matroji selamat dari peristiwa penembakan itu. Peluru yang dimuntahkan pelaku mengenai penutup lampu depan motor bagian atas hingga hancur. Atas kejadian itu, pihak Majalah TIRO segera melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolsek Metro Pesanggrahan dengan laporan polisi No.LPB/128/XI/2011/SKPT tertanggal 25 November 2011.
Sementara ini penyidik menduga bahwa motif penembakan tersebut adalah pencurian dengan kekerasan ataupun perampasan. Yakni Pasal 53 juntho 365 KUHP. “Namun kami menduga kuat bahwa percobaan pembunuhan tersebut terkait dengan pemberitaan majalah kami. Sebab dari analisa kami terhadap kejadian tersebut ada beberapa kejanggalan-kejanggalan kalau hanya sekedar perampasan motor. Terlebih jauh sebelum kejadian tersebut kami beberapa kali menerima teror dan ancaman,” katanya.
“Untuk itu kami meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut dan membuka tabir motif penembakan yang nyaris merenggut nyawa wartawan kami. Ke depan kami berharap tidak ada lagi kekerasan dan kriminalisasi terhadap pers di bumi Indonesia,” tandas Saprudin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar