Oktober 12, 2012

Piawai Berbicara di Depan Khalayak Ramai

Dimuat di Kompas.com/Jumat, 12 Oktober 2012
http://oase.kompas.com/read/2012/10/12/16293621/Piawai.Berbicara.di.Depan.Khalayak.Ramai 

Judul: Becoming A Genius Speaker
Penulis: Yasier Utama
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: 1/Juni 2012
Tebal: vii + 152 halaman
ISBN: 978-979-22-8570-3
Harga: Rp40.000


Prof. Dr. Albert Mehrabian, seorang pakar komunikasi publik meneliti bahwa efektivitas penyampaian pesan lewat suara hanya 38%. Bila dengan komunikasi verbal sebesar 7 %. Sisanya, 55 % ditangkap peserta secara visual (halaman 87). Artinya penampilan fisik, ekspresi wajah, gerak tubuh (gesture) dan kontak mata dengan peserta memang penting dalam beriteraksi.

Yasier Utama berkeyakinan bahwa keterkaitan (connection) menjadi syarat mutlak sebuah komunikasi nan empatik. Dalam konteks ini, pembicara dan para peserta harus berada pada kisaran (range) frekuensi yang selaras. Misalnya, tatkala berbicara di depan begitu banyak guru. Lazimnya, nilai keutamaan mereka bersifat emosional dan spiritual. Di hadapan beliau-beliau, perlu disampaikan contoh inspiratif ihwal bekerja dengan hati, ketulusan, dan cita-cita mulia mencerdaskan kehidupan bangsa.

Buku Menjadi Pembicara Genius ini mengulas cara menyatukan hati dengan setiap peserta yang ditemui. Prinsipnya sederhana, bukalah diri, sampaikan cerita yang bersifat pribadi kepada hadirin. Itu bisa tentang kebahagiaan memiliki pasangan jiwa, keceriaan bersama anak-anak, dan hal lain yang menyangkut aspek kehidupan sehari-hari. Pendiri Grup Konsultan Akar ini menyebutnya walk the talk. Yang dibicarakan ialah apa yang sudah dilakukan dan dialami sendiri.

Menurut pemegang sertifikat program terbaik ABC (Awareness Before Change) tingkat Asia ini, pidato paling hebat pada abad ke-20 ialah orasi Marthin Luther King Jr di Lincoln Memorial Washington D.C pada tahun 1963. Aktivis HAM yang anti diskriminasi rasial tersebut berbicara di hadapan 200.000 hadirin. Judulnya, “I Have A Dream!”. Selain itu, Bung Karno, Presiden Republik Indonesia (RI) pertama juga seorang figur pembicara yang bisa menggetarkan hati pendengarnya, “Beri aku seribu orang, dan dengan mereka kau akan menggerakkan Gunung Semeru! Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada tanah air, dan aku akan mengguncang dunia!” (halaman 37).

Buku ini terdiri atas 8 bab. Antara lain Walk the Talk (Melakukan yang Dikatakan), Speak with Your Own Style (Berbicara dengan Gayamu Sendiri), Speak with Love and Care (Berbicaralah dengan Cinta dan Kepedulian) dan Speak with the Spirit to Share  (Berbicara dengan Semangat untuk Berbagi).

Uraian menarik seputar gen juga diulas oleh mantan salesmen buku anak ini. Ternyata setiap generasi memiliki sifat tertentu yang membedakannya dengan angkatan lain. Kata “generasi” mengacu pada satu kelompok yang memiliki gen dasar sama. Dalam biologi, gen merupakan bagian dari molekul DNA yang menentukan kesatuan fungsional. Yakni, sebagai pengatur sifat dasar yang diwariskan kepada keturunan berikutnya. 

Tak sekadar memuat teori public speaking (berbicara di depan khalayak ramai) Trainer di Knowledge Ventures Sdn Bhd Malaysia ini berbagi pula tips untuk atasi 5 menit pertama yang paling menegangkan. Kuncinya ada pada persiapan. Berlatihlah sampai pesan yang akan disampaikan masuk ke ruang khusus di bilik bawah sadar. Kalau hendak menceritakan kisah lucu, pastikan lancar saat akan memulai. Menurutnya, humor ibarat bumbu dalam presentasi.

Antisipasi lainnya dengan menghindari keasyikan berbicara sendiri. Saat kelas berjalan tanpa interaksi, kelas akan memasuki zona kebosanan tingkat tinggi. Ajaklah peserta berpartisipasi penuh dalam proses belajar yang dilalui. Game dan aktivitas yang melibatkan gerak tubuh bisa mencairkan kebosanan peserta. Itulah kenapa dalam bahasa Inggris ada istilah ice breaking (memecahkan es).

Uniknya, tepat 14 tahun silam (1998) tatkala pertama kali memulai karir sebagai pembicara, Yasier Utama pernah tak lolos tes psikologi (psikotes). Sebuah pernyataan tertulis di atas selembar kertas bersegel resmi dari sebuah lembaga pendidikan ternama di Indonesia. Bunyinya, “Yasier Utama tidak kami rekomendasikan menjadi trainer, kami lebih menyarankan yang bersangkutan untuk bekerja di bidang administratif.” (halaman 27).

Sebelum menjadi pembicara di banyak perusahaan nasional dan multi nasional, ia seorang tukang merapikan ruang training. Ia harus memfotokopikan bahan pelatihan, memasang LCD dan laptop untuk para trainer senior. Itu semua ia jalani dengan cinta dan sepenuh hati. Setiap kali seniornya memberikan pelatihan, ia menyerap ilmu dari mereka. Ia yakin suatu saat bisa menjadi pembicara genius. Tekad sudah dikunci bulat-bulat dan dibungkus dengan komitmen 100%.

Buku setebal 152 halaman ini lebih merupakan sharing pengalaman. Yakni, bagaimana cara menjadi pembicara yang bisa menembus dinding hati para pendengarnya. Seperti Anthony Robbins, Les Brown, Deepak Chopra, Brian Tracy, John C. Maxwell, Anand Krishna, dan sederet nama kondang lainnya. Menyitir pendapat Yasier Utama, “Pembicara genius ialah orang yang mampu menginspirasi orang lain untuk bertumbuh. Tutur kata dan ucapan indah yang keluar dari bibir merupakan cerminan dari keseharian hidupnya.” Selamat membaca! (T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru Bahasa Inggris di PKBM Angon http://www.angon.org/ (Sekolah Alam) Yogyakarta).    

                          

Tidak ada komentar: