Oktober 05, 2012

Meninggalkan Jejak di Alam Semesta


13494447971345799125
Dimuat di Koran Jakarta, 5 Oktober 2012
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/102250

“Meninggalkan jejak di alam semesta” adalah kutipan petuah Steve Jobs (25 Februari 1955 - 5 Oktober 2011) kepada para karyawan Apple. Menurut pria kelahiran San Fransisco, California, tersebut, ilmu pengetahuan membantu manusia melakukan banyak hal, sedangkan seni menuntun yang harus dikerjakan sehingga seseorang bisa melihat sekeliling dengan hati dan akal yang lebih terbuka. Alam semesta senantiasa menantikan manusia membuat jejak (halaman 118).

Buku ini menunjukkan bahwa Steve adalah seorang yang memperhatikan detail. Contoh kesaksian seorang eksekutif Google, Vic Gundotra, yang pernah bermitra dengan pendiri Apple, Pixar, dan NeXT. Pada Minggu pagi Gundotra menerima telepon Jobs. “Jadi, Vic, ada masalah mendesak yang perlu saya bereskan langsung. Saya sedang melihat logo Google di iPhone dan saya tidak puas dengan ikonnya. Warna kuning pada huruf o kedua di Google tidak pas. Itu harus dibetulkan.”

Dari pengalaman tersebut, Gundotra mengakui, “Ketika saya berpikir mengenai kepemimpinan, semangat, dan perhatian pada perincian, saya ingat lagi telepon Steve Jobs Minggu pagi bulan Januari itu. Inilah pelajaran yang tak akan saya lupakan. CEO harus memperhatikan detail, bahkan sampai pada nuansa warna kuning. Itu pun dilakukan pada hari Minggu” (halaman 112).

Steve Jobs, Sang Genius terdiri atas 21 bab. Isinya memuat lika-liku kehidupan perancang tetikus (mouse) komputer yang bisa bergerak ke segala arah tersebut. Mulai dari “Asal Usul”, “Job Pertama untuk Jobs”, “Giliran Malam di Atari”, sampai “Jalani Setiap Hari”.

Amanda Ziller, penulis lepas asal New York, mengisahkannya secara luwes. Amanda Ziller menemukan sebuah fenomena unik. Ternyata orang genius acap kali mengalami kesulitan belajar di sekolah formal. Ilmuwan Albert Einstein, negarawan ulung Winston Churchill, penulis kondang George Bernard Shaw, dan Steve Jobs pun turut merasakannya. “Sekolah berat bagi saya. Saya lebih suka keluar ruangan dan mengejar kupu-kupu di taman” (Halaman 17).

Untungnya, ada satu guru yang bisa membangkitkan minat Jobs untuk terus bersekolah. Namanya Mrs Hill, guru kelas 4 di SD Monta Loma, Silicon Valley. Keduanya membuat kesepakatan bersama. Bila Jobs kecil dapat mengerjakan semua latihan dalam buku matematika tanpa bantuan orang lain, lalu jumlah jawaban yang benar mencapai 80 persen, Ibu Guru akan menghadiahinya lima dollar dan permen loli besar.

Dalam buku ini juga dikisahkan tentang sahabat karib Jobs. Ketika berumur 16 tahun, dia bertemu Steve Wozniak, sama-sama penggemar berat Bob Dylan. Mereka suka berburu rekaman konser penyanyi balada legendaris itu sampai berhari-hari. Steve Jobs dan Wozniak melihat ilmu pengetahuan dan teknologi harus disinergikan dengan seni dan nilai-nilai humaniora. Kreativitas dan perubahan sejati terlahir dari perkawinan otak kiri dan otak kanan (halaman 29).

Jobs juga memiliki seorang saudara perempuan. Dia baru bisa menemuinya pascarehat dari Apple pada 17 September 1985. Sebelumnya, Jobs yang sejak kecil diadopsi orang tua asuh ini mencari dulu ibu kandungnya. Dia menyewa jasa seorang detektif. Ketika bertemu sang ibu, Joanne Simpson, sang ibu memberi tahu bahwa Steve juga memiliki adik perempuannya yang tinggal di New York. Namanya Mona Simpson, seorang penulis novel.

Kakak-beradik ini memiliki banyak kesamaan, suka berjalan-jalan dan berbicara. Berjalan kaki bersama memang cara favorit Jobs melakukan rapat bisnis penting. Keduanya juga suka mengamati lingkungan sekitar dan sangat artistik. Baru-baru ini, Mona menulis sebuah novel laris berjudul A Reguler Guy. Tokoh utamanya punya banyak kemiripan dengan mendiang Steve Jobs.

Pada saat kakaknya meninggal pada 5 Oktober 2011 silam, Mona memberi obituari yang menyentuh hati, “Dia tak pernah malu bekerja keras, bahkan ketika hasil kerjanya gagal. Jika orang sepintar Steve tidak malu mengakui sedang mencobacoba, seyogianya saya juga tak perlu merasa malu untuk terus berusaha” (halaman 77).

Diresensi T. Nugroho Angkasa, Guru Bahasa Inggris Sekolah Alam Yogyakarta

Judul : Steve Jobs, Sang Genius
Penulis : Amanda Ziller
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : 1/ Mei 2012
Tebal : viii 155 halaman
ISBN : 978-979-22-8256-6
Harga : Rp40.000

Tidak ada komentar: