Februari 19, 2011

Menanam Ingatan Palsu lewat Hipnotis

Tulisan ini lebih merupakan saduran atas artikel Dr Andy Ho, MD, PhD dari The Straits Times Singapore.

Beliau seorang penulis senior. Isinya menarik ihwal penanaman ingatan palsu lewat hipnotis. Minta tolong disebarluaskan. Terimakasih

Bagaimana Hipnotis Dapat Menanamkan Ingatan Palsu?

Referensi:

:http://admpreview.straitstimes.com:90/vgn-ext-templating/v/index.jsp?vgnextoid=2924b9f30bcac210VgnVCM100000430a0a0aRCRD&vgnextchannel=0162758920e39010VgnVCM1000000a35010aRCRD

Para ahli syaraf baru-baru ini membuktikan bahwa hipnotis dapat mempengaruhi bagian otak yang mengendalikan atensi seseorang. Bukti awal tersebut memunculkan harapan bahwa hipnotis dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja akademis.

Saat saya menulis topik ini seorang teman psikiater mengkritik saya. Karena saya tidak menyampaikan secara eksplisit tentang bahaya hipnotis. Ia sangat memprihatinkan ihwal ingatan palsu yang dapat ditanamkan.

Ternyata rekaman peristiwa traumatis yang direpresi sedemikian rupa dapat diangkat kembali ke permukaan lewat hipnotis. Memang ini dapat membantu mengatasi penyakit psikis yang disebabkan oleh kenangan masa lampau.

Ingatan tidaklah tersusun secara rapi. Sehingga apa yang tidak kita sukai dapat dibuang selamanya. Sejatinya, sangat sulit melupakan kenangan-kenangan buruk.

Praktek pengungkapan kembali kenangan yang ditekan tersebut dapat pula membuat klaim seolah telah terjadi penculikan oleh Alien dan pelecehan seksual di masa kanak-kanak.

Penculikan Alien ditanamkan ke dalam ingatan pada 1990-an oleh psikiater Universitas Harvard bernama John Mack. Ia menanamkan kenangan palsu berupa penculikan oleh makhluk asing kepada ratusan orang yang dihipnotisnya.

"Pengalaman" mereka diceritakan dalam buku best seller: Abduction: Human Encounters With Aliens (1990) dan Passport To The Cosmos: Human Transformation And Alien Encounters (1999).

Ia mengatakan kepada para pasiennya bahwa penculikan itu nyata dan tidak perlu merasa khawatir karena Alien datang ke sini untuk menyelamatkan Bumi. Lantas, Universitas Harvard menyelidiki kasus ini karena dianggap sebagai praktek 'terapi yang tidak kompeten'.

Jika seorang psikiater mendiagnosis pasiennya mengidap skizofrenia, kemudian memulangkan pasiennya itu ke rumah, mengatakan halusinasinya nyata, maka ia jelas bersalah karena melakukan malpraktek. Tapi para pengacara Dr Mack membela dengan alasan kebebasan akademik, Universitas tidak bisa menyalahkan kliennya.

Melalui uji laboratorium berulang kali memang terbukti bahwa orang dewasa dapat 'dibuatkan" rangkaian kenangan peristiwa dalam kehidupannya. Padahal itu sama sekali tak pernah terjadi. Kalau lebih masuk akal kejadiannya, semakin banyak orang meyakini bahwa ia sungguh mengalaminya. Setelah menerima suntikan memori palsu, subjek kemudian dapat pula membuat rincian palsu seputar hal tersebut.

Namun dalam situasi klinis sekalipun sangatlah sulit menentukan apakah kenangan yang muncul kembali itu asli atau tidak. Karena peristiwanya telah lama terjadi. Psikolog anak Jean Piaget yang terkenal pada 1962 mencatat dalam otobiografinya bahwa ia memiliki memori palsu. Ia pernah hampir diculik saat masih bayi. Beberapa tahun kemudian pengasuhnya mengaku bahwa dia telah merekayasa semuanya itu.

Kenangan palsu tidaklah begitu berbahaya kecuali membuat seseorang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Pada 1994, American Paul Ingram dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak dan memimpin ritual satanik yang menyebabkan kematian 25 bayi.

Meskipun ia menyangkal tuduhan tersebut dengan gigih, akhirnya ia menyerah setelah diinterogasi secara terus-menerus. Ia bukan hanya mengakui segala tuduhan, termasuk yang baru diajukan, bahkan ia membuat rincian grafik untuk setiap episode yang dituduhkan tersebut.

Namun ketika dihadapkan dengan keseluruhan episode yang dibuatnya itu ia menyangkal pada awalnya, walau akhirnya mengakui. Bahkan memberikan rincian. Kemudian, terungkap bahwa ia memiliki ingatan palsu. Kendati demikian, ia tetap mendekam beberapa tahun di penjara.

Oleh karena itu, seseorang tidak dapat meyakini apakah kenangan yang terungkap kembali ihwal pelecehan seksual pada masa kanak-kanak benar terjadi atau sekedar hasil rekayasa palsu. Diperlukan lebih banyak informasi, dalam arti mempelajari orang yang mengungkapkan kembali ingatan peristiwa yang tampak sangat tidak masuk akal.

Ada satu kelompok, mereka menggambarkan kenangan yang tampaknya terdengar realistis. Yakni diculik oleh makhluk Humanoid berkaki dua. Kemudian menyuruh mereka melakukan prosesi invasif, biasanya bersifat seksual. Peristiwa tersebut terjadi di atas pesawat yang berupa piring terbang. Hollywood sekalipun tak pernah memfilmkan pasukan Sci-Fi semacam itu.

Ketika 'korban penculikan' tersebut diuji dengan memakai peralatan psikologi standar, mereka terbukti lebih lemah secara psikis ketimbang kelompok pengontrol. Yakni dalam hal mengingat dan mengenali kata yang belum pernah diperdengarkan kepada mereka.

Jika orang dengan kecenderungan ini berulang kali disugesti lewat hipnotis untuk membayangkan peristiwa yang paling tidak masuk akal sekalipun, yang dikatakan telah terjadi kepada mereka dalam 'kehidupan masa lampau', mereka cenderung mempercayai rincian imajiner tersebut seolah asli adanya.

Saat pernyataan palsu cukup sering diulang-ulang, pendengar akan menjadi semakin akrab dengannya. Meningkatnya keakraban cenderung ditafsirkan sebagai bukti kebenaran. Inilah sebabnya mengapa 'korban penculikan' yakin bahwa mereka benar-benar diculik oleh Alien.

Tetapi sejak pertengahan 1970-an telah terbukti bahwa semakin percaya saya terhadap kenangan seharusnya kian akurat. Dalam hipnosis, imajinasi orang yang lemah dapat berbaur dengan fantasi, sugesti orang yang menghipnotisnya.

Dr Mack ialah New Ager yang mengaku pernah melakukan 'perjalanan ke kehidupan, perasaan dan peristiwa masa lalu'. Lalu ia mensugestikan rincian penculikan kepada para pasiennya lewat hipnotis. "Penanaman ide-ide ini merupakan 'proses intuitif co-kreatif'," katanya.

Pendekatan ini, menurutnya, 'Menghasilkan informasi yang merupakan produk dari kesadaran pembauran (orang yang melakukan hipnotis dan yang terhipnotis)'.

Proses ini jelas bisa memutarbalikkan kebenaran, ia merasa bahwa "pertanyaan apakah orang yang terhipnotis ... mengungkapkan apa yang secara harfiah atau faktual 'terjadi' mungkin tidak sesuai sama sekali'. Begitu banyak sisi kenyataan dan kebenaran.

Kisah John Mack di atas memberi satu pesan: etika sangat penting dalam hipnotis. Tapi karena hipnotis tidak diatur secara memadai. Ia hanya dapat membawa kita sejauh ini.

Tidak ada komentar: