Februari 19, 2011

Menjadi Mastermind

Tulisan aslinya berbahasa Inggris, dimuat dihttp://www.thebalitimes.com/2010/02/26/becoming-mastermind/


Menjadi Mastermind


*Anand Krishna


Telah ditulis sebelumnya bahwa "hipnosis atau hipnoterapi bisa dipakai sebagai alat untuk membuka diri seseorang pada meditasi," atau untuk memperkuat otak yang lemah, saya harus, sekali lagi, menekankan hal berikut ini. Hipnosis dan hipnoterapi bukan satu-satunya alat, ada beberapa cara yang lainnya, banyak, banyak yang lebih aman, termasuk tetapi tidak terbatas pada latihan yoga tertentu.


Kenapa saya berkata, "banyak, banyak alat yang lebih aman?” Apakah saya hendak menyiratkan bahwa hipnosis atau hipnoterapi tidak cukup aman sebagai sebuah alat?

Saya mencoba untuk menjelaskan apa yang saya maksud dengan kata "aman".


Apa pun yang dapat Anda lakukan sendiri, tanpa bantuan orang lain - menurut pendapat saya - tidak hanya lebih mudah, tetapi juga lebih aman.


Ada ratusan pernapasan yoga dan latihan pembersihan diri, yang dapat dengan mudah Anda lakukan sendiri, sedangkan untuk hipnosis dan hipnoterapi, Anda harus bergantung pada keahlian seseorang.


Dan bergantung pada keahlian seseorang dalam bidang meditasi bertentangan dengan prinsip meditasi itu sendiri, yakni pemberdayaan diri. Kalau meditasi tidak memberdayakan diri Anda, tidak membantu Anda menemukan sifat sejati dari "diri" Anda - maka itu bukanlah meditasi.


Dengan bantuan seorang ahli hipnoterapis, seseorang dapat berhenti merokok, karena merokok tidak hanya berbahaya bagi kesehatan fisik, tetapi juga untuk jiwa. Itu mencemari energi, prana, atau élan vital kehidupan kita. Ketika prana yang sudah tercemar tadi mengalir ke otak manusia, justru membuatnya mati rasa, sehingga ia kehilangan ketajamannya. Otak tak lagi menjadi alat yang efektif untuk meditasi.


Jadi berhentilah merokok dengan bantuan hipnosis atau hipnoterapi, dan persiapkan diri Anda untuk meditasi. Tapi ada “tapi” yang sangat besar di sini - dengan bantuan hipnosis dan hipnoterapi, Anda paling banter hanya bisa menekan kebiasaan merokok. Kebiasaan tersebut tidak hilang. Hal ini masih ada tapi ditekan. Itu seperti ketika Anda menghapus item di komputer Anda. Semua item yang dihapus masih ada tapi tidak mudah diakses. Seorang hacker bisa menemukannya kembali.


Hipnosis atau hipnoterapi bisa membantu Anda berhenti merokok, menekan sifat keras Anda, atau mengontrol obsesi seksual dan obsesi lainnya hanya untuk jangka waktu tertentu. Anda tidak dapat sepenuhnya menyingkirkan mereka. Semua kebiasaan tetap ada di dalam diri Anda, siap untuk di-hack dan dibawa kembali ke permukaan setiap saat.


Dalam kasus ini, seseorang, sekelompok orang atau situasi dapat membawa kembali semua sifat-sifat dan kebiasaan yang tidak diinginkan tadi ke permukaan. Setelah berhenti merokok dengan bantuan hipnosis atau hipnoterapi, misalnya, jika Anda masih bergaul dengan perokok - maka hanya masalah waktu saja sebelum Anda kembali ke kebiasaan lama.


Perubahan, yang dibawa oleh hipnosis atau hipnoterapi, lazimnya bersifat sementara. Itu tidak permanen. Ia tidak mengubah sifat Anda.


Dalam rangka mengubah sifat Anda, Anda harus berupaya secara sadar demi perubahan, bukan secara tidak sadar seperti dalam kasus hipnosis dan hipnoterapi.


Anda dapat menggunakan hipnosis atau hipnoterapi sebagai pertolongan pertama. Namun, Anda tetap harus melanjutkannya dengan upaya yang sadar. Anda harus sadar, dan tidak di bawah tekanan apapun, dan tanpa bantuan orang lain, caranya dengan mengingatkan diri Anda sendiri bahwa merokok itu berbahaya.


Tindakan secara sadar mengingatkan diri sendiri tentang hal tertentu dapat disebut hipnosis sadar. Saya menyebutnya sugesti, atau afirmasi.


Di sini, Anda sepenuhnya memegang kendali.


Anda tidak dikendalikan oleh siapapun.


Guru Nanak (1469-1539) menyebut proses ini Simran (peringatan terus-menerus), para Sufi menyebutnya Tafakkur (refleksi terus-menerus). Ini tidak sama dengan merapalkan mantra tertentu tanpa memahami maknanya. Pengulangan mekanik semacam itu tak akan membantu.


Saya pernah bertemu dengan orang yang membaca mantra selama 2-3 jam setiap hari, namun mereka tetap keras, serakah, obsesif, dan penuh kemarahan. Mengapa? karena mereka merapalkan mantra tersebut secara mekanis tanpa memahami mekanismenya. Hasil akhirnya adalah bencana total.


Mantra tidak dapat dirapalkan secara mekanis, tetapi digunakan secara efektif dan efisien. Mantra adalah alat. Ini seperti pedang. Jika tajam, satu tebasan saja cukup. Jika tumpul, sejumlah tebasan tetap saja tidak cukup.


Definisi mantra, "rapalan suci," menafikan arti sebenarnya dari kata tersebut. Lebih buruk lagi, jika mantra dikaitkan dengan Hindu, Jain, Buddha, Sikh, atau tradisi tertentu. Hal ini seperti mengaitkan Hukum Gravitasi dengan Kristen, karena Newton adalah seorang Kristen. Atau mengaitkan Hukum Relativitas dengan Yudaisme, karena Albert Einstein adalah seorang Yahudi.


Kata mantra sama sekali tidak menyiratkan rapalan. Kata itu terdiri atas dua kata, “man” atau manas - berarti "pikiran", dan, “tra”, atau yantra - yang berarti "alat." Bagaimana Anda menggunakan alat ini tidak diindikasikan oleh kata tersebut.


Sebuah mantra dapat didefinisikan sebagai "alat untuk pikiran," atau penggunaan "pikiran sebagai alat." Saya mendesak Anda membaca ulang baris terakhir: Sebuah mantra dapat didefinisikan sebagai “alat untuk pikiran," atau penggunaan "pikiran sebagai alat."


Saya yakin Anda dapat melihat perbedaan besar antara kedua makna tersebut. Yang pertama menyiratkan bahwa mantra ialah "alat" untuk digunakan pada atau untuk pikiran. Arti kedua menyiratkan bahwa "pikiran" adalah alat.


Jika Anda terbiasa mendefinisikan mantra sebagai rapalan, mohon lupakan untuk sementara waktu. Anda bisa kembali ke definisi semula setelah membaca kolom ini. Itu oke saja. Saya tidak mengatakan bahwa pemahaman saya mutlak benar. Anda memiliki hak atas pemahaman Anda, seperti yang saya lakukan. Kendati demikian, untuk sementara waktu, marilah kita tetap menyingkirkan semua definisi lain dari kata tersebut.


Jadi mantra adalah alat bagi pikiran - atau ini pikiran itu sendiri? Apakah alat yang akan digunakan untuk pikiran, atau pikiran yang digunakan sebagai alat?


Itu adalah keduanya...


Sebelum meditasi, itu adalah alat untuk membersihkan pikiran Anda. Setelah meditasi itu adalah pikiran jernih yang siap digunakan.


Sebelum meditasi mantra ini ialah 100 persen yantra - alat.


Anda dapat menggunakan apapun sebagai alat - hipnosis, atau hipnoterapi diikuti dengan auto-sugesti, atau afirmasi, teknik pernapasan tertentu, teknik pembersihan, bahkan ritual tertentu, musik, buku - apa pun. Semua peralatan, semua yantra, digunakan untuk menenangkan pikiran, untuk mengendalikan gejolaknya, untuk membersihkannya - adalah valid sebagai mantra. Tentu saja, yantras atau alat dipakai selama mereka membantu kita berurusan dengan pikiran kita sendiri. Alat atau yantra yang tak efektif bukanlah mantra.


Mantra bukan merupakan bagian dari meditasi, seperti segelas susu sebelum tidur bukanlah bagian dari tidur Anda. Meskipun banyak orang percaya, bahwa susu hangat sebelum tidur menjamin kualitas tidur.


Sekarang, setelah memiliki kualitas tidur di malam hari, ketika Anda bangun keesokan harinya dan merasa disegarkan Anda dapat disamakan dengan mantra setelah meditasi.


Pikiran yang diubah oleh dan selama meditasi ialah pikiran yang baru. Pikiran seperti itu, pikiran yang tak kenal rasa takut, menjadi alat untuk hidup dalam kebebasan total. Kemudian Anda menjadi mantra. Anda menjadi alat bagi diri Anda sendiri.


Sebelum meditasi, kita diatur oleh pikiran kita, oleh pikiran yang terkontaminasi dan penuh ketakutan. Setelah meditasi, kita menggunakan pikiran kita untuk hidup tanpa rasa takut. Sebelum meditasi, kita adalah budak dari pikiran kita sendiri. Setelah meditasi, kita menjadi tuan atas pikiran kita sendiri - kita menjadi Mastermind.

Tidak ada komentar: