Dimuat di Seputar Indonesia, Minggu/30 Desember 2012
http://www.seputar-indonesia.com/news/sukses-di-usia-muda-0
http://www.seputar-indonesia.com/news/sukses-di-usia-muda-0
Judul: Young on Top
Penulis: Billy Boen
Penerbit: B first Bentang Pustaka
Cetakan: II/Oktober 2012
Tebal: xv + 208 halaman
ISBN: 978-602-8864-67-1
Harga: Rp49.500
Oprah Winfrey mengatakan bahwa dunia dapat menjadi lebih baik kalau
manusia sudi saling berbagi dengan sesama yang miskin, lemah, dan
tertindas. Pun tak sekadar beretorika, ia mempraksiskan mentalitas
berkelimpahannya (abundance mentality).
Lewat Yayasan Angel's Network,
perempuan terkaya dalam industri hiburan di negeri Paman Sam tersebut
mendirikan sekolah gratis di areal seluas 11 hektar untuk siswi tak
mampu di Meyerton, Provinsi Guateng, Afrika Selatan.
Ironisnya, kini ada kecenderungan enggan berbagi dengan sesama.
Karena asumsi ada sedikit saja di luar sana sehingga tak cukup dibagi
dengan orang lain. Walau hanya berbagi ilmu sekalipun begitu dijual
mahal. Sebab, ia tak rela ada orang sepintar atau lebih cerdas
ketimbang dirinya. Buku bersampul kuning ini menawarkan terobosan baru.
Dalilnya sederhana tapi universal. Bagilah seluruh ilmumu dan
terimalah manfaatnya (receiving by sharing).
Penulis siap berbagi ilmu dengan siapa saja. Karena menurutnya, di
dunia ini banyak perkara publik yang musti diselesaikan tidak secara
individual. Misalnya di lokus bisnis, kalau tim kerja memiliki
kepintaran yang merata atau bahkan ada yang lebih cerdas, maka
pekerjaan niscaya lebih mudah dituntaskan (halaman 197).
Secara ilmiah, CEO (Chief Executive Officer) PT. Jakarta
International Management (JIM) ini mendedah dari aspek psikologis. Jika
dari skala 0-10, orang yang memiliki tingkat ilmu 8 hanya berbagi ilmu
tingkat 7, secara tak sadar ia menoleransi dirinya sendiri untuk
bersikap malas. Kenapa? Karena ia tahu temannya itu tak akan sepintar
dirinya.
Dalam konteks ini, tanpa disadari ia enggan mencari ilmu baru dan justru berkubang dalam zona nyaman (comfort zone).
Sebaliknya, jika ia sudi berbagi keseluruhan ilmu tingkat 8 kepada
temannya, ia sadar 100% kalau temannya itu sudah sepintar dirinya.
Alhasil, ia akan berusaha mencari terobosan baru. Agar tingkat ilmunya
mencapai tingkat 9 atau bahkan 10.
Menurut alumnus Utah State University ini, kiprah Sergey
Brin dan Larry Page dapat menjadi sumber inspirasi. Kedua anak muda
tersebut bercita-cita membuat hidup semua orang di dunia lebih mudah.
Caranya dengan berbagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
di planet ini lewat internet. Penduduk di benua Afrika, Asia, Australia,
Amerika, atau Eropa dapat mengakses informasi yang dibutuhkan dengan
sekali klik mouse.
Kini impian tersebut telah menjadi kenyataan. Milyaran orang di
seluruh penjuru bumi menggunakan jasa mereka setiap detik. Duo ini
berkontribusi positif bagi perubahan global di era digital. Sergey Brin
dan Larry Page memersembahkan perusahaan IT berbendera Google Inc (The Google Story, 2006). Keduanya sempat menjadi orang terkaya di Amerika Serikat versi Forbes. Berapa umur mereka ketika itu? (masih) 34 dan 35 tahun.
Sistematikanya, buku Yong on Top memuat 35 kiat sukses para eksekutif muda. Terdiri atas 4 topik bahasan Integrity, Respect, Creativity,
dan Humor. Referensinya relatif variatif, menyiratkan bahwa si penulis
gemar membaca. Sebagian besar literatur dari luar negeri, antara lain
karya Stephen R. Covey, Larry King, Barack Obama, dan J. Donald Trump.
Resep mujarab lainnya ialah dengan menjadi motivator bagi diri
sendiri. Ternyata kata “motivator” tidak ada dalam kamus bahasa
Inggris! Di negeri manca sana, yang ada hanya istilah motivational speaker.
Yakni, pembicara yang membahas ihwal motivasi. Mereka tak mengklaim
diri sebagai sosok yang bisa menjadi “juru selamat” orang lain. Senada
dengan tesis Anand Krishna Ph.D, “Setiap orang harus memberdayakan
dirinya sendiri (self empowerment)”.
Lewat buku yang telah dicetak ulang kedua ini, Billy Boen juga
berbagi testimoni dari eksperimennya. Pada 2010, ia serba berkecukupan
sehingga cenderung hidup berpoya-poya. Urusan kesehatan, pola makan,
dan olahraga tak dihiraukan. Lantas, seorang sahabat meantangnya,
Yonatan mengajak Billy ikut lomba Marathon 21 km di Phuket, Thailand.
Keduanya rajin berlatih di gym untuk memersiapkan diri.
Waktu tersisa hanya 4 bulan. Setiap minggu minimal ke gym 2 kali. Pada
kali pertama, Billy hanya kuat berlari selama 8 menit alias 1 km saja.
Matanya berkunang-kunang dan hampir jatuh pingsan (halaman 167).
Kendati demikian, ia pantang menyerah (never give up).
Akhirnya, berkat latihan tekun dan determinasi tinggi, ia kuat berlari
keliling Gelora Bung Karno sebanyak 21 kali, dengan jarak tempuh 21
kilometer nonstop. Catatan waktunya pun relatif bagus 2 jam 54 menit.
Selain itu, berat badannya turun, jadi lebih atletis. Dalam waktu 4
bulan, ia berhasil membuktikan yang semula secara fisik tampak mustahil
ternyata bisa! (I.M.Possible).
Buku setebal 208 halaman ini menyajikan pengetahuan (knowledge) sekaligus pengalaman (experience)
untuk mencapai puncak sukses lahir batin secara lebih efektif.
Menyitir pendapat Andy F. Noya, “Dengan bahasa yang mudah dimengerti,
Billy memaparkan kiat meraih sukses secara sistematis. Sangat berguna
bagi para kaum muda, terutama bagi yang sedang meniti karier.” Selamat
membaca! (T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru bahasa Inggris di PKBM
Angon (Sekolah Alam), Ekskul English Club di SMP Kanisius Sleman, TK
Mata Air, dan TK Pangudi Luhur Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar