Oktober 29, 2013

Inovasi Ramah Lingkungan

Dimuat di Surat Pembaca, Suara Merdeka, Rabu/30 Oktober 2013
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/10/30/241599/Inovasi-Ramah-Lingkungan

Penulis terperangah membaca wacana lokal yang dimuat di Suara Merdeka pada Sabtu, 5 Oktober 2013.  Syafiq Naqsyabandi, mahasiswa Program Magister Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan IPB mengungkap betapa parah pencemaran yang terjadi di Sungai Loji, Pekalongan, Jawa Tengah.

Ia mengutip data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan. Ternyata sampai akhir 2012 terdapat 3.021 unit industri di sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai). Rinciannya, 21% (634 unit) industri batik, 12, 4% (375 unit) industri pakaian jadi dari tekstil, dan 9,55% (290 unit) industri tempe.

Masih menurut Syafiq Naqsyabandi, tahun 2012 peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto juga menyimpulkan bahwa perairan Sungai Loji dalam kondisi tercemar berat. Kesimpulan tersebut berdasarkan keanekaragaman makrobentos yang berada dalam kategori rendah. Makrobentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan. Angka rendah keanekaragaman itu mengindikasikan pencemaran itu sudah mengakibatkan kerusakan ekologis.

Lantas, warga Buaran Kabupaten Pekalongan tersebut menawarkan instalasi pengolah limbah sebagai solusi. Industri yang berskala besar dapat langsung bermitra membuat instalasi pengolah dengan Pemkot. Adapun industri rumahan perlu membentuk semacam perkumpulan pada tiap sentra industri untuk kemudian bekerja sama dengan Pemkot membuat instalasi.

Menurut hemat penulis ada solusi alternatif lain. Pertama untuk pengusaha industri batik bisa menggunakan pewarna alami. Menurut sumber asalnya, bahan pewarna batik memang dapat digolongkan zat pewarna alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan alam seperti dari hasil ekstrak tumbuhan. Zat pewarna sintesis (ZPS) yaitu zat warna buatan atau sintesis yang dibuat melalui proses reaksi kimia dengan bahan dasar arang batu bara atau minyak bumi. Senyawa turunannya berupa hidrokarbon aromatik seperti benzena, naftalena, dan antrasena.

Kedua, industri pakaian jadi bisa menggunakan kain tenun berbahan serat pisang. Ini berawal dari kreativitas seorang desainer asal Yogyakarta, Suroso. Menurutnya, pohon pisang adalah multiguna yang sangat ekonomis dan mudah diperoleh. Selain itu, proses pengerjaan dari serat menjadi busana juga terbilang mudah. Tidak seperti bahan alam lain yang membutuhkan waktu panjang. Serat pisang dapat diolah hanya sekitar tiga hari. Serat diperoleh dari batang atau pelepah pisang. Kemudian dipisahkan antara filamen dan air. Baru setelah itu dilakukan proses penenunan. Satu kilogram benang bisa menghasilkan sekitar lima meter kain (Kick Andy, 30 September 2013).

Ketiga, perajin tempe bisa menggunakan air embun. Rumah Perubahan Rhenal Khasali sudah melakukan eksperimen tersebut. Tempe yang diproduksi menggunakan air embun ternyata memang lebih enak dan tahan lama. Air embun juga memiliki khasiat menyembuhkan yang luar biasa. Kenapa? Karena bisa menurunkan kolesterol LDL. Embun yang dipakai adalah embun buatan purence yang dirintis penemu dari Indonesia, Budhi Haryanto. Beberapa peneliti asing pernah meneliti bahwa air embun buatan Budhi memiliki molekul-molekul air yang unik.

Selain bebas mineral (anorganik) yang justru bisa berbahaya bagi orang tua, air embun ternyata mengandung oksigen terlarut dalam jumlah yang signifikan. Bahkan, ada ahli yang memercayai oksigen yang tinggi ini bisa membantu proses kerja otak sehingga membuat orang-orang yang sedang belajar lebih merasa segar (Rumah Perubahan TVRI, 10 September 2013).

Akhir kata, alih-alih membuat instalasi penyaringan limbah, lebih baik pemerintah dan pihak swasta mulai mengembangkan industri batik berpewarna alami, tekstil kain berbahan serat batang pisang, dan pembuatan tempe berbahan baku air embun. Selain dapat meningkatkan kualitas produksi juga lebih ramah lingkungan.

1383113525560189058
Sumber Gambar: http://www.engineeringtown.com/teenagers/index.php/berita/1935-mencari-inovasi-sederhana-yang-bersahabat-dengan-manusia.html

Tidak ada komentar: