November 23, 2013

Menguak Keampuhan Terapi Doa

Dimuat di beritamoneter.com, Rabu/20 November 2013

Judul: Terapi Doa
Penulis: Dr. Joseph Murphy
Penerjemah: Slamat P. Sinambela
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I/2012
Tebal: xii + 202 halaman
ISBN: 978-979-22-7990-0

Walau penulisnya seorang tetua Divine Science buku ini tak banyak mengungkap kotbah. Dr. Murphy yang tercatat sebagai pendiri sekolah calon pendeta di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat tersebut lebih banyak mengisahkan pengalaman riil.

Misalnya ia pernah memimpin kebaktian pemakaman seorang pria berusia 50 tahun. Almarhum hanya memiliki seorang putri yang masih berusia 13 tahun. Istrinya telah wafat ketika putri mereka baru lahir. Putri yang telah menjadi yatim piatu tersebut mengakui, “Ayah selalu mengatakan bahwa kematian bukan akhir, sebelum meninggal beliau berkata: Doakan saya, saya akan selalu bersamamu dan menjagamu.”

Lalu anak itu menambahkan, “Saya tahu ayah tidak ingin saya bersedih, menangis, atau merindukannya di makam. Ia ingin saya senang, gembira, masuk kampus, kuliah, dan belajar menjadi dokter yang baik. Saya tahu hal-hal tersebut akan membuat beliau bahagia. Saya tidak berutang kesedihan dan air mata kepada ayah, saya berutang kesetiaan, cinta, ketaatan pada kebenaran yang beliau ajarkan serta teladankan.” (halaman 184).

Menurut penulis, walau masih remaja si anak berhasil mengatasi tragedi kematian. Alhasil, kepergian sang ayah tak terlalu melukai batinnya. Ia merasakan penyertaan Ilahi yang senantiasa menghiburnya. Selain itu, ia memiliki prinsip hidup yang membangun yakni kebaikan, cinta, pertumbuhan, keyakinan, keramahan, serta rasa percaya pada hukum-hukum Allah dan kasih-Nya pada seluruh anak-anak Tuhan.

Ada juga kisah seorang ibu yang kehilangan kedua anaknya. Kendati demikian, responnya sangat bijaksana, “Saya tahu Allah itu adil dan baik ada-Nya. Ketika saya merindukan anak-anak saya, pada saat yang sama mereka sedang membangun rumah lain pada dimensi yang berbeda. Karena mereka mendapat tubuh dan pekerjaan baru untuk diselesaikan.

Oleh sebab itu, saya dapat menolong mereka dengan rajin berdoa. Anak-anak saya adalah pinjaman dari Allah, sumber dari segala kehidupan dan segala berkat. Saya tahu saya tak memiliki anak saya untuk selamanya. Suatu hari mereka akan meninggalkan saya, menikah, serta mungkin pergi ke negara lain. Saya mencintai mereka saat mereka berada di sisi saya. Saya memberikan segala yang dapat saya berikan dalam hal cinta, iman, keyakinan, dan kepercayaan kepada Allah.

Kini tugas saya adalah menolong mereka membangun rumah baru. Saya memancarkan kasih, damai, serta sukacita pada mereka lewat bait doa. Sehingga cahaya, kebenaran, dan keindahan Allah mengalir melalui mereka. Kedamaian-Nya pun mengisi jiwa mereka. Saya bersuka cita atas perjalanan mereka selanjutnya, sebab hidup terus bergerak maju. Setiap kali ingat mereka, saya berdoa begini, “Allah beserta mereka dan segala sesuatunya dalam keadaan baik.” (halaman 181).

Sistematika buku ini terdiri atas 13 bab. Benang merahnya ialah seputar terapi doa. Mulai dari “Doa Membentuk Pola Konstruktif”, “Teknik-Teknik Doa”, “Mempraktikkan Terapi Doa”, “Cara Kerja Doa”, “Kuasa Perubahan Doa”, “Cara Memaafkan Melalui Doa”, “Doa Mengalahkan Ketakutan”, “Doa Cara Menyelesaikan Masalah Pernikahan” sampai “Cara Berdoa dan Tetap Muda dalam Roh Selamanya.” Pengalibahasaan buku berjudul asli “Techniques in Prayer Therapy” ini relatif memuaskan. Slamat P. Sinambela memilih diksi yang mudah dipahami pembaca untuk konteks Indonesia.

Tesis utama buku ini sederhana tapi mendalam. Kesadaran, pikiran, perasaan manusia menciptakan takdirnya sendiri. Hal-hal eksternal bukan penyebab dan pembuat kehidupan seseorang di muka bumi ini. Berasumsi bahwa orang lain dapat merusak kebahagiaan kita tidak relevan lagi. Kenapa? Karena kita bertanggungjawab penuh atas kehidupan kita sendiri. Anda adalah raja, penguasa dunia anda karena anda satu dengan Tuhan (halaman 202).

Jodoh

Konkritnya ketika hendak mencari jodoh. Penulis mengajarkan doa untuk mendatangkan pasangan hidup yang tepat. “Saya tahu bahwa saya menyatu dengan Allah sekarang. Di dalam Dia saya hidup, bergerak, dan memiliki. Allah adalah kehidupan. Kehidupan itu termasuk kehidupan dari semua laki-laki dan perempuan. Kita semua adalah putra-putri dari satu Bapa.

Saya tahu dan percaya bahwa ada seorang laki-laki yang menunggu untuk mencintai dan menghargai saya. Saya tahu bahwa saya dapat berkontribusi untuk kebahagiaan dan kedamaiannya. Dia mengasihi cita-cita saya, dan saya mengasihi cita-citanya. Dia tidak ingin saya melebihinya, juga saya tidak ingin membuatnya melebihi saya. Ada saling mencinta, kebebasan dan rasa hormat (Doa Cara Menarik Suami Ideal, halaman 116).”

Tentu saja seperti pepatah Latin, ora et labora, manusia perlu berdoa sekaligus berusaha. Misalnya dengan menjadi anggota komunitas kontak jodoh. Kalau di kota Gudeg ada komunitas 2535, isinya muda-mudi dari usia 25-35 tahun yang hendak mencari partner untuk mengarungi samudera kehidupan dengan bahtera rumah tangga.

Dr. Murphy termasuk penulis produktif. Ia telah menelurkan 30 buku lebih, antara lain Telepsychics, The Magic Power of Perfect Living, Secrets of the I-Ching, The Cosmic Power within You, dan lain-lain. Pada 1950-an masih sedikit penerbit besar yang mau menerbitkan khasanah spiritual. Tapi ia dan istrinya berhasil menemukan penerbit kecil di Los Angeles. Lalu, mereka mencetak buku saku setebal 30-50 halaman dan dijual seharga 1,5 sampai 3 dolar.

Referensi karya-karyanya tak hanya dari litertur barat. Ia pernah juga melawat ke Asia dan India untuk mempelajari spiritualitas timur. Salah satu mentor Dr. Murphy bernama Dr. Thomas Howard. Beliau seorang hakim, filsuf, doktor, dan juga profesor. Saat pecah perang dunia II, Dr. Murphy menjadi relawan medis untuk divisi Infantri 88. Buku ini memuat juga pengalaman mati suri Dr. Murphy selama 72 jam (halaman 188).

Otosugesti

Salah satu teknik berdoa dalam buku ini ialah teknik Baudoin. Charles Baudoin seorang profesor di Rousseau Institute di Prancsis. Ia praktisi psikoterapis dan peneliti di New York School of Healing. Teknik Baudoin mulai dikembangkan pada 1910-an. Intinya masuk ke kondisi kantuk, “Cara paling sedrehana untuk memperoleh hal ini (mengisi pikiran bawah sadar) adalah memadatkan gagasan yang menjadi objek sugesti. Ringkaslah dalam frasa pendek yang siap digali dari dalam memori.”

Lalu, penulis menceritakan salah satu peserta di kelasnya. Ia mengalami perseteruan keluarga yang sengit dalam jangka waktu lama seputar harta warisan. Almarhum suaminya telah menyerahkan seluruh harta kekayaan kepadanya. Tapi putra-putrinya malah berusaha keras membatalkan surat wasiat itu lewat jalur hukum.

Teknik baudoin diuraikan secara terperinci. Caranya dengan meletakkan tubuh di kursi berlengan, masuki keadaan mengantuk, dan seperti yang disugestikan, ringkaslah ke dalam frasa yang terdiri dari 6 kata yang mudah digali dari dalam memori, “Telah selesai dalam perintah Ilahi.”

Ia mengulangi latihan ini setiap malam selama kira-kira sepuluh hari. Pasca masuk ke kondisi mengantuk, ia menegaskan dengan lambat, tanpa suara, di dalam hati, dengan penuh perasaan “telah selesai di dalam perintah Ilahi,” berulang kali sampai ia merasakan kedamaian batin dan ikhlas. Lalu, ia pun jatuh tertidur dalam keadaan rileks. Pada pagi kesebelas, pengacaranya menelpon dan mengatakan bahwa pengacara pihak lawan berniat menyudahi masalah itu. Kesepakatan harmonis dicapai, alhasil segala tuntutan hukum dibatalkan (halaman 15).

Tiada gading yang tak retak, begitupula buku ini. Karena latar belakang penulis sebagai pendeta Kristen, maka banyak kutipan ayat-ayat dari Alkitab. Alangkah lebih baik jika ada juga petikan ayat dari tradisi keagamaan dan aliran kepercayaan lainnya. Sehingga buku ini lebih bernuansa multikultural.

Terlepas dari kelemahan minor tersebut,  “Terapi Doa” mengandung nilai-nilai keutamaan adiluhung. Layak dijadikan referensi bagi siapa saja yang masih percaya pada kekuatan doa. Menyitir petuah para bijak, berdoalah sebelum kamu didoakan. Selamat membaca!

Peresensi T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru Privat Bahasa Inggris  di Yogyakarta, Blogger di http://local-wisdom.blogspot.com/)

1385115350375568688
Dok. Pri

Tidak ada komentar: