Kearifan Mengisi Liburan
Dimuat di Rubrik Peduli Pendidikan, KR, Senin/25 Juni 2012
Libur t'lah tiba/libur t'lah tiba/hore! hore! hore!
Tembang yang dinyanyikan Tasya ini acapkali diputar jelang musim
liburan. Ya, kini hari yang dinanti itu oleh para pelajar itu sudah di
ambang pintu. Ada aneka alternatif kegiatan untuk mengisi jeda antar
semester ini. Hemat penulis, perlu kearifan dalam memanfaatkan momentum
tersebut.
Menarik apa yang disampaikan Dr. Prof. Musdah Mulia. Aktivis perempuan
itu mengatakan bahwa esensi pendidikan ialah menyeimbangkan antara
unsur feminin dan maskulin dalam diri siswa. Beliau menyampaikannya
dalam acara dialog di TVRI Nasional (Perempuan Memandang Indonesia, 17 Juni 2012).
Selama ini, pendidikan formal di ruang kelas cenderung bersifat
maskulin. Kenapa? karena mengandalkan otak kiri semata. Antara lain
untuk menghitung, menghapal, dan memilih pilihan ganda. Ibarat bandul
pendulum, cara berpikir macho ini perlu diseimbangkan dengan kelembaban
rasa.
Sekolah alam Angon menyiasatinya dengan menggelar sinau mBatik alias
belajar membatik. Selain mengolah kepekaan juga melestarikan budaya
bangsa dan kelestarian lingkungan. Kenapa? karena bahan pewarnanya
menggunakan pewarna natural. Warna ungu misalnya, ternyata bisa diramu
dari kulit manggis.
Kembali ke konteks liburan sekolah. Belajar membatik hanya 1 dari
begitu banyak kegiatan bermutu lainnya. Sehingga selain mengendurkan
sel-sel syaraf otak bisa juga mengolah rasa pang rasa para
siswa. Kata kuncinya ialah kreatif sekaligus membumi. Senada dengan
sebuah petuah bijak, "Ada 2 hal yang dapat menjadi hadiah terindah bagi
anak-anak kita, yakni sayap dan akar." Selamat menikmati liburan nan
berkualitas! (T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru bahasa Inggris Sekolah Alam Angon Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar