Juni 08, 2012

Lima Detik Mengubah Cara Pandang terhadap Hidup

Dimuat di Koran Jakarta, Sabtu/9 Juni 2012
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/92939

Sejatinya, kemampuan bersyukur merupakan mukjizat karena membantu manusia melarutkan kecemasan, mengubah sikap negatif menjadi positif, dan energi yang menghubungkan manusia dengan Tuhan (hlm 61).

Begitulah tiga pesan kunci dalam buku ini. Neale Donald Walsch mengajak pembaca bereksperimen dalam keseharian ziarah hidup. Tatkala berhadapan dengan hasil atau pengalaman tak mengenakkan, berhentilah! Apa pun yang sedang dikerjakan, kapan pun dan di mana pun, rehatlah sejenak.

Setelah itu, duduk santai, pejamkan mata, dan ucapkan dalam hati, "Terima kasih Tuhan." Ambil napas dalam-dalam sampai rongga perut mengembang dan ulangi sekali lagi, "Terima kasih atas segala anugerah dan karunia yang senantiasa Engkau limpahkan kepadaku."

Seketika itu pula, rasa syukur menggantikan kecenderungan menghakimi dan berkeluh kesah. Alhasil, kedamaian menyebar ke seluruh raga, kelembutan melingkupi jiwa, dan kebijaksanaan mengisi benak (mind). Dalam konteks ini, hanya butuh lima detik untuk mengubah cara pandang terhadap kehidupan.

Buku ini terdiri atas 28 bab, antara lain, "Anda Sedang Menyaksikan Sebuah Mekanisme yang Luar Biasa", "Pertanyaan Terpenting yang Pernah Ditanyakan", "Pilihan Sadar Vs Pilihan Tak Sadar" , dan "Kebebasan yang Anda Miliki adalah Anugerah Tuhan yang Terbesar." Happier than God merupakan karya terbaru Neale Donald Walsch. Sebelumnya, ia menulis buku Conversation with God yang sudah diterjemahkan ke dalam 37 bahasa.

Ada resep praktis untuk bahagia. Bernyanyilah di kamar mandi setiap pagi. Rumusan Walsh itu masuk akal karena manusia tidak bisa bernyanyi dengan watak yang buruk dan orang tak bisa menyembunyikan watak buruk ketika sedang bernyanyi. (hlm 219).

Happier than God mengungkap pula hukum universal yang berlaku di alam semesta, hukum kebalikan. Tatkala manusia memilih hasil, objek, atau pengalaman tertentu, kebalikan dari sesuatu yang dipilih itu niscaya muncul pertama kali dalam kehidupan dengan beragam cara (hlm 67). Menurut Walsch, alasan yang mendasari manifestasi tersebut karena kehidupan tak bisa dialami dalam ruang kosong. Ia mensyaratkan sebuah konteks untuk memperkaya kehidupan.

Ironisnya, belum banyak orang memahami mekanisme kerja ini sehingga tak mengherankan jika manusia mudah berputus asa tatkala menghadapi suatu tantangan. Padahal, sejatinya, saat itu alam semesta sedang bersiap menganugerahkan segala sesuatu yang mereka butuhkan dalam hidup ini.

Pada hakikatnya, sesuatu yang berkebalikan dengan yang diharapkan merupakan sinyalemen bahwa manusia berada di jalur tepat. Ia sedang mengarah ke tujuan yang memuliakan. Analoginya sederhana. Ibarat menghantamkan kepala ke tembok, padahal sebenarnya tamu sedang berada di depan pintu masuk.

Itulah kenapa para bijak mengajarkan untuk tidak menolak kejahatan. Jangan melawan, berkawanlah! Namun, bukan berarti manusia harus berdiam diri menyaksikan ketidakadilan merajarela. Buku ini juga memuat kritik keras terhadap pemuja paham pikiran positif yang notabene cenderung memfokuskan diri untuk memperoleh uang, mobil, dan rumah mewah (saja).

"Bagian yang sangat menjengkelkan dari kecenderungan ini ialah pendapat yang mengatakan bahwa orang-orang yang sengsara dalam kehidupannya akibat perbuatan mereka sendiri. Korban perkosaan di Darfur tidak minta diperkosa. Warga Afrika tidak meminta kelaparan. Pendapat bahwa kesalahan cara berpikir merekalah yang menjadi penyebab kesengsaraan itu sungguh memuakkan" (hlm 47).

Buku setebal 241 halaman ini niscaya memberi pencerahan budi. Ternyata penderitaan masyarakat tertentu disebabkan pula oleh kesadaran kolektif masyarakat lain yang tidak menderita sebab banyak orang yang tak menderita membiarkan penderitaan sesama terus berlanjut alias bersikap cuek. Walsch berpendapat, "Saya percaya bahwa seharusnya manusia menggunakan pikiran positif untuk menemukan makna keberadaan ini, yakni untuk memperkaya kehidupan spiritual dan berbagi dengan sesama." Selamat membaca!

Diresensi Nugroho Angkasa, tinggal di Sleman

Judul : Happier than God, Mengubah Kehidupan Biasa Menjadi Luar Biasa
Penulis : Neale Donald Walsch
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan : 1/ Mei 2012
Tebal : x 241 halaman
ISBN : 978-979-074-776-0


Tidak ada komentar: