OPINI | 02 May 2011 | 15:24 128 13 Nihil
Pasca bertahun-tahun menjadi buronan akhirnya Osama bin Laden tewas. Menurut berita yang dilansir CNN pada Senin (2/5/2011), pemimpin jaringan Al Qaeda tersebut mati di pinggiran Pakistan. Pria berdarah Arab Saudi ini terbunuh dalam operasi intelijen Amerika Serikat yang menargetkan sebuah bangunan di Islamabad.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan menyampaikan pidato resmi mengumumkan kematian si gembong eroris. Osama telah diburu pasukan US Army sejak terjadinya serangan bom terhadap target-target Barat. Termasuk tragedi kemanusiaan 11 /9/ 2001 di New York dan Washington DC.
Semua orang yang cinta perdamaian tentu merayakan kematian Osama. Walau ideologi kekerasan masih merajarela, kita patut bersyukur karena kini maskot mereka sudah tiada. Lantas, bagaimana dengan “Osama” nya Indonesia? Antara lain, kelompok-kelompok yang menghamba pada cara-cara barbarian. Dalam arti mau menang dan benar sendiri. Siapapun yang berseberangan dengan paham Wahhabi dianggap musuh dan dihalalkan darahnya.
Semoga kematian Osama bisa menyadarkan kita akan kebenaran sederhana, “Barang siapa menebarkan kekerasan maka ia akan terbunuh karena kekerasan pula.” Senada dengan sebuah paribasan Kejawen, “Sopo sik nandur mesti ngunduh.”
Akhir kata, marilah menanamkan benih perdamaian, cinta, dan harmoni di antara sesama anak bangsa. Terlepas dari perbedaan suku, agama, dan ras. Seperti petikan tembang karya Asa Jatmika yang acapkali dinyanyikan oleh anak-anak di lereng Merapi:
“Burung gagak menjahit langit,
lenguh lembu di kejauhan,
petani jelaga di puncak bukit,
nyanyi katak di ladang kerinduan,
menabur sejuk, damai, kehidupan,
aku datang dengan cinta…”
Sumber Foto: Google.com dan Dokumentasi Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar