Desember 15, 2013

Asyiknya Menikmati Senja di Pantai Depok, Bantul

Dimuat di Targetabloid.com, Rabu/11 Desember 2013

Akhir pekan suasana kota Gudeg sedikit mendung. Tetes-tetes hujan membasahi beberapa ruas jalanan di Yogyakarta. Penulis meluncur perlahan menuju ke selatan mengendarai sepeda motor. Tujuannya ke Pantai Depok, Kretek, Bantul. Jam tangan masih menunjuk pukul 15.00 WIB, perjalanan ke pusat kuliner makanan laut (seafood) itu kira-kira memakan waktu satu jam.

Retribusi masuk ke areal wisata kebanggaan warga Bantul tersebut Rp 8.000 untuk pengendara sepeda motor yang berboncengan. Sedangkan untuk ongkos parkirnya Rp 2.000 per motor. Menurut penjaga di sana, banyak pengunjung memilih datang sore hari, yakni sekitar jam 16.00 WIB ke atas. Mereka hendak menikmati keindahan suasana senja di pantai laut selatan (Segara Kidul).

Sebelum menuju ke pantai, para pengunjung  berbelanja terlebih dulu di Pasar Ikan Segar, Depok. Lokasinya tak jauh dari loket pintu masuk, lurus ke arah selatan lalu sebelum sampai di parkiran berbelok ke barat sekitar 100 meter. Begitu sampai di sana, para pedagang sontak menghampiri dan mengantar untuk memilih-milih ikan, udang, cumi, kepiting, kerang segar, dan lain-lain di lapak-lapak mereka.

Beberapa waktu lalu, lokasi pasar tepat berjajar di bibir pantai. Tapi demi keamanan dan kenyamanan bersama  lokasinya kini dipindah agak jauh. Jaraknya sekitar setengah kilometer dari garis pantai. Oleh sebab itu, sebaiknya kalau pengunjung hendak menyantap kuliner laut di Pantai Depok mampirlah dulu ke pasar ikan segar. Jangan langsung menuju ke warung-warung makan karena mereka tidak menjajakannya. Kalau toh ada, harganya relatif lebih mahal.

Sore itu, penulis memilih menu sederhana, yakni ikan cakalang dan cumi-cumi. Per kilogram cakalang Rp 18.000, sedangkan harga cumi-cumi per kg Rp 44.000. Karena hanya dimakan berdua dengan istri, kami hanya membeli masing-masing setengah dan seperempat kilo. Menurut seorang pedagang di pasar ikan segar, saat ini harga hasil tangkapan laut memang lumayan mahal. Selain karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga karena musim angin barat. Ombak di laut selatan sangat tinggi, bisa mencapai 2 meter lebih, para nelayan tak banyak yang melaut, kalau toh ada hasil tangkapannya hanya sedikit.

Setelah membeli bahan mentahan tersebut, kami bergegas menuju warung makan joglo Salsabila 2. Setiap kali ke Pantai Depok Parangtritis sudah langganan ke sana. Lokasinya, dari pasar ikan segar ke arah selatan, sesampainya di pertigaan belok ke barat kira-kira 300 meter. Bu Rapi menyambut dengan wajah semringah. Kami masuk dari pintu belakang langsung ke dapur menyerahkan tas kresek berisi bahan mentahan tadi. Ikannya dibakar sedangkan cumi-cuminya digoreng tepung. Sebagai pelengkap kami juga memesan nasi putih, lalapan, sambal, dan es degan hijau.

Sembari menanti semua pesan tadi diracik, para pengunjung bisa menghabiskan waktu di tepi pantai. Boleh memandangi ombak yang bergulung di laut selatan, mendengarkan irama deburannya, bermain-main air, atau membangun istana pasir. Sebagian besar pasir di Pantai Depok mengandung zat besi, anak-anak sering bereksperimen dengan menggunakan magnet. Alhasil, dari segenggam pasir saja bisa terkumpul begitu banyak serbuk besi granit.

Warung makan joglo Salsabila 2 merupakan adik dari Salsabila 1. Kalau Salsabila 1 sudah berdiri sejak 10 tahun silam sedangkan Salsabila 2 baru beroperasi setahun belakangan. Pemilik usaha kuliner seafood tersebut Pak Dargon. Menurut Bu Marni, salah seorang koki di sana, keunikan mereka masih menggunakan cara memasak tradisional, yakni dengan bahan bakar kayu. Jadi para pengunjung harus bersabar menunggu masakan matang. “Kendati demikian, dijamin lebih sedap dan tingkat kematangannya merata,” imbuhnya lagi.

Warung makan joglo Salsabila 2 tak begitu luas. Ukurannya kira-kira 7 x 12 meter. Kalau dihitung dari bibir pantai hanya berjarak 300 meter. Para pengunjung bisa lesehan di atas tikar atau duduk di atas bangku-bangku yang telah disediakan. Sembari menyantap makanan seafood dan menikmati minuman segar, sejauh mata memandang tersaji hamparan pasir, cakrawala luas dan tentu saja laut selatan yang terkenal berombak tinggi tersebut. Semilir angin dan irama deburan ombak kian menambah nikmat cita rasa hidangan yang disajikan. 

Sembari menyiapkan pesanan pengunjung Bu Rapi bercerita singkat. Sebelumnya, ia pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Nyutran, Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta. Tapi karena Pak Dargon membuka cabang warung makan Salsabila 2, dibutuhkan koki tambahan. Akhirnya, ia memilih bekerja di Pantai Depok Parangtritis, Kretek, Bantul. “Setiap hari saya berangkat pukul 07.30 dari rumah di Jalan Parangtritis Km 21 dan baru pulang jam 20.00 WIB setelah pengunjung terakhir pulang,” pungkasnya.  (Red)

Editor dan Foto: Nugroho A - Yogyakarta

Tidak ada komentar: