Desember 17, 2013

Pelatihan Jurnalistik BPPM Bersama Kontributor Targetabloid Yogyakarta

Dimuat di Targetabloid.com, Selasa/17 Desember 2013

Yogyakarta,Targetabloid-Sabtu (14/12/2013) dan Minggu (15/12/2013) pukul 10.00-16.00 WIB puluhan aktivis perempuan dan ibu-ibu dari Kabupaten Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul, dan Kota mengikuti pelatihan jurnalistik di  aula C lantai 2, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM), Jln. Tentara Rakyat Mataram, Yogyakarta. Nugroho Angkasa, kontributor di www.targetabloid.com menjadi narasumbernya.

Menurut Tata Gandhi,  perwakilan dari panitia penyelenggara, para peserta pelatihan jurnalistik ini merupakah hasil seleksi dari ratusan perempuan yang telah mendaftar. Tujuannya agar mereka bisa belajar menjadikan tulisan sebagai alat perjuangan. “Sebab sebagian besar peserta merupakan sukarelawati gerakan sosial kemasyarakatan. Antara lain aktivis perempuan, pendamping anak-anak jalanan, guru sekolah, dosen universitas, penggerak kaum muda, dan juga ibu rumah tangga,” imbuhnya.  

Pada hari pertama, Nugroho Angkasa memaparkan materi seputar menulis. Lantas, pada hari kedua, alumnus Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Sanata Dharma yang telah menulis ratusan artikel sejak masih duduk di bangku kuliah tersebut mengulas ihwal editing dan teknis pengiriman naskah  ke media massa, baik media cetak maupun online.

Pria kelahiran Kedaton, Bandar Lampung, 32 tahun silam tersebut meminjam istilah dari Hernowo, menulis merupakan salah satu cara untuk mengikat makna. Uniknya, ia menggunakan permainan sulap magic ring untuk menjelaskan filosofi tersebut. Selain itu, Nugroho juga mengutip tesis Sindhunata, “Pekerjaan pertama seorang penulis adalah pekerjaan kaki, baru kemudian pekerjaan tangan.”

“Kawan-kawan di sini telah memiliki modal dasar itu. Sebab sebagian besar merupakan aktivis sosial kemasyarakatan di daerahnya masing-masing. Nah tinggal merefleksikan pengalaman di lapangan tersebut dalam bentuk tulisan,” imbuhnya. Tak sekadar beretorika, pasca mengenali hambatan dan alasan menulis, para peserta langsung praktik menuangkan gagasan. Karena latar belakang yang berbeda, beragam genre tulisan yang tercipta. Mulai dari liputan, opini, cerita anak, puisi, feature, hingga jurnal harian (diary).

Pada pengujung acara, para peserta bersama-sama memelajari 14 kriteria penulis yang baik. Referensinya dari buku "Jurnalisme Dasar" karya Luwi Ishwara. Isinya hasil penelitian Roy Peter Clark, staf di Poynter Institute for Media Studies. Salah satu ciri penulis yang baik adalah mereka melihat dunia bagaikan laboratorium jurnalisme. Sebuah gudang dengan gagasan cerita. Jika mereka ke lapangan pasti menemukan berita.

Menurut Miftah Bachria Saadah, kader pendamping pengembangan kreativitas perempuan berbasis budaya adiluhung, pelatihan menulis ini dapat membangkitkan semangat para peserta untuk membiasakan menulis setiap hari. Sehingga perempuan dapat menyuarakan budaya perempuan-perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan santun. “Rencananya setelah diedit seluruh hasil tulisan dalam pelatihan tersebut akan dimuat di blog http://perempuanjogjaadiluhung.blogspot.com/ supaya publik bisa membaca juga,” pungkasnya.
( RED )

Editor dan Foto : Nugraha Angkasa-Yogyakarta

Tidak ada komentar: