Kondisi Indonesia secara ekologis begitu memprihatinkan. Apalagi setelah Pemerintah memutuskan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Muria. Ongkosnya begitu mahal karena paradigmanya melulu bersandar pada kapital.
Berdasarkan penelitian banyak ahli, salah satunya Albert Einstein, teknologi nuklir itu mahal, kotor dan penuh resiko kebocoran. Hal ini yang tak diperhitungkan pemerintah. Selain itu kendati terbelit utang kenapa masih "jor-joran". Akibatnya setiap kebijakan justru didikte para "pendonor". Ironisnya ekses negatifnya selalu ditimpakan ke pundak rakyat kecil (berupa pajak, pembayaran utang, kenaikan harga sembako dan last but not least masalah lingkungan
hidup).
Di banyak negara maju (Perancis, Jerman, USA, Jepang) kebijakan energi nuklir justru dihentikan dan digantikan dengan energi yang lebih ramah lingkungan. Tragedi Chernobyl pada April 1986 di Ukraina setidaknya menjadi pembelajaran tersendiri. Bahkan Swedia sebagai konsumen PLTN terbesar ke-8 di dunia, rakyatnya - lewat referendum 1980 - menuntut pemerintahan menutup seluruh PLTN di sana pada 2010. Kenapa? Karena selama masih ada PLTN aktif, resiko kebocoran begitu besar sehingga membahayakan eksistensi seluruh bangsa. Selain itu paska 50 tahun pemanfaatan energi nuklir toh belum juga ditemukan cara ampuh untuk mengolah limbahnya secara aman.
Oleh sebab itulah AJI DAMAI menyatakan sikap:
1. Hentikan proyek pembangunan PLTN di Indonesia!
2. Kembangkan teknologi energi alternatif yang murah, bersih dan aman. Seperti tenaga surya, angin, air, uap, panas bumi, langkah kaki, dsb yang berbasis kawasan (disesuaikan dengan daya dukung lingkungan masing-masing) !
Aliansi Jogja untuk Indonesia Damai (AJI Damai) terdiri dari pelbagai elemen masyarakat dan mahasiswa. Yakni DIAN/Interfidei, Rumpun Nusantara, National Integration Movement (NIM) Jogja, Jembatan Persahabatan, Suluh Perdamaian, Jaringan Islam Kampus (JARIK), Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB), Pusham UII, Cemara Institute, SOS Desa Taruna, SKTV, Ponpes Guna Mrica, Kevikepan DIY, Jaringan Muda Nasionalis, Forum Nom-noman 0 Kilometer, GMKI, Merti Jogja, SYARIKAT Indonesia, LKiS, SEMA-F Ushuluddin UIN, BEM-F Dakwah UIN, KBMU UIN Suka, Gerakan Gender Transformatif, Komunitas Warna Kampus UGM, PMII Jogja, Front Aksi Mahasiswa Jogja, Komunitas Sant' Egidio, Komunitas Lintas Hening dan Persekutuan Gereja se-Indonesia, Pusat Studi Islam (PSI) UII, Sheep Indonesia, Forum LSM DIY, Forum Silaturahmi Pesantren Petani (FSPP), HMI MPO Cabang Yogyakarta, Centre for Islamic Progress Studies (CIP'S), PMKRI, Simpul Imam Community (SIM-C) UKDW-UIN-USD.
Daerah Istimewa Yogyakarta, Hari Bumi Sedunia, Selasa Kliwon/22 April 2008
Kecelakaan Nuklir di Dunia
26 April 1986: Musibah reaktor Chernobyl di Uni Sovyet (kini Rusia) membuat masyarakat dunia ketakutan untuk menerapkan teknologi nuklir. Lebih dari 6.000 orang tewas akibat langsung terpanggang radiasi reaktor No. 4 Chernobyl. Efek radiasi ini bersifat ganda. Yaitu
efek radiasi yang disebut somatik (langsung mencederai pada individu yang tidak terlindung) dan genetik (tidak langsung tampak pada anak keturunannya kelak). Dalam jangka panjang, efek radiasi merangsang munculnya induksi kanker. PLTN adalah proyek vital, tapi juga fatal, karena itu klarifikasi tentang kedua aspek itu musti disampaikan kepada masyarakat terus-menerus secara rinci.
1945-1963: Menurut para ilmuwan Soviet, sekitar 10.000 orang terkena radioaktif akibat uji coba nuklir di Semipalatinsk, Kazakhstan.
September 1957: Fasilitas pengolah sampah nuklir di Kytchym, dekat Sverdlovsk, Ural sebelah selatan meledak. Ledakan itu menewaskan lebih dari 100 orang dan 10.000 orang lainnya terpaksa diungsikan.
10 Oktober 1957: Salah satu pabrik yang memproduksi plutonium di Windscale, Inggris terbakar dan menyebarkan awan radioaktif ke atmosfer. Menurut laporan resmi, lusinan orang terkena kanker radioaktif dan meninggal dunia.
22 Januari 1968: Pesawat pembom milik AU AS, B-52 jatuh dekat Thule (Greendland) dan menyebarkan 400 gram Plutonium-239 yang ada dalam hulu ledak nuklir yang dibawanya.
Agustus 1969: Terjadi bencana serius di kompleks tenaga atom Jiuquan, Cina. Diberitakan sekitar 10 pekerja terkena radiasi.
Januari - Februari 1974, Oktober 1975: Paling tidak tiga orang tewas dalam kecelakaan di pabrik nuklir di St. Petersburg. Tidak diketahui berapa banyak material radioaktif yang lepas.
28 Maret 1979: Sebanyak 140.000 orang terpaksa diungsikan dari tempat tinggalnya, ketika terjadi kecelakaan nuklir di Pennsylvania.
Agustus 1979: Suatu tempat penyimpanan nuklir rahasia di dekat Erwin (Tennessee) bocor dan meracuni 1.000 orang.
Januari - Maret 1981: Empat radioaktif yang ada di pabrik nuklir Tsuruga (Jepang) bocor. Paling tidak 278 orang terkena radiasi.
26 April 1986: Reaktor empat di pabrik nuklir Ukraina meledak. Dikabarkan 200 orang terkontaminasi dan 32 orang di antaranya meninggal tiga bulan kemudian. Ratusan ribu orang lainnya terpaksa diungsikan.
April 1993: Terjadi ledakan di suatu pemrosesan ulang nuklir di Tomsk-7, Siberia Barat. Akibat ledakan tersebut, gas radioaktif tersebar ke mana-mana, tetapi tidak jelas berapa korbannya.
November 1995: Terjadi lagi kontaminasi serius di pabrik nuklir Chernobyl.
September 1999: The Japanese Science and Technology Agency (STA) mengumumkan bahwa telah terjadi reaksi rantai yang tidak terkendali di instalasi pembiakan uranium di Tokaimura, Jepang. Sehingga menyebabkan terjadi kebocoran radiasi sebesar 0.84 millisievert/ jam (kurang lebih 10,000 kali dari dosis normal tahunan). Kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia itu menyebabkan seorang korban tewas dan 39 orang yang lain terkena radiasi
Menurut perhitungan ekonomis, pembangkit tenaga nuklir setelah bekerja sekitar 25-30 tahun usia ekonomis yang harus dibongkar, dan berbagai peralatannya harus disimpan dan ditimbun di tempat yang "aman" agar radiasinya tidak menimbulkan bencana.
Di dunia internasional sudah ada kesepakatan pelarangan zona industri nuklir, karena nuklir
merupakan pembunuh massal. Dilampiri foto korban bom atom Hiroshima dan efek
radiasi nuklir Chernobyl (www.google. com)
1 komentar:
"Di banyak negara maju (Perancis, Jerman, USA, Jepang) kebijakan energi nuklir justru dihentikan dan digantikan dengan energi yang lebih ramah lingkungan."
Pernyataan diatas sudah ketinggalan jaman, karena bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi saat ini. Jerman memang mengurangi nuklirnya karena murni keputusan politik. Namun USA dibawah Obama justru membangun PLTN baru. Perancis dan Jepang juga terus mengembangkan PLTNnya. Juga Swedia mencabut larangan energi nuklir yang ditetapkan tahun 80-an. Coba anda searching tentang itu di internet namun perhatikan tahunnya, pilih info terkini tentang nuklir.
Posting Komentar