Pada 22 April 2008, seluruh dunia merayakan hari bumi. Ironisnya, praktek pembalakan liar justru "menyulap" hutan lebat menjadi lahan kritis. Hujan tropis sebagai paru-paru dunia yang mampu mentransformasi CO2 menjadi O2 kian langka. Tapi kenapa pemerintah masih bersikap lembek terhadap mafia perusak alam titipan generasi masa depan tersebut? Padahal PBB lewat Voice of America (VOA) telah menyebarluaskan ke seantero jagad bahwasanya bencana alam di pelbagai penjuru dunia terjadi karena tingkah pongah manusia yang tidak bertanggungjawab.
Negara dunia ketiga tidak bisa lagi berpangku tangan. Apalagi membiarkan negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Cina menutup mata terhadap fakta pemanasan global (Global Warming). Perlu ada aliansi negara-negara Asia-Afrika untuk mendesak Paman Sam dan Negeri Tembok Raksasa meratifikasi Protokol Kyoto. Dalam rangka mengurangi emisi GHG (Green House Gases) yang mencemari atmosfer bumi yang satu adanya ini!
Imbas pemanasan bumi sungguh membuat bulu roma bergidik. Misalnya, 10 juta penduduk pesisir di kepulauan Nusantara terancam kehilangan tempat tinggal akibat abrasi pantai, 4.000-an pulau di Indonesia bisa tenggelam, last but not least, 130 juta penduduk Asia-Afrika terancam kelaparan karena sinar Ultra Violet (UV) membuat tanah kering.
Anand Krishna menyerukan kepada segenap elemen masyarakat setiap sore atau sesering mungkin, mendatangi pantai, sungai ataupun selokan untuk mengucapkan Afirmasi, "AKU CINTA BUMI, CINTA LANGIT, AKU MENCINTAI AIR, API, ANGIN, TANAH DAN RUANG ANGKASA . DAMAILAH SEMUANYA, DAMAILAH MAKHLUK-MAKHLUK SEDUNIA DAN SEALAM, DAMAILAH DIRIKU" diakhiri dengan doa menurut kepercayaan masing-masing. Dan...yang terpenting aktivis spiritual lintas agama ini mengajak kita menyanyikan lagu ceria, menari dan merayakan Cinta tanpa syarat yang merangkul segenap Putra-Putri Bunda Semesta.
Tahu kenapa? karena air ialah konduktor alami yang mampu merekam vibrasi pikiran dan perasaan manusia. Dr. Masaru Emoto membuat penelitian di laboratoriumnya. Ilmuwan asal Jepang itu mendinginkan air sampai minus 25 derajat Celsius. Ternyata air yang mendengar lagu ceria ataupun didoakan membentuk kristal nan indah. Itulah sebabnya kenapa banyak ritual keagamaan menggunakan air. Entah itu air zam-zam, air dari Lourdes, Sendang Sono, Sungai Gangga, dst.
Tatkala mengucapkan Afirmasi Cinta (Ibu) Bumi kepada air di laut, sungai, ataupun selokan, ia akan merekam dan menghantarkannya ke seluruh samudera. Uap airnya tertiup angin dan terhirup manusia serta makhluk di maya pada ini. Menurut para ilmuwan, kadar air dalam tubuh ini mencapai 70 %, hampir sama komposisinya dengan air di bumi (2/3)nya.
Akhirul kalam, bersama kita mampu mengatasi ancaman pemanasan global yang melanda peradaban umat manusia saat ini. Mulai dari diri sendiri, di lingkar pengaruh masing-masing. Yakni dengan mencintai air di luar maupun di dalam diri. Selamat Hari (Ibu) Bumi dan Rahayu buat kita semua!
Negara dunia ketiga tidak bisa lagi berpangku tangan. Apalagi membiarkan negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Cina menutup mata terhadap fakta pemanasan global (Global Warming). Perlu ada aliansi negara-negara Asia-Afrika untuk mendesak Paman Sam dan Negeri Tembok Raksasa meratifikasi Protokol Kyoto. Dalam rangka mengurangi emisi GHG (Green House Gases) yang mencemari atmosfer bumi yang satu adanya ini!
Imbas pemanasan bumi sungguh membuat bulu roma bergidik. Misalnya, 10 juta penduduk pesisir di kepulauan Nusantara terancam kehilangan tempat tinggal akibat abrasi pantai, 4.000-an pulau di Indonesia bisa tenggelam, last but not least, 130 juta penduduk Asia-Afrika terancam kelaparan karena sinar Ultra Violet (UV) membuat tanah kering.
Anand Krishna menyerukan kepada segenap elemen masyarakat setiap sore atau sesering mungkin, mendatangi pantai, sungai ataupun selokan untuk mengucapkan Afirmasi, "AKU CINTA BUMI, CINTA LANGIT, AKU MENCINTAI AIR, API, ANGIN, TANAH DAN RUANG ANGKASA . DAMAILAH SEMUANYA, DAMAILAH MAKHLUK-MAKHLUK SEDUNIA DAN SEALAM, DAMAILAH DIRIKU" diakhiri dengan doa menurut kepercayaan masing-masing. Dan...yang terpenting aktivis spiritual lintas agama ini mengajak kita menyanyikan lagu ceria, menari dan merayakan Cinta tanpa syarat yang merangkul segenap Putra-Putri Bunda Semesta.
Tahu kenapa? karena air ialah konduktor alami yang mampu merekam vibrasi pikiran dan perasaan manusia. Dr. Masaru Emoto membuat penelitian di laboratoriumnya. Ilmuwan asal Jepang itu mendinginkan air sampai minus 25 derajat Celsius. Ternyata air yang mendengar lagu ceria ataupun didoakan membentuk kristal nan indah. Itulah sebabnya kenapa banyak ritual keagamaan menggunakan air. Entah itu air zam-zam, air dari Lourdes, Sendang Sono, Sungai Gangga, dst.
Tatkala mengucapkan Afirmasi Cinta (Ibu) Bumi kepada air di laut, sungai, ataupun selokan, ia akan merekam dan menghantarkannya ke seluruh samudera. Uap airnya tertiup angin dan terhirup manusia serta makhluk di maya pada ini. Menurut para ilmuwan, kadar air dalam tubuh ini mencapai 70 %, hampir sama komposisinya dengan air di bumi (2/3)nya.
Akhirul kalam, bersama kita mampu mengatasi ancaman pemanasan global yang melanda peradaban umat manusia saat ini. Mulai dari diri sendiri, di lingkar pengaruh masing-masing. Yakni dengan mencintai air di luar maupun di dalam diri. Selamat Hari (Ibu) Bumi dan Rahayu buat kita semua!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar