Sabtu, 11 Jun 2011 06:33 WIB
RIMANEWS - Banyak sekali manfaat tertawa. Antara lain menghilangkan rasa sakit, mendatangkan kebahagiaan, mengatasi rasa takut, dan meningkatkan kepercayaan diri. Menurut dr. Made Arya Wardhana, tertawa dapat menurunkan produksi hormon kortisol, epinefrin, adrenalin, dan dopamin yang nobatene merupakan penyebab stress.
Tertawa dapat pula meningkatkan produksi hormon kesehatan, seperti endorfin dan neurotransmiter. Selain itu, kinerja sel-sel T yang memproduksi antibodi juga semakin prima. Sehingga sistem kekebalan tubuh kita menjadi lebih baik.
Ibarat cendawan di musim hujan, kini bermunculan kelompok tawa di pelbagai belahan dunia ini, termasuk di Indonesia. Anand Krishna telah menggagas berdirinya grup tawa pada 2005 silam. Aktivis spiritual tersebut mengadakan Pesta Rakyat – Olahraga Tawa Bersama Gratis Bagi Masyarakat. Pesta Rakyat ini di Lapangan Ikada, Monas, Jakarta. National Integration Movement (NIM) menjadi panitia penyelenggaranya.
Setiap 2 minggu sekali, 5000-an peserta tertawa bersama tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan. Namun ada kelompok radikal yang tak suka bila kita bersatu dalam keceriaan. Pada 2010 acara tersebut dicabut ijinnya secara sepihak. Kendati demikian, semangat Anand Krishna untuk berbagi kecerian tidak mengendur.
Kini acara serupa digelar dalam skala kecil. Penulis produktif 140 buku lebih ini mendirikan grup tawa di Padepokan One Earth, One Sky , One Humankind. Tepatnya di Bukit Pelangi, Ciawi, Bogor. Circle of Laughter terbuka bagi umum setiap Jumat jam 19.30 WIB. Acara ini dipandu oleh Ismoyo Palgunadi. Sehari-hari ia bekerja sebagai terapis kesehatan holistik di L’Ayurveda, Jakarta Selatan. Silakan menghubungi Sukmawati di 0878-8263-3380 agar bisa ikut menikmati segudang manfaat dari tertawa bersama.
Uniknya, kelompok tawa ini juga didirikan di Anand Krishna Center (AKC) di daerah lainnya. Seperti di Bandung, Joglosemar, dan Bali. Semangatnya sama seperti moto Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan PBB). Yakni menjadi ceria dan berbagi keceriaan tersebut terhadap sesama (Be joyful and share your joy with others).
Su Rahman membagikan catatan pandangan matanya pada Jumat malam (10/6/ 2011) di One Earth. Saat itu Anand Krishna menjelaskan kenapa kita musti berlatih tertawa lagi, “Meditasi tertawa dapat mengakses keceriaan masa kanak-kanak. Seorang anak kecil dapat menertawakan sehelai kertas secara spontan. Keceriaan seperti inilah yang kini coba dibangkitkan kembali lewat meditasi tawa. Sejatinya, keceriaan tersebut masih ada di dalam diri kita masing-masing. Namun karena tertimbun emosi lain dan stress, kita kesulitan mengakses rasa terdalam ini.”
Sumber: http://www.rimanews.com/read/20110611/31436/mengakses-keceriaan-kanak-kanak-lewat-circle-laughter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar