Dimuat di Jateng Post, Minggu/11 Agustus 2013
Judul: Top Words, Kisah Inspiratif dan Sukses Orang-orang Top Indonesia
Penulis: Billy Boen
Penerbit: B-first Bentang Pustaka
Cetakan: 1/Juni 2013
Tebal: xviii + 194 halaman
ISBN: 978-602-8864-78-7
Harga: Rp49.500
“Every big step starts with an inch (Setiap langkah besar dimulai dengan langkah kecil.” (Halaman 174).
Begitulah rahasia sukses Yoris Sebastian yang dibeberkan dalam buku ini. Pendiri OMG (Oh My Goodness) Creative Consultant
tersebut tekun melatih kreativitas lewat hal-hal kecil. Misalnya kalau
terbiasa menyimpan HP di saku kiri celana, pindahkan saja ke saku
kanan. Rasa janggal karena tidak terbiasa tersebut niscaya memicu
lahirnya gagasan kreatif. Sehingga tatkala diminta berkreasi dan
membuat sebuah inovasi, kita bisa memikirkan sesuatu yang unik dan
tidak berkubang dalam rasa takut.
Menurut mantan General Manager di Hard Rock Café tersebut pada dasarnya anak manusia terlahir kreatif. Tapi kita malas merawat kebiasaan kreatif (creative habit). Solusinya dengan start small
(mulai dari yang kecil). Ia menceritakan pengalamannya sendiri. Saat
duduk di bangku kelas 2 SMA Pangudi Luhur, Jakarta, Yoris pernah membuat
sebuah acara bertajuk “PL Fair”. Uniknya, ia dan teman-teman panitia
membuat panggung hanya dari meja-meja yang disusun rapi. Lalu
diatasnya dilapisi tripleks dan ditutupi dengan terpal. Jadi dari segi
biaya sangat murah (low budget).
Buku ini juga memuat pengalaman empatik Noni Purnomo. Vise President Business Development Blue
Bird Group tersebut memiliki prinsip unik. Mbak Noni percaya bahwa
respek itu harus dilakukan 360 derajat. Artinya, kita harus respek
kepada siapa pun. Padahal kebanyakan orang hanya respek kepada orang
yang posisinya lebih tinggi atau lebih tua dari segi usia. Di dalam
proses perekrutan karyawan Blue Bird, salah satu yang dinilai ialah
sikap baik (good attitude). Kalau ada seorang melamar jabatan
manajer tapi terlihat arogan di depan para sopir taksi, orang tersebut
tak akan direkrut oleh Mbak Noni.
Hebatnya, ia memberi teladan dalam
mengormati orang lain di lingkungan kantor. Walau kini Mbak Noni
membawahi 270.000 karyawan di Blue Bird Group. Setiap melihat
pengemudi yang sedang menunggu di depan lobi, Mbak Noni selalu
tersenyum dan menyapa duluan. Ia tak pernah terus berjalan dan
berpura-pura tidak melihat. “Kita harus respek orang berdasarkan
kejujuran dan ketulusannya, bukan karena jabatannya.” (halaman 131).
Tips praktis untuk bersikap respek
ialah dengan memulai dari diri sendiri. Kalau seseorang tak peduli
pada dirinya mulai dari hal kecil seperti kerapian dalam berpakaian,
bagaimana ia bisa berharap orang lain peduli padanya? Berpakaian rapi
dan good attitude (sikap baik) merupakan kombinasi untuk
meningkatkan wibawa. Mbak Noni banyak belajar dari Obama, walau
Presiden Amerika Serikat itu masih tergolong muda, tapi beliau
memiliki aura kepemimpinan. Karena pandai membawa diri dan memulai
percakapan yang berisi. Dalam konteks ini, menjaga penampilan dan
menambah pengetahuan menjadi penting.
Sistematika buku ini terdiri atas
21 bab. Isinya saripati percakapan Billy Boen dengan para tokoh muda
sukses dalam program “Young On Top Live” di KIS FM 95.1 sejak 11
November 2009 hingga Desember 2011. Direktur PT Jakarta International
Management (JIM) dan CEO PT YOT Nusantara tersebut menegaskan bahwa
kalau mau maju, kita jangan melulu belajar dari pengalaman sendiri,
tapi juga harus mau dari pengalaman orang lain. Memang bukan berarti copy and paste, toh dengan mempelajari kisah hidup orang sukses, pembaca bisa menimba sumber inspirasi perubahan.
Pemegang saham Rolling Stone Café
Jakarta tersebut sengaja memilih anak-anak bangsa yang telah sukses
dan berkontribusi positif bagi negeri. Ia tak memaparkan perjalanan
sukses orang-orang TOP dari Amerika atau Eropa. Karena kadang kalau
menyuguhkan kisah tokoh-tokoh dari luar negeri terlintas pemikiran,
”Ya mereka bisa seperti itu karena kebijakan pemerintahnya mendukung.
Kalau di Indonesia tak bisa seperti itu.” Oleh sebab itu, Billy
menghadirkan kisah perjuangan ke-21 orang Indonesia yang impact-full, mereka berhasil mengharumkan nama Ibu Pertiwi.
Paulus Panggabean salah satunya.
Head of F and B Division MRA Group tersebut pernah melanglang buana
bekerja sebagai bartender di kapal pesiar. Dengan posisi yang ia emban
saat itu, kehidupannya terbilang mewah. Gajinya pun relatif besar.
Tapi baginya yang terpenting buka uang tapi bagaimana terus
mengembangkan karir. Sementara banyak orang betah bekerja di kapal
pesiar selama 10-15 tahun, Paulus memutuskan hanya bekerja 2 tahun. Ia
keluar dan memilih kembali ke Indonesia.
Prinsip hidup Paulus lainnya ialah being open-minded.
Ketika menerima kritik cobalah untuk menelaah masukan tersebut.
Lakukan introspeksi apakah kritik tersebut benar atau tidak. Kalau
ternyata benar berubahlah. Tapi kalau setelah berpikiran terbuka hasil
introspeksi menyimpulkan kritikan itu salah, anggap saja angin lalu.
Hal ini tak hanya belaku secara personal tapi juga secara
organisasional. Banyak perusahaan terhambat perkembangannya karena
enggan menerima ide dan pemikiran baru. Mereka lebih memilih sistem
yang telah berjalan puluhan tahun. Padahal dunia terus berubah sehingga
sistem tersebut tak lagi relevan dengan konteks sekarang. Paulus
meyakini adagium, “Pikiran manusia hanya bisa berfungsi optimal ketika
terbuka lebar layaknya parasut.” (halaman 145).
Buku setebal 194 halaman ini
membuka wawasan pembaca temukan terobosan baru raih sukses kehidupan.
Bahasanya sederhana mengalir lancar dan mudah dipahami. Akhir kata,
menyitir pendapat Calvin Kizana, CEO PT Elasitas Multi Kreasi, “Jangan
pernah berhenti belajar. Jangan pernah membatasi diri. Tantanglah
diri sendiri untuk menjadi lebih baik setiap hari.” Selamat membaca! (T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru Privat Bahasa Inggris di Yogyakarta dan Kontributor Tetap di Majalah Pendidikan Online Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar