Dimuat di Bola, Kamis-Jumat/4-5 April 2013
Salah satu peneliti olah raga, M.
Anwari Irawan mengungkap fakta menakjubkan. Ternyata seorang pemain
sepakbola dalam 90 menit pertandingan total menempuh jarak (distance covered)
9.800-11.500 meter. Bahkan dalam Semifinal Piala Champions Eropa 2007
antara AC Milan versus Manchester United, salah satu pemain AC Milan
yakni Andrea Pirlo mencapai jarak tempuh 11.3 km.
Lebih lanjut, menurut pakar gizi
bagi para olahragawan tersebut, aktivitas dalam olahraga sepakbola
merupakan kombinasi antara gerakan aerobik dan anaerobik. Aktivitas yang bersifat aerobik
merupakan kegiatan dengan intensitas rendah. Misalnya berjalan pelan
dan berlari-lari kecil. Aktivitas seperti dilakukan seorang pemain
belakang ketika timnya sedang menyerang. Pun dilakukan oleh pemain
depan tatkala timnya sedang bertahan.
Aktivitas anaerobik dalam olahraga sepakbola merupakan aktivitas dengan intensitas tinggi. Misalnya sprint mengejar bola atau menjaga pergerakan lawan, lari menjelajah (cruising), dribling bola, meloncat (jumping), takling dan menendang bola (kicking the ball).
Secara lebih terperinci dari
aspek konsumsi energi, dalam satu pertandingan seorang pemain sepakbola
dengan berat badan 70 kg rata-rata mengkonsumsi energi sebesar
960-1.440 kkal. Mengingat jarak tempuh pemain rata-rata hampir 10 km
serta tingginya tingkat aktivitas dalam setiap pertandingan, tak pelak
olahraga sepakbola dikategorikan sebagai olahraga yang bersifat
ketahanan (endurance).
Nah dalam konteks tersebut, food science menemukan
relevansinya. Secara umum kebutuhan nutrisi seorang atlet profesional
diperoleh lewat asupan makanan sehari-hari. Khusus untuk pemain
sepakbola, kombinasinya terdiri atas 12-15% protein, 20-35% lemak, dan
60-70% karbohidrat.
Sebuah penelitian pernah
dilakukan terhadap 8 pemain profesional di liga sepak bola Denmark.
Ternyata pemain yang mengkonsumsi karbohidrat tinggi (7,9 gr/kg berat
badan/hari) memiliki daya tempuh relatif lebih jauh (17,1 km).
Namun ketika pemain tersebut hanya mengkonsumsi karbohidrat dengan
kuantitas lebih kecil yakni sebanyak 4.6 gr/kg berat badan/hari, daya
tempuhnya pun menurun hanya 16,2 km.
Manusia bisa bertahan
berhari-hari tanpa makan tapi tidak tanpa minum. Oleh sebab itu,
membantu ketersedian cairan di dalam tubuh juga menjadi harga mati.
Berdasarkan rekomendasi National Athletic Trainer Association
(NATA), seorang atlet dalam interval waktu 2-3 jam sebelum
pertandingan/latihan perlu mengkonsumsi cairan sebanyak 500-600 ml.
Lantas, dalam interval 60-90 menit sebelum sepak mula (kick off) juga wajib minum air lagi 600 ml. Alhasil, seusai berlaga terhindar dari dehidrasi.
Timnas Garuda dan klub-klub yang berkompetisi di ISL dan IPL perlu memperhatikan secara lebih serius ihwal food science. Hal ini dapat meningkatkan performa di lapangan hijau selama 90 menit nonstop. Ingatlah pepatah dalam bahasa Inggris, “We are what we eat!” (T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru bahasa Inggris di PKBM Angon (Sekolah Alam) Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar