Dimuat di Majalah Nuntius, Edisi April 2013
Judul: I’m in Love, Mencari, Terluka, dan Bangkit
Penulis: Rut Pamestri Utami
Penerbit: Bening Diva Press Yogyakarta
Tahun: I/September 2012
Tebal: 235 halaman
ISBN: 9786027695085
Harga: Rp35.000
Penulis: Rut Pamestri Utami
Penerbit: Bening Diva Press Yogyakarta
Tahun: I/September 2012
Tebal: 235 halaman
ISBN: 9786027695085
Harga: Rp35.000
Rasanya renyah dan gurih. Gaya penuturannya pun mengalir lancar. Bahkan St. Kartono sampai merekomendasikan agar novel I’m in Love
ini diadaptasi menjadi FTv (Film Televisi). Kenapa? Karena memuat pesan
keutamaan bagi kaum muda bahwa komitmen lebih penting ketimbang
perasaan sesaat.
Selain itu, secara teknis guru bahasa
Indonesia SMA Kolese de Britto Yogyakarta tersebut menilai karya fiksi
perdana Rut Pamestri Utami ini tepat akurat sudut pandangnya. Alih-alih
memakai kata ganti orang ketiga, penulis yang sehari-hari berprofesi
sebagai pustakawati di SMA Santo Hendrikus Surabaya lebih memilih kata
ganti orang pertama. Sehingga kesannya relatif akrab dan sekadar
berbagi cerita kepada pembaca.
Alkisah, Renata berkali-kali merasa
patah hati karena ditolak pria. Kota pahlawan menjadi saksi perjuangan
cintanya. Rere “menembak” 3 orang lelaki berturut-turut. Mulai dari
Aldo, Moses, sampai Radith. Tapi semua bertepuk sebelah tangan.
Alasan mereka beraneka ragam, Aldo
sekadar mengganggapnya sebagai sahabat, Moses sudah memiliki kekasih,
dan Radith masih berharap mantannya yang kabur ke Australia kembali
lagi. Untung, ia masih memiliki sahabat yang selalu siap menemani,
namanya Tere. Ironisnya, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, ternyata
Aldo sejak lama memendam cinta pada Tere.
Sebagai obat penawar atas kepedihan
hatinya, Rere memutuskan pulang ke tanah kelahirannya di Yogyakarta.
Namun terlebih dahulu ia mengundurkan diri (resign) dari kantor tempatnya bekerja. Tatkala hampir naik kereta di Stasiun Surabaya, Radith tiba-tiba datang menghampiri.
Awalnya, Rere mengira Radith akan
meralat jawaban dan menerima cintanya, tapi ternyata semua hanya ada di
angan. “Aku berterimakasih atas semua perhatian kamu selama ini.
Makasih kamu sudah mau mengerti tentang hubunganku dengan Merry,” ujar
pria idamannya tersebut (halaman 60).
Dua tahun berlalu seiring bergulirnya
roda waktu, Rere kini sudah memiliki pacar, namanya Irgi. Tapi luka
batinnya masih tetap menganga. Sejatinya, ia terpaksa menerima Irgi
hanya karena desakan Mama.
Ibunda Rere seorang single parent,
ayahnya sudah meninggal dunia. Sehingga beliau berperan ganda, sebagai
ibu rumah tangga dan juga pencari nafkah keluarga. Rere anak pertama
dari 2 bersaudara. Adiknya laki-laki bernama Milo.
Sang ibu sering menceramahi Rere
tentang masalah pasangan hidup, “Renata umur kamu sudah 25 tahun. Sudah
sepantasnya menikah. Sampai kapan kamu mau terus kelayapan tak jelas
seperti sekarang. Apa sih kurangnya Irgi, sudah mapan, tampan dan
berasal dari keluarga berada pula. Apa kamu mau jadi perawan tua?”
Tapi Rere mau lebih fokus mengembangkan karir. Ia kini bekerja di
sebuah usaha percetakan.
Sistematikanya, buku ini terdiri atas
27 bab. Antara lain dari “Patah Hati’, “Penolakan Lagi”, ‘Perpisahan”,
“Pertemuan Kembali”, “Cinta itu Datang Lagi”, “Dua Cinta”, “Ketika
Cinta Harus Memilih”, hingga “Akhir Cerita Cinta”. Kelebihan penulis
pada kemampuan deskripsi. Ia piawai memvisualisasikan adegan dengan
rinci dan meracik dialog secara wajar.
Setting cerita ada di dua kota,
Surabaya dan Yogyakarta. Tempat-tempat romantis mendapat ruang
eksplorasi tersendiri dalam novel ini. Misalnya Pantai Kenjeran di
ujung Jawa Timur, jika cuaca sedang cerah dari sana tampak pulau
Madura. Lantas, Bukit Bintang di Wonosari, Gunung Kidul, dari sana kota
Yogyakarta tampak bertabur aneka indah pada malam hari. Secara tak
langsung penulis mempromosikan daerah wisata lokal nan menawan.
Fenomena sosial juga membumbui
lika-liku hidup Rere mencari cinta sejatinya. Misalnya ketika Radith
berkunjung ke kota Gudeg, ia biasa nongkrong menikmati senja di tepi Kali Code. Sungguh kocak, kalau ke sana ia sering berjumpa dengan waria lanang ora wedhok ora, “Permisi Mas, eike mo numpang ngamen dulu ya. Yei-yei mo pada request lagu apaan nih? Yuk cap-cus sambil bergoyang! (halaman 81).
Akhir petualangan Rere terbilang indah.
Ia berhasil selamat dari terkaman cinta. Jelang bab-bab penutup
tersaji kejutan dalam novel bergenre post-teenlit ini. Intinya,
wanita yang semula mengejar pria, kini justru balik dipuja banyak
jejaka. Alhasil, Rere harus menentukan satu di antara sederet
alternatif. Mulai dari Moses, Irgi, Radith, dll semua bersaing
memperebutkan hati Renata. Lantas siapakah juaranya? Silakan membaca
sendiri bukunya.
Novel setebal 235 halaman ini bukan
kisah cinta biasa. Di dalamnya termaktub prinsip kesediaan untuk
berkorban, semangat pantang menyerah, dan kelapangan hati menghormati
pilihan orang lain. Sepakat dengan tesis penulis ihwal hakikat cinta,
“Tak perlu alasan untuk mencintai, hanya mencintai saja. Tak perlu
balasan dalam mencinta, hanya memberi tanpa berharap menerima…”(T. Nugroho Angkasa S.Pd, Guru bahasa Inggris di PKBM Angon, Ekskul English Club SMP Kanisius Sleman dan TK Mata Air Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar