Menurut Anand Krishna, seorang tokoh humanis lintas agama Nusantara, stres dan trauma bukanlah suatu yang harus dilawan atau dimusuhi. Stres atau rasa tegang dan trauma tau luka batin merupakan pertanda kehidupan. Dengan memahami sifat stres dan trauma tersebut kita bisa segera bangkit dan mewarnai kehidupan dengan warna-warni yang lebih cerah!
Paska bencana gempa bumi yang mengguncang Jateng-DIY (27/5/2006) selain menderita secara fisik, banyak pula warga yang merasa stres dan trauma. Namun pertanyaan reflektif untuk kita semua,"Apakah kita mau seumur hidup menangis dan menyesali tragedi yang menimpa itu?" Tentu jawabnya,"Tidak!" Sebab Allah yang Maha Rahman dan Rahim telah menganugerahi kita tangan, kaki, otak dan kesadaran diri untuk menghadapi tantangan kehidupan, termasuk bencana yang datang tanpa dinyana-nyana.
Mari segera bangkit sekarang juga! Yakni dengan saling bahu-membahu dan bergotong-royong. Singsingkan lengan baju dan usah ragu untuk membanting tulang, bersimbah peluh membangun kembali puing-puing Yogyakarta tercinta secara kreatif dan inovatif.
Misalnya dengan mencipta lagu, semoga Mars Kebangkitan Yogya ini mampu menyulut kobaran api semangat cinta dna bhakti bagi Yogya kita, "Bangkitlah bangkit Yogya tercinta/ bencana tak akan patahkan semangat/ walaupun berbeda kita bersaudara/ bergotong-royong kita bangkit bersama!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar