BARU TERUNGKAP:
Video kesaksian yang berani dari seorang dosen perempuan dan wartawan
senior. Isinya mengungkap mengapa Anand Krishna dikriminalisasikan.
Nama dan gambar terpaksa disamarkan untuk melindungi saksi tersebut.
Ternyata Anand Krishna hendak dibunuh karakternya dan dijebloskan ke
penjara lewat rekayasa kasus ini, karena ada pihak-pihak yang tak
suka dengan gerakan integrasi nasional dan global harmoni. Mereka
hendak mengganti dasar negara Pancasila dengan syariah (baca: Wahabi).
Sungguh sebuah konspirasi yang begitu keji. Tatkala hukum dipakai sebagai alat kriminal (law as a tool of crime) kewajiban gerakan masyarakat madani (civil society) untuk melawan demi tegaknya NKRI.
Mohon disebarluaskan ke jaringan teman-teman. Terimakasih banyak dan Salam Peduli Keadilan!
Simak videonya di http://www.youtube.com/watch?v=DQG810sdSm8
***
Speaker: Lecturer/Senior Journalist
Location: Denpasar, Bali, Indonesia on Book Launching
Date, June 15, 2012
==========================
TEXT VIDEO BELOW IN ENGLISH
==========================
So when I was a reporter, my network is so vast from street hawkers
to ministers, from priests to terrorists. I have tries sleeping on the
streets and have also stayed in the most expensive hotels. That is
the story of my life. Until there’s a moment, when my informant who is
a person in the “system” in Indonesia, who quote unquote is a
terrorist, gave me an important information on 2 AM that there are
some prominent Hindu figure who will be slaughtered/eliminated
(gesture)…
O yeah? Give me the name.
There were 25 names. You know, it was 4 years ago before the case
of Anand happened. Anand Krishna was number one on the list. I had
been worried since then. I had been worried since I knew that Anand
Krishna was the number one. I kept contacting my informant, asking Why
Anand Krishna? He didn’t want to answer and since then I started to
hunt Anand Krishna’s books again.
I bought his books, I read them every night, and I find the answer.
It turns out that at that time, Anand was moving for an integrated
Indonesia with his movements. So integration of Indonesia will prevent
a group of people from their goal to change our national ideology. So
Anand is considered as an obstacle, and that’s way he must be
eliminated/slaughtered (gesture).
I wondered about the execution time. I kept worrying, I told this
secret, to one person as a witness. Today, he/she is supposed to come,
but just recently he/she apologized for couldn’t make it. One person I
told about the information. My brother/sister suggested me to inform
Anand. But no, I don’t need to tell him. It will disturb him. I’m sure
that he’s already aware of the risk of his struggle.
4 tahun years later when Anand was filed with the case and there’s
this woman talking in the medias that she has been harassed by Anand, I
immediately thought that this is their work. I contacted my
informant, but didn’t succeed for few weeks. Then, I could reach him
through his neighbor’s cell phone number. It was 2 AM again. I asked
him, why didn’t you just shoot Anand?
He said, “…, you know Mahatma Gandhi?”
Yes I know, I know… I said impatiently.
…, if we just shoot Anand, then the whole Indonesia and the whole
world will bow to him and make a Saint out of him . We don’t want
that. So we instead go for character assassination so he will be
objurgated, hated, and abandoned by his followers. It’s far crueler
than just a physical assassination. I said, O My God, is that what you
are doing?
Yes, that’s what we are doing.
I kept my eyes on the television for the case. I even prayed for
him with my friend, and wondering what will happen to Anand. When
Anand was detained by that judge, once again I contacted my friend.
What else will you do to Anand?
He said, Anand won’t be able to come out from there.
No, I said, Anand will get out. Anand will get out, and I’m sure.
And.. he can get out and survive.
So, that is the secret which for the first time I revealed
publicly. The truth is I’ve known since 4 years before Anand was being
bullied, it turns out to be like this.
The question is who’s next? I hope there is no next.
==========================
TEKS VIDEO DALAM BAHASA INDONESIA
==========================
Itu ketika saya menjadi wartawan, mohon maaf uangnya banyak, jadi
saya terus mencari buku-bukunya Pak Anand. Tetapi ada satu kesalahan
kecil, saya berhenti mencari buku-bukunya Pak Anand ketika Pak Anand
mengkritik salah satu ucapan kecil yang mengganjal saya bahwa tangan
yang memberi lebih mulia daripada mulut yang berdoa.
Saya tersinggung dengan hal itu, maka saya berhenti mencari
buku-bukunya Pak Anand. Bahkan ketika Pak Anand memberikan ceramah saya
tidak datang. Inilah sebuah perjalanan bahwa terakhir saya berpikir
bahwa Pak Anand tidak mengkritik tetapi hanya saja, jangkauan saya dan
jangkauan Pak Anand jauh berbeda.
Kemudian ketika saya menjadi wartawan, jaringan saya dari tukang
bakso sampai menteri, dari pendeta sampai teroris, saya biasa tidur di
pinggir got sampai hotel termewah apa kira-kira di dunia, saya pernah
tidur. Itu cerita kehidupan saya. Sampai suatu ketika informan saya
adalah orang sistem di Indonesia, dalam tanda petik adalah teroris,
memberikan informasi penting kepada saya jam 12 malam, bahwa adalah
sejumlah tokoh Hindu yang akan kami (bahasa isyarat, gesture).
Oh ya? Berikan saya namanya.
Diberikanlah 25 daftar. Bapak Ibu tahu, itu kejadian saya tahu itu 4
tahun sebelum kasusnya Pak Anand. Pak Anand Krishna nomor 1. Saya
terus gelisah saat itu. Saya terus gelisah saat tahu Pak Anand Krishna
nomor satu. Saya selalu menghubungi informan saya, kenapa Pak Anand
Krishna?
Dia tidak bersedia memberikan jawaban dan mulai saat itu saya
memburu kembali buku-bukunya Pak Anand Krishna. Saya beli lagi, saya
baca tiap malam, saya temukan jawabannya. Ternyata Pak Anand saat itu
gerakannya adalah integrasi Indonesia. Jadi integrasi Indonesia itu
menghalangi cita-cita sekelompok orang tertentu untuk mengganti
ideologi Negara kita. Jadi Pak Anand dianggap sebagai penghalang
makanya Pak Anand harus di.. (gesture).
Saya menunggu kira-kira kapan waktunya, kapan.. saya terus gelisah,
saya sampai mengucapkan ke satu orang saja, hal ini, rahasia ini untuk
menjadi saksi. Hari ini dia akan datang, tapi tadi bilang aduh saya
tidak bisa, mohon maaf sampaikan ke Pak Anand. Satu orang saya beritahu
bahwa ada informasi seperti itu. Adik saya menyarankan, beritahu saja
ke Pak Anand. Tidak, saya tidak perlu memberi tahu. Itu akan
mengganggu beliau. Saya yakin perjuangan Pak Anand itu beliau sudah
sadar dengan resikonya.
4 tahun kemudian ketika Pak Anand dilaporkan dan ada seorang wanita
cantik berkoar-koar diapa-apain sama Pak Anand, saya langsung
berpikir, wah ini kerjaan mereka. Saya hubungi informan saya lagi,
tidak berhasil-berhasil sampai sekian minggu. Kemudian saya berhasil
menghubungi lewat handphone tetangganya. Jam 2 malam lagi baru
berhasil. Saya tanya kenapa anda tidak tembak saja Pak Anand?
…, you know Mahatma Gandhi.
Yes, I know that, I know that dengan marah-marah.
…, kalau Pak Anand kami tembak, seluruh Indonesia dan dunia akan
bersujud pada Pak Anand dan Pak Anand akan akan jadi seorang Santo.
Sehingga yang kami lakukan adalah membunuh karakternya biar Pak Anand
dicaci-maki, dibenci dan ditinggalkan oleh para pengikutnya. Itu jauh
lebih kejam dari pembunuhan fisik. Saya bilang Oh Tuhan, My God. Itu yg kalian lakukan?
Ya, itu yg kami lakukan.
Dan kasus saya amati terus di televisi, bahkan saya dan teman-teman mengadakan terus Agni Hotra,
apa yg terjadi dengan Pak Anand. Ketika Pak Anand mau dimasukkan ke
penjara itu dengan oleh hakim itu, saya hubungi lagi teman saya itu.
Akan kalian apakan lagi Pak Anand?
Pak Anand nggak akan bisa keluar dari situ.
Nggak, Pak Anand akan keluar. Pak Anand akan keluar, saya yakin itu.
Dan ternyata beliau bisa keluar dengan selamat.
Jadi itulah rahasia yang baru pertama kali saya ceritakan depan
publik. Sesungguhnya saya tahu dari 4 tahun sebelum Pak Anand
dibegitukan ya, ternyata begini.
Pertanyaannya siapa selanjutnya, who’s next? Mudah-mudahan tidak ada lagi selanjutnya.
Untuk info dan data lebih lengkap klik di http://www.FreeAnandKrishna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar