Dimuat di Surat Pembaca, Suara Merdeka, Kamis/20 Juni 2013
Perubahan kurikulum Tahun Ajaran (TA) 2013-2014 telah berada di depan
mata. Alasan utama pemerintah menggantinya karena KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) dianggap terlalu membebani siswa. Dalam
konteks ini, penulis lebih setuju dengan pendapat Prof Dr Djamaludin
Ancok, ”kalau materi pembelajaran terlalu banyak, mestinya KTSP-nya
saja yang direvisi, sehingga kita tidak perlu mengganti kurikulum
secara keseluruhan”.
Selain itu, menurut hemat penulis, apa pun kurikulumnya ujung tombak
pendidikan tetap para guru. Kenapa? Para guru adalah penentu utama
transformasi kehidupan berbangsa. Bahkan setelah Hirosima dan Nagasaki
hancur lebur dibom oleh Sekutu dalam Perang Dunia II, Sang Kaisar
Jepang pun sontak bertanya: “Berapa guru yang masih kita miliki?”
Artinya, kemajuan sebuah bangsa memang berbanding lurus dengan
kualitas tenaga pengajar di sektor pendidikan.
Ironisnya, PGRI dan IKIP sebagai kawah candradimuka calon guru andal
justru ditutup. Pada tahun 2013 ini genap 24 tahun sudah pembubaran
Sekolah Pendidikan Guru (SPG), dan 17 tahun pascaperubahan Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) menjadi universitas.
Menurut Darmaningtyas, aktivis pendidikan dari Taman Siswa, penutupan
SPG dan perubahan IKIP merupakan desakan dari Bank Dunia (World Bank).
Kenapa? Sebab Bank Dunia menganggap bahwa lulusan SPG dan IKIP walau
memiliki keterampilan mengajar yang baik tapi minim penguasaan ilmu
dasar.
Oleh sebab itu, guna menyongsong perubahan kurikulum 2013, pemerintah
mesti membina secara intens 7 juta guru yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke. Caranya tentu dengan menggelar pelatihan (training)
sehingga para pendidik mampu secara efektif mengajar bidang studi
masing-masing.
Alhasil, kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
berkembang lebih optimal. Senada dengan tesis William W, “Guru
medioker kerjanya berceramah. Guru superior kerjanya
mendemonstrasikan otoritas. Guru terpuji kerjanya menjelaskan perkara
rumit dengan cara simpel. Guru hebat kerjanya menginspirasi”. Salam
pendidikan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar