Juni 16, 2013

Praksis Kepemimimpinan Kuno untuk Manusia Modern

Dimuat di HMINEWS.COM, Senin/17 Juni 2013

Judul: The Way of The Shepherd, Prinsip Sang Gembala, 7 Rahasia Kuno untuk Mengelola Orang Menjadi Lebih Produktif
Penulis: Dr. Kevin Leman dan William Pentak
Penerjemah: Denny Pranolo
Editor: James Yanuar
Penerbit: Visi Press Bandung
Cetakan: 1/ Juli 2010
Tebal: 116 halaman
ISBN: 9786028073332
Harga: Rp30.000

Ibarat tutup bertemu mulut botol, jika sidang pembaca sedang mencari jawaban atas pertanyaan, “Bagaimana cara memimpin bawahan agar tercipta satu tim yang kompak, loyal, dan produktif?” maka buku ini adalah jawabannya. “Prinsip Sang Gembala” berisi 7 pedoman kepemimpinan untuk mengelola individu-individu agar jadi lebih sinergis. Rumusannya sederhana, dalam ilmu managemen mutakhir 1 + 1  tidak selalu sama dengan 2, karena ternyata bisa menjadi 11 dan bahkan tak terhingga.

Salah satu prinsip utamanya ialah orang harus bebas dari rasa takut. Sehingga ia dapat berkreasi secara optimal. William Pentak pernah bekerja di sebuah bank selama 2 tahun pasca lulus kuliah S1. Tapi pada tahun kedua bank tersebut diguncang masalah keuangan. Setiap dua minggu sekali, ada  gosip beredar mengatakan bahwa bank tersebut akan memangkas jumlah pegawai. Alhasil, ia bekerja dengan penuh kekuatiran, pun takut kalau sewaktu-waktu dipecat. Penulis jadi tak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya di kantor.

Lantas, Dr. Newman selaku mentor Mc. Bride memberi alternatif solusi. Pemimpin harus bertindak seperti layaknya seorang gembala. Ia perlu memeriksa semua domba-dombanya. Bahkan dengan penuh kesabaran satu-persatu secara teliti. Dari kepala sampai kaki, apakah ada ulat di bulunya, apakah mereka sakit. Bagian kuku kaki domba juga diperiksa, apakah ada yang terkena infeksi. Selain itu, gembala yang baik senantiasa menyediakan padang rumput yang luas dan hijau. Ia pun memagari secara melingkar agar mereka terlindung dari ancaman binatang buas dan srigala jahat. Terakhir tapi penting, kolam air minum harus terisi penuh.

Ironisnya, dewasa ini banyak manager tidak bisa mengatur bawahan mereka. Sebab si gembala tak mengenal kawanan dombanya. “Jadi seorang pemimpin harus tahu bukan hanya status kerja mereka, tapi kondisi pribadi mereka. Banyak manager yang terlalu berfokus pada proyek bukan pada manusianya. Mereka hanya sibuk dengan pekerjaan bukan dengan pekerjanya.” (halaman 26). Padahal para pegawai ingin diperlakukan sebagai individu bukan sekadar angka statistik.

Tapi bukankah di era globalisasi yang sarat kompetisi ini target dan pekerjaan begitu penting? Berikut ini penjelasan yang masuk akal dari Dr. Newman, “Ya, memang benar demikian. Tapi ingat selalu bahwa pegawai kamu yang mengerjakan dan mencapai target-target tersebut. Mereka itu bukan benda mati, tapi makhluk hidup dan merupakan potensi terbesar dalam perusahaan.” (halaman 26). Banyak manager mengamini tesis tersebut, tapi berapa banyak yang sungguh melakoninya di lokus bisnis mereka?

Sistematika buku ini terdiri atas 7 bab. Mulai dari “Kenali Kondisi Domba Anda”, “Temukan SHAPE Kawanan Domba Anda”, “Tongkat Arahan”, sampai “Hati Gembala”. Semua dipaparkan lewat story telling (bercerita). Sehingga mudah mencerna pesan yang terkandung di dalamnya. Selain itu, tak ada kesan menggurui karena sekadar sharing pengalaman. Referensi utamanya ialah wawancara eksklusif antara penulis dan McBride, CEO General Technologies pada 12 April 1957. Kendati sudah lewat 6 dekade lebih, isinya tetap relevan diterapkan di abad ke-21 ini.

Salah satu istilah yang unik ialah SHAPE (Strength, Heart, Attitude, Personality, Experiences) alias kekuatan, hati, sikap, kepribadian, dan pengalaman-pengalaman. Kalau kekuatan lebih merupakan kemampuan (skill) maka hati (heart) merepresentasikan niat. Dr. Neuman menjelaskan secara gamblang, “Perusahaan yang penuh dengan orang pintar dan berbakat tapi tidak memiliki hasrat untuk bekerja sama saja bohong. Tak peduli seberapa berbakatnya orang tersebut, kalau ia tak memiliki komitmen untuk memanfaatkan bakatnya, percuma saja. Jadi saya selalu mencari orang yang memiliki hasrat. Kalau saya mempekerjakan mereka pada posisi yang tepat, mereka akan seperti peluru meriam yang melesat. Mereka akan melihat pekerjaan sebagai hidup itu sendiri dan bukan sekadar tempat mencari nafkah. Hal ini yang akan memberi perbedaan besar!” (halaman 33).

Khusus terkait kepribadian (personality), ada orang introvert ada juga yang extrovert, bukan? Begitupula dalam diri para pekerja, ada yang suka tantangan baru, ada yang tidak suka dengan perubahan. Sehingga apabila sebuah perusahaan sering merubah segala sesuatunya setiap 6 bulan sebagai proses rotasi, maka dalam seleksi karyawan harus dicari orang-orang yang suka tantangan baru dan siap menyongsong angin perubahan.

Buku setebal 116 halaman ini mengingatkan kita semua pada prinsip golden rule (aturan emas). Kalau kita mengharapkan yang terbaik dari bawahan, maka kita pun harus memberikan yang terbaik pada mereka terlebih dahulu. Sebab, “We get what we give,” kita senantiasa memperoleh apa yang kita berikan. Selamat membaca! (T. Nugroho Angkasa S.Pd, Kontributor Tetap di Majalah Pendidikan Online Indonesia http://mjeducation.co/)

1371434291835506142
Sumber Foto: visipress@visi-bookstore.com

Tidak ada komentar: