Juli 10, 2013

Lentera Penerang Jiwa

Dimuat di Majalah Hidup, Minggu/5 Mei 2013

Judul: Hidup Itu Anugerah
Penulis: Laurent Prasetya Pr
Editor: Hendra Prabawa
Penerbit: Pohon Cahaya Yogyakarta
Cetakan: II/ 2013
Tebal: 116 halaman
ISBN: 978-602-9485-14-1
Harga: Rp 13.000

Karya tulis ini relatif njawani. Dalam arti, banyak menggunakan filosofi Kejawen untuk menerangkan satu fenomena tertentu. Misalnya, orang yang sulit bersyukur cenderung memaksakan diri (ngaya). Selain itu, mereka juga menjadikan keserakahan sebagai berhala (ngangsa). Pun selalu memerhitungkan untung dan rugi (petung). Tatkala ketiga kecenderungan  tersebut bersekutu maka muaranya ialah penderitaan hidup (nelangsa) (halaman 35). Contoh yang tak perlu ditiru ialah kelakuan para koruptor. Ibarat meminum air laut, seberapa pun perutnya menggelembung tetap saja haus dan serakah merampas uang rakyat.

Sebagai solusi alternatif, Romo dari ordo Projo yang mengawali pelayanannya di Paroki St. Fransiskus Xaverius Kidulloji, Yogyakarta ini mengajak pembaca berterimakasih atas hal-hal sepele yang ada dalam keseharian ziarah hidup. Ia mengutip Mazmur 79:13, “Maka kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur untuk selama-lamanya, dan akan memberikan puji-pujian untuk-Mu turun-temurun.”

Seruan tersebut sejalan dengan penelitian ilmiah dr. Masaro Emoto, ungkapan cinta (love) dan syukur (gratitude) juga membentuk kristal air heksagonal yang indah. Salah satu tolok ukurnya ialah pola tidur. Tak hanya dari aspek kuantitas alias lamanya tidur, tapi juga pada kualitasnya. Orang yang penuh syukur, menjalani hidup dengan bahagia dan sepenuh hati. Alhasil, ketika tidur niscaya nyenyak tanpa mimpi (deep sleep). Kenapa? Karena terbiasa pasrah pada penyelenggaraan dan perlindungan-Nya (halaman 110).

Buku setebal 116 halaman ini ibarat lentera jiwa. Isinya niscaya menyinari hati pembaca yang sudi membuka diri dan berbagi pada sesama. Pilihan ada di tangan Anda, mau melihat hidup sebagai anugerah atau serapah. Senada dengan pendapat para bijak, “Manusia memang tak bisa menghentikan ombak, tapi kita bisa belajar berselancar.” Selamat membaca!

13734571881967855028
Sumber Foto: Dok. Pri

Tidak ada komentar: