Oktober 20, 2008

Atasi Krisis

Dimuat pada Rubrik Surat Pembaca, Harian Joglosemar, Senin/20-10-2008

Trauma krisis ekonomi 1998 masih melekat di benak kolektif bangsa ini. PHK besar-besaran terjadi, banyak sektor riil terpaksa gulung tikar, sistem perbankan nasional kolaps. Ironisnya, saat ini tragedi tersebut berulang kembali. Kita musti bertindak segera agar tidak menjadi siklus 10 tahunan (2008, 2016, 2024, dan seterusnya). Berikut ini beberapa kiat sederhana untuk mengatasi krisis.

Bagi yang mempunyai deposito tak perlu mengambil simpanan tersebut. Kenapa? karena jika kita mencairkannya, maka akan terjadi bank rush. Sebaliknya, bagi pialang yang memiliki saham, tak usah menjual saham atau turunannya. Mengapa? karena kalau kita menjualnya, maka harga saham di bursa efek pasti semakin ambruk.

Selain itu, tak perlu latah memborong dolar. Dengan memborong dolar otomatis harganya akan naik, sehingga nilai rupiah kian terpuruk. Akibatnya, harga barang impor juga akan semakin tinggi, sehingga inflasi di dalam negeri kian tak terkendali.

Oleh sebab itu, mari kita menggunakan produksi dalam negeri saja. Langkah sederhana ini akan menyelamatkan sektor riil kita, sehingga usaha-usaha kecil bisa terus berkembang. Sesuai teori efek domino, pilihan-pilihan sederhana tersebut akan berdampak luar biasa. Bayangkan jika semua anak bangsa berfikiran sama tentu akan terjadi konversi modal besar-besaran di bumi Indonesia.

Tidak ada komentar: