Resensi buku ini dimuat di harian Kedaulatan Rakyat Minggu 4/9/05.
Judul : Mengungkap Misteri Air
Mengubah Dunia dengan Kesadaran Baru
Penulis Bersama : Ir. Triwidodo Djokorahardjo, M.Eng
Nina Natalia, Ir Gede Merada, Anand Krishna
Penerbit : PT One Earth Media Jakarta
Cetakan : I, 2005
Halaman : xxxiv + 96 halaman
"Saya teringat sebuah kebiasaan di zaman dahulu di Jawa. Saat itu, orang tua yang hendak memanggil anaknya yang berada di luar kota cukup melakukannya dengan memanggil-manggil nama sang anak lewat sebuah genthong berisi air. Lewat air komunikasi antar manusia dapat dilakukan. Itulah Handphone untuk zaman dahulu..." (halaman 6)
Begitulah salah satu uraian tentang kebijaksanaan air dari salah seorang pembicara, Ir Triwidodo Djokorahardjo, Kepala Sub-Dinas Kerjasama Sumber Daya Air, propinsi Jawa Tengah dalam diskusi bulanan di Padepokan Spiritual Lintas Agama (One Earth-One Sky-One Humankind) Ciawi, Bogor pada tanggal 12 Maret 2005 lalu.
Buku ini merupakan dokumentasi diskusi mendalam tentang temuan Dr. Masaru Emoto yang berjudul The Hidden Messages in Water. Melibatkan para ahli dibidangnya masing-masing, Nina Natalia Direktur Operasi Yayasan Bina Usaha Lingkungan yang concern dengan konservasi lingkungan, Ir Gede Merada yang pernah bekerja dalam bidang eksplorasi energi selama belasan tahun, dan Anand Krishna seorang Guru Spiritual lintas-agama yang bergelut mencurahkan energi selama 15 tahun terakhir dalam dunia pendidikan holistik.
Dr. masaru Emoto lewat bukunya Messages From Water memberikan kabar baik pada dunia, tentang temuannya yang luar biasa. Lewat sebuah rangkaian proses yang panjang, ia menemukan bahwa molekul-molekul dalam air dapat dipengaruhi oleh pikiran, perkataan dan perasaan manusia.
Pada awalnya, Dr Masaru Emoto dan tim penelitiannya melakukan percobaan itu dengan cara mengambil cawan petri yang kemudian dibekukan selama 3 jam dalam suhu yang mencapai-20 derajat celsius. Hasilnya adalah terbentuknya butiran es di permukaan cawan petri sebesar 1 milimeter. Kristalnya akan terlihat ketika ada cahaya yang diarahkan pada bagian mahkota dari butiran es tadi.
Tak semua cawan petri akan menghasilkan kristal yang sama. Kadang ada yang tidak membentuk kristal sama sekali. Air kran dari Tokyo, hasilnya begitu mengecewakan. Tak ada satupun kristal terbentuk, menurut Dr Emoto penggunaan chlorine dalam dosis tertentu dengan tujuan membersihkan air dari berbagai kotoran dan benih-benih penyakit, justru menghancurkan struktur alami air. Sebaliknya air dari sumber alami seperti air zam-zam, Lourdes, Sungai Gangga senantiasa menampilkan bentuk-bentuk kristal hexagonal yang utuh dan indah.
Salah satu percobaan yang lain adalah dengan memperdengarkan musik kepada sebotol air minum dalam kemasa yang dibeli dari sebuah toko, menempatkannya di atas meja yang diapit oleh dua pengeras suara(speaker) dan diputarkan musik dengan volume yang secara normal digunakan oleh setiap orang.
Hasilnya sungguh sangat mencengangkan. Pastoral Symphony karya Beethoven, dengan alunan nada yang jelas dan bening, menghasilkan kristal-kristal sempurna yang sangat indah. Begitu pula dengan Symphony No 40 karya Mozart, yang merupakan puji-pujian untuk keindahan, membentuk kristal-kristal yang halus dan sangat elegan. Sementara Etitude in E, Op. 10 no 3 karya Chopin menampilkan detai-detai yang sangat indah. Kesimpulannya musik-musik klasik karya para Maestro dunia senantiasa menghasilkan bentuk-bentuk kristal yang berbentuk sempurna. Sebaliknya, air yang diperdengarkan musik heavymetal menghasilkan bentuk-bentuk kristal yang jauh dari sempurna.
Mengingat bahwa komposisi terbesar yang membentuk manusia dan bumi terdiri dari air dampak dari temuan ini menjadi sesuatu yang sangat penting bahkan menjadi semacam "kunci" untuk menciptakan sebuah dunia yang lebih baik. "Kalau pikiran, perkataan, perasaan manusia dapat mempengaruhi air disekitarnya, bukankah kita bisa mengubah dunia dengan cara yang sama?
Masih banyak pemahaman dan kesadaran baru yang muncul ketika membaca lembar-lembar buku ini. Setelah membaca buku ini saya langsung menempelkan kertas bertuliskan Love and Gartitude di galon air minuman di kamar kost, karena saya menyadari bahwa air mampu merespon perasaan dan pikiran yang kita sampaikan kepadanya. Menurut penelitian Dr Emoto ungkapan cinta dan syukur menghasilkan bentuk kristal yang paling indah. Saya berharap rasa cinta dan syukurpun turut mewarnai kehidupan sehari-hari.
Buku ini wajib dibaca oleh setiap orang yang mau belajar kebijaksanaan dari air. Namun hindari buku ini, jika Anda belum siap mengubah cara pandang tentang kehidupan secara revolusioner.
Judul : Mengungkap Misteri Air
Mengubah Dunia dengan Kesadaran Baru
Penulis Bersama : Ir. Triwidodo Djokorahardjo, M.Eng
Nina Natalia, Ir Gede Merada, Anand Krishna
Penerbit : PT One Earth Media Jakarta
Cetakan : I, 2005
Halaman : xxxiv + 96 halaman
"Saya teringat sebuah kebiasaan di zaman dahulu di Jawa. Saat itu, orang tua yang hendak memanggil anaknya yang berada di luar kota cukup melakukannya dengan memanggil-manggil nama sang anak lewat sebuah genthong berisi air. Lewat air komunikasi antar manusia dapat dilakukan. Itulah Handphone untuk zaman dahulu..." (halaman 6)
Begitulah salah satu uraian tentang kebijaksanaan air dari salah seorang pembicara, Ir Triwidodo Djokorahardjo, Kepala Sub-Dinas Kerjasama Sumber Daya Air, propinsi Jawa Tengah dalam diskusi bulanan di Padepokan Spiritual Lintas Agama (One Earth-One Sky-One Humankind) Ciawi, Bogor pada tanggal 12 Maret 2005 lalu.
Buku ini merupakan dokumentasi diskusi mendalam tentang temuan Dr. Masaru Emoto yang berjudul The Hidden Messages in Water. Melibatkan para ahli dibidangnya masing-masing, Nina Natalia Direktur Operasi Yayasan Bina Usaha Lingkungan yang concern dengan konservasi lingkungan, Ir Gede Merada yang pernah bekerja dalam bidang eksplorasi energi selama belasan tahun, dan Anand Krishna seorang Guru Spiritual lintas-agama yang bergelut mencurahkan energi selama 15 tahun terakhir dalam dunia pendidikan holistik.
Dr. masaru Emoto lewat bukunya Messages From Water memberikan kabar baik pada dunia, tentang temuannya yang luar biasa. Lewat sebuah rangkaian proses yang panjang, ia menemukan bahwa molekul-molekul dalam air dapat dipengaruhi oleh pikiran, perkataan dan perasaan manusia.
Pada awalnya, Dr Masaru Emoto dan tim penelitiannya melakukan percobaan itu dengan cara mengambil cawan petri yang kemudian dibekukan selama 3 jam dalam suhu yang mencapai-20 derajat celsius. Hasilnya adalah terbentuknya butiran es di permukaan cawan petri sebesar 1 milimeter. Kristalnya akan terlihat ketika ada cahaya yang diarahkan pada bagian mahkota dari butiran es tadi.
Tak semua cawan petri akan menghasilkan kristal yang sama. Kadang ada yang tidak membentuk kristal sama sekali. Air kran dari Tokyo, hasilnya begitu mengecewakan. Tak ada satupun kristal terbentuk, menurut Dr Emoto penggunaan chlorine dalam dosis tertentu dengan tujuan membersihkan air dari berbagai kotoran dan benih-benih penyakit, justru menghancurkan struktur alami air. Sebaliknya air dari sumber alami seperti air zam-zam, Lourdes, Sungai Gangga senantiasa menampilkan bentuk-bentuk kristal hexagonal yang utuh dan indah.
Salah satu percobaan yang lain adalah dengan memperdengarkan musik kepada sebotol air minum dalam kemasa yang dibeli dari sebuah toko, menempatkannya di atas meja yang diapit oleh dua pengeras suara(speaker) dan diputarkan musik dengan volume yang secara normal digunakan oleh setiap orang.
Hasilnya sungguh sangat mencengangkan. Pastoral Symphony karya Beethoven, dengan alunan nada yang jelas dan bening, menghasilkan kristal-kristal sempurna yang sangat indah. Begitu pula dengan Symphony No 40 karya Mozart, yang merupakan puji-pujian untuk keindahan, membentuk kristal-kristal yang halus dan sangat elegan. Sementara Etitude in E, Op. 10 no 3 karya Chopin menampilkan detai-detai yang sangat indah. Kesimpulannya musik-musik klasik karya para Maestro dunia senantiasa menghasilkan bentuk-bentuk kristal yang berbentuk sempurna. Sebaliknya, air yang diperdengarkan musik heavymetal menghasilkan bentuk-bentuk kristal yang jauh dari sempurna.
Mengingat bahwa komposisi terbesar yang membentuk manusia dan bumi terdiri dari air dampak dari temuan ini menjadi sesuatu yang sangat penting bahkan menjadi semacam "kunci" untuk menciptakan sebuah dunia yang lebih baik. "Kalau pikiran, perkataan, perasaan manusia dapat mempengaruhi air disekitarnya, bukankah kita bisa mengubah dunia dengan cara yang sama?
Masih banyak pemahaman dan kesadaran baru yang muncul ketika membaca lembar-lembar buku ini. Setelah membaca buku ini saya langsung menempelkan kertas bertuliskan Love and Gartitude di galon air minuman di kamar kost, karena saya menyadari bahwa air mampu merespon perasaan dan pikiran yang kita sampaikan kepadanya. Menurut penelitian Dr Emoto ungkapan cinta dan syukur menghasilkan bentuk kristal yang paling indah. Saya berharap rasa cinta dan syukurpun turut mewarnai kehidupan sehari-hari.
Buku ini wajib dibaca oleh setiap orang yang mau belajar kebijaksanaan dari air. Namun hindari buku ini, jika Anda belum siap mengubah cara pandang tentang kehidupan secara revolusioner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar