Pembalakan liar ”menyulap” hutan hujan tropis menjadi lahan kritis. Paru-paru dunia yang berfungsi untuk mengubah CO2 menjadi O2 kian langka di bumi Nusantara. Ironisnya, pemerintah justru membiarkan mafia perusak alam titipan anak cucu tersebut. Padahal PBB menandaskan bencana alam di pelbagai penjuru dunia saat ini terjadi karena tingkah-polah manusia yang tidak bertanggungjawab.
Imbas pemanasan bumi (global warming) sungguh membuat bulu roma merinding. Sepuluh juta penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir terancam nomaden karena abrasi pantai, bahkan 4.000-an pulau kita bisa tenggelam, last but not least 130 juta penduduk Asia-Afrika terancam kelaparan karena sinar UV (Ultraviolet) menjadikan tanah lebih kering.
Negara dunia ketiga tidak bisa lagi membiarkan negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Cina menutup mata terhadap fakta di atas. Musti ada aliansi bangsa Asia-Afrika untuk mendesak Paman Sam dan Negeri Tembok Raksasa meratifikasi Protokol Kyoto untuk mengurangi emisi GHG (Green House Gases) yang mencemari atmosfer bumi.
Akhirkata, bersama kita mampu mengatasi ancaman pemanasan global yang melanda peradaban umat manusia saat ini. Mari memulainya dari diri sendiri di lingkar pengaruh masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar